Juli membuka lemari dinding didapur untuk mengambil beberapa lilin dan menyalakan apinya. Dibantu oleh Sekar dan Candra. Sedangkan Safa kini masuk ke kamar miliknya dan Sekar, untuk mengambil cairan pembersih untuk wajah Juli, ditemani oleh Sean yang bantu bawain kapas.
Kai sendiri kembali ke kamar miliknya dan Sean untuk mengambil sesuatu.
Saat semua lilin telah dinyalakan, dan semua penghuni sudah berkumpul. Kai membawa sesuatu seperti botol dan tumpukan kartu.
"Kita main truth or dare yah!"
Wajah mereka terlihat bingung namun mereka tetap duduk di kursi sambil menikmati seduhan teh dari Sekar dengan ballpoint serta beberapa lembar kertas cover ukuran telapak ditangan mereka.
Sean duduk didekat kulkas, disampingnya Safa, Kai, Juli, Candra, lalu Sekar. Mereka saling lihat satu sama lain. Masing-masing mereka harus menuliskan sebuah tantangan lalu pertanyaan. Bebas diluar konteks asal tidak perlu mengeluarkan uang serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku.
Kai selesai terlebih dahulu diikuti oleh Safa, Candra, Juli, Sean. Sedangkan Sekar yang terakhir karena ia bingung harus menulis apa dan akhirnya dibantu oleh Sean dan Sekar percaya-percaya saja atas sarannya.
"Oke kita gambreng buat nentuin siapa yang mutar duluan.", Kata Sean sambil melihat wajah setiap orang di meja makan ini.
"Okeh, gambreng!" Pimpin Kai dan semua hasilnya hitam. Mereka melakukannya lagi. Tangan Kai mengeluarkan telapak sedangkan yang lain punggung.
"Oke! Gue!"
"Apaan? Lu item itu!"
"Sialan lu, gue keluarin putih ye!" Emosi Kai Karena Sean rajin sekali memperolok pigmen kulit eksotis kelebihan melanin miliknya. Ya Jan salahin mata Sean juga, kan gelap emang karena mati listrik.
"Gamreng!" Pencarian giliran pun berakhir dengan urutan setelah kai yaitu, Safa, Sean, Candra, Sekar dan yang terakhir Juli.
Mereka ingin permainan teratur, atas permintaan Juli makanya mereka melakukan gambreng sebagai pemutar botol.
"Gue mulai." Aba-aba Kai lalu memutar botol dengan semangat dan hampir membentur lilin untungnya tangan gesit Sekar menyelamatkan benda beralas gelas itu.
Botol pun berakhir di Kai sendiri. "Ihh ulang-ulang masa gue nanya diri sendiri!"
"Walaupun kembali ke lu lagi, tapi kan pertanyaan ama tantangan dari yang lain." Kini Juli menginterupsi agar Kai tidak neko-neko dalam bermain.
Dia memang sudah sangat mengantuk, namun berhubung listrik belum menyala, ia jadi sedikit emosian.
"Sans aja kali, ngegas amat." Mulut Kai sudah maju karena sebal diomeli oleh Juli.
"Buruan tantangan apa tanya?" Kini Sean yang bertanya ada Kai.
"Biar seru gue mau tantangan!"
Sean pun mengambilkan kertas tantangan dari tumpukan dikanan Juli karena tumpukan pertanyaan ada pada Sekar.
"Salim tangan orang yang ada disamping, lalu bilang "maaf lahir batin, Oma!" Baca Sean.
"Ihh apaan tuh ngga asik!" Kini malah Kai yang tidak terima pada dare yang menurut pria yang kini memicingkan bibirnya itu, kurang seru.
"Udah pilih aja, Safa apa Juli yang jadi Oma lu?" Candra mulai tidak sabaran karena tingkah Kai.
"Siapa sih yang nulis itu?" Kai kembali berargumen, kan gue mau yang seru.
"Cepetan gih nih." Karena Kai yang bertele-tele Juli pun memberikan tangannya agar permainan dapat dilanjutkan kembali.
"Ayo cucu Omma, Salim dulu gih!" Kini Safa terbahak sambil memukul bahu Kai.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Complete] KAWAN © 2020| AU Rocket SKY
FanficStarted June 2020 Rank on June 2021 №2 on #joyhun №2 on #seulkai №9 on #wenyeol 6 anak manusia yang harus menjadi hero untuk diri mereka sendiri. ---- "Sekar!" teriaknya. Tapi ternyata gadis itu sudah berada diujung lapangan tanah terbuka sambil...