"Ini kamarmu. Mungkin sedikit lebih kecil dibanding kamar aslimu tapi paling tidak tempat ini nyaman dan bersih"
Sambil menarik koperku ke dalam kamar yang Tae tunjukkan, aku mengedarkan pandanganku ke seluruh ruangan. Aku tidak tahu seluas apa kamar Tee di apartemen pribadinya, tapi seperti yang Tae katakan, ruangan ini sangat bersih dan nyaman. Aku sama sekali tidak masalah menghabiskan waktuku yang singkat sebagai Tee di tempat ini.
"Terima kasih untuk bantuanmu, P'Tae. Kelihatannya aku benar-benar merepotkanmu"
Ia menggeleng dan tersenyum "Tidak masalah, Nong. Aku senang bisa membantu".
Setelah berkata demikian, Tae pun undur diri. Ia memberiku kesempatan untuk merapikan barang dan juga beristirahat. "Kalau kau perlu apa-apa, aku ada di kamarku" katanya sebelum menutup pintu dan meninggalkanku sendirian.
Tak menyia-nyiakan kesempatan, aku segera merapikan bajuku ke dalam lemari dan beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri, beruntung kamar ini memiliki kamar mandi di dalam.
Seusai membersihkan diri dan mengenakan pakaian yang nyaman, aku keluar dari dalam kamarku untuk mencari Tae. Aku merasa penasaran dengan kata-katanya tentang kami yang pernah menjadi Wayo, Kit, Ming, Beam dan Forth tapi sekarang tidak lagi. Apa maksudnya itu?
"P'Tae, apa kau sudah tidur" aku mengetuk pintu kamarnya perlahan. Walau sekarang baru jam 9 malam, tapi ia bisa saja sedang beristirahat karena kelelahan membantuku sepanjang siang ini.
Tapi ternyata tidak, tak berapa lama pintu kamarnya terbuka dan menampakan dirinya dengan tampilan santai. Berbalut kaus hitam polos, celana training abu-abu dan rambut yang terlihat berantakan, penampilannya membuat dadaku sedikit bergetar. Kalau pakaian Tae sebelumnya terlihat sangat modis, sekarang ia sangat mirip Forth.
Maksudku, bukannya Forth tidak modis, tapi gaya pakaian hitam dan santai ini adalah tipe yang selalu Forth kenakan saat ia di rumah. Ah... aku jadi semakin merindukan Forth.
"Aku belum tidur Tee. Apa kau memerlukan sesuatu? Apa kau lapar?" Tanya nya.
Aku menggelengkan kepala, Itu bukan alasan kedatanganku. "Aku ingin menanyakan beberapa hal" jawabku. "Aku hanya ingin tanya, kenapa P'Tae bilang aku pernah menjadi Beam tapi sekarang tidak lagi?"
Mendengar pertanyaanku, Tae membuka pintu kamarnya lebih lebar, seakan mempersilakanku untuk masuk. "mungkin akan lebih mudah kalau kau langsung melihatnya" ujarnya seraya berjalan mendekati meja yang berada di pojok ruangan.
Dari dalam salah satu lacinya, Tae meraih flashdisk dan menyodorkannya kepadaku "Novel yang sebelumnya kuberikan padamu, telah diadaptasi menjadi drama. Dan kita lah yang memerankannya"
Aku meraih flash disk itu dan memperhatikannya dengan seksama. Kelihatannya drama yang ia maksud ada dalam flash disk ini.
"Sebetulnya kau bisa mencari dramanya di internet, tapi karena kebetulan aku punya, kau bisa menontonnya dari situ"
Setelah mengucapkan terima kasih, aku segera kembali ke kamarku tanpa bertanya apa-apa lagi. Walau Tae berusaha mempertahankan raut muka tenang, aku tahu sebetulnya ia merasa tegang tiap kali aku mengajukan pertanyaan. Jadi untuk hari ini, kupikir sudah cukup aku mengganggunya.
Sebelum mulai memainkan drama itu, aku mencari sekilas informasinya di internet. Semua pemeran utamanya adalah wajah-wajah yang kukenali, tapi di dunia ini mereka dikenal sebagai God, Bass, Kimmon, Copter, dan Tae.
Wajah yang sama dengan nama yang berbeda. Nama-nama yang entah mengapa seperti pernah kudengar. Entahlah ... mungkin itu hanya perasaanku.
Setelah mendapatkan informasi singkat dan membaca sinopsisnya, aku pun menyalakan TV dan mulai menonton. Drama ini memiliki 12 episode dengan durasi 45 menit setiap episodenya, maka dengan perhitungan itu tak heran aku baru mematikan layar TV saat jam di ponselku menunjukan pukul 6 pagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Give Me Back My Life As Beam!!!
FanfictionDisclaimer: - This story is work of fiction. The story does not depict how the actors/actress live their lives nor does it reflect their personality in real life; - Any similarities of the story to real persons, places, and events is purely coincide...