31. Yang ketemu✓

662 132 48
                                    

Happy reading
🌟

Johnny lagi nyiapin mental Doy buat ke rumah depan. Diantara yang lain emang cuman Johnny yang bisa jadi pendukung mental Doy.

Waktu Doy ditonjok dan ditarik Sean, mereka semua lagi pesta didalam jadi gada yang tau insiden itu. Setelah Doy pulang dan di tegur oleh Terry karena wajahnya lebam barulah mereka sadar. John pun merasa bersalah karena semua orang sibuk dengan pestanya sedangkan Doy malah babak belur.

"Bang!" Tanya Doy yang lagi nungguin seblak pesanannya.

"Hmm?" Johnny lagi buka hapenya buat nyari tiket pesawat. Makannya agak sibuk sendiri.

"Kuatin gue yah." Tanya Doy dengan kondisi wajah yang sudah agak mendingan dari sebelumnya penuh lebam.

"Pasti!" Johnny mengelus pundak Doy kemudian mereka pun balik setelah membayar.

Setelah jalan untuk membeli alpukat, apel dan seblak merek berdua pun jalan ke arah rumah Candra. Setelah sampai didepan gerbang Doy ingin membuka gerbang namun ia berbalik dan malah menyebrang balik ke rumah kost.

"Eh mau kemana lu?" Kejar Johnny dan menangkap Doy sebelum masuk pagar kost.

"Abangnya sangar Bang!"

"Be man dude! Hadapin." Mendengar itu lagi Doy pun kembali menyebrang. Bagaimanapun dia tetap harus hadapi semuanya. Walaupun dari wajahnya dia masih takut akan amukan Sean season 2.

Saat Doy membuka pagar Sena juga keluar rumah dengan teman perempuannya. Tatapan mereka berjumpa. Doy baru ancang-ancang buat nyapa. Tapi malah Johnny yang bersuara.

"Annie?"

"Kak John?"

Sena dan Doy malah heran, karena sepertinya teman Sena dan John yang menjadi pusat semesta kini.

4 jam sebelumnya

Beberapa menit setelah Sena bertemu dengan Sean. Sebuah panggilan masuk ke ponsel Sena. Itu salah satu sahabatnya, Annie. Tidak ada yang tahu jika ia pergi menyusul Doy keluar kota kecuali Annie. Annie juga yang menemani Sena untuk pergi ke kota ini. Saat ini pun Annie masih menunggu kabar Sena bersama supir bandara yang masih bersama mereka.

"Hallo! Sen?" Annie menyapa setelah panggilan diangkat.

"Iya." Jawab Sena sekenanya.

"Gimana?" Tanya Annie, bagaimanapun meninggalkan Sena bukan pilihannya. Tetapi Sena sendiri yang meminta karena ia lebih nyaman bertemu secara empat mata.

"Lu masih di McD?" Bukannya menjawab Annie malah ditanya balik oleh Sena.

"Gak ini lagi nungguin pak supir tadi solat. Lu mau gue jemput?" Annie masih saja khawatir.

"Ga usah Ann. Gue ketemu Mas gue." Seketika pikiran Annie sudah melalang buana. Apa Sena baik-baik saja, apa kakaknya melakukan sesuatu.

"Hah? Mas Diaz atau Dimas?" Terkanya karena seingat Annie terakhir bertemu kakak Sena itu dirumahnya sebelum mereka berangkat tadi pagi.

"Bukan, Mas Sehan." Jawab Sena dan kembali Annie mengingat kalo Sena punya 3 kakak laki-laki.

"Kok bisa?" Tanya Annie makin penasaran, benar kata pepatah. Sepintar-pintarnya tupai melompat pasti akan jatuh juga. Walaupun tidak ketahuan oleh Dimas, bukan berarti hal serupa terjadi juga ke Sehan.

"Panjang. Gue ceritain besok yah. Ini Mas gue lagi ngomongin masalahnya sama temennya. Gue juga udah ketemu Edo."

"Terus?" Terdengar suara hembusan nafas panjang. Annie sadar sepertinya dia terlalu menodong Sena. "Gue kesitu yah?"

[Complete] KAWAN © 2020| AU Rocket SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang