Sebetulnya, dari awal Tae mengenalkan Sawana kepada Tee, ia sudah bisa merasakan ketertarikan pemuda itu kepada sahabatnya.
Dulu Tae tidak terlalu memikirkannya, karena selain Sawana tidak menaruh perhatian lebih pada Tee, Tee juga tidak pernah terang-terangan mengejar sahabat karibnya itu. Tapi hari ini hal itu tiba-tiba berubah. Tee tidak pernah secara frontal mengajak Sawana seperti ini.
"Kenapa kau mau mengajak Sawana?" tanya Tae menjaga ekspresi datarnya, ia tidak mau terlihat keberatan atau berprasangka yang bukan-bukan karena sejujurnya Tae juga masih belum tahu motif Tee mengajak Sawana.
"Kenapa? bukankah lebih banyak orang lebih seru? Kita bisa ajak P'Kim, Bass, dan Copter juga" sahut Beam yang masih mengunyah roti panggangnya.
Tae menaikan sebelah alisnya, ia tidak yakin kalau itu alasan utama Tee. Ia yakin mengajak Kim, Bass dan Copter hanya tambahan dari tujuan utamanya yang ingin mengajak Sawana.
"Baiklah, nanti aku akan memberitahu mereka. Seharusnya jadwal Kim, Copter dan Bass juga kosong besok" Tae tidak melihat alasan untuk menolak permintaan Tee, lagipula bukankah dengan menghabiskan banyak waktu bersama adalah cara yang cukup bagus untuk memulihkan ingatan Tee?
Beam terus saja melanjutkan sarapannya, ia menyadari tatapan menyelidik yang Tae pancarkan ke arahnya. "Karena ia menyukai Sawana, tentu saja Tae merasa waspada pada setiap pria. Tapi tenang saja, kali ini aku bertindak bukan sebagai saingan. Kali ini aku akan menjadi cupid yang menyatukan kalian berdua" pikir Beam dalam hati.
(***)
Setelah Tae berangkat pergi, aku bermaksud untuk memikirkan kembali rencana yang akan dijalankan besok, karena banyaknya masalah dan kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi aku harus memikirkan semuanya masak-masak.
Namun ternyata tubuhku menolak diajak bekerja sama, setelah tubuhku menyentuh ranjang, rasa kantuk langsung menyerang dan membuatku tertidur dengan lelap. Tidur yang menghasilkan mimpi terpanjang selama aku masuk ke dalam dunia ini.
Mimpi aneh dimana aku bisa melihat diriku, Tae, Sawana, Bass dan Kimmon yang tengah berdiri di pintu masuk taman bermain.
"Kemana Copter?" tanyaku yang ada dalam mimpi.
"Dia memilih untuk tidur, ke taman bermain hanya menghabiskan waktu istirahatnya yang berharga" jawab Kimmon.
Dalam mimpi itu, kami semua benar-benar merasa senang karena taman begitu sepi dan ada banyak wahana yang dapat dimainkan tanpa perlu mengantri. Tapi semenyenangkan apapun suasananya, aku di mimpi itu terus saja mengganggu momen kebersamaan Tae dan Sawana. Aku mendahului Tae yang ingin memberikan minuman dingin untuk Sawana, terus menerus mengobrol dan menarik perhatiannya.
Apa yang kurasakan dalam mimpi benar-benar serasa nyata, perasaan senang dan bahagia yang membuatku berteriak kegirangan seperti anak kecil saat menaiki Swing Carousel, dan juga rasa takut serta tegang ketika menaiki wahana roller coaster yang begitu menyeramkan. Di dalam mimpi aku juga melihat bagaimana Tae terlihat tidak sehat sesudah menaiki wahana itu.
"Sebetulnya aku tidak bisa naik wahana ekstrim seperti itu" kata Tae terlihat malu. Suaranya terdengar begitu pelan dan samar dalam mimpiku.
"Kalau begitu, bagaimana kalau kita naik Ferris Wheel saja?" tawar Sawana dengan nada suara yang begitu manis.
"Wah Ferris Wheel terdengar menarik. Maksimal untuk naik 4 orang kan? Aku ikut ya" potongku.
Scene yang kulihat itu benar-benar membuat hatiku panas karena jengkel. "Apa yang kau lakukan bodoh! Apa kau tidak tahu feris wheel itu untuk pasangan? kalau kau seperti ini terus, kau menghalangi hubungan Sawana dan Tae. Apa kau tidak ingin bertemu lagi dengan Forth?" aku menjerit dengan kesal sampai terbangun dari tidurku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Me Back My Life As Beam!!!
FanfictionDisclaimer: - This story is work of fiction. The story does not depict how the actors/actress live their lives nor does it reflect their personality in real life; - Any similarities of the story to real persons, places, and events is purely coincide...