"Jadi gimana?" Tanya Juli saat Sekar masuk berbarengan dengan Kai, dan juga Candra yang baru pulang kerja.
"Gimana apanya?" Tanya jawab Kai yang kini melepaskan jaketnya.
"Sorry gue nanya Sekar, hehehe." Juli cuman cengengesan lalu menarik Sekar duduk di sofa depan tv.
"Alhamdulillah, tadi begitu ngelamar langsung diterima. Makannya pulangnya sore." Jelas Sekar sambil duduk santai seperti Juli dengan badan yang saling berhadapan.
"Bagus deh. Jadi lu ngga dirumah mulu kasian kan sendiri." Juli ikut senang dengan pencapaian Sekar.
"Lu udah keterima?" Tanya Kai.
"Iya di salon dekat ruko Indoapril yang kemarin baru buka itu." Jawab Sekar sambil menunjuk arah dimana tempat kerja barunya. Kai cuman manggut-manggut lalu ikut duduk untuk menyalakan tv.
"Nggajadi di Indoapril nya?" Tanya Kai dengan mata yang kini mengganti channel berita petang.
"Mereka nyari yang lebih muda makanya aku ngga keterima." Jelas Sekar dan tanggapan Kai hanya menganguk. Merasa bahwa kau sedikit mengabaikannya Sekar jadi mengingat pasal tempe lagi.
"Maaf yah Kai. Keknya ngga bisa ngurusin tempe kamu lagi ini." Sesal Sekar mengingat jika dia harus kerja 8 jam tiap harinya dan sepertinya akan susah menyisihkan waktu untuk membantu Kai.
"Ngapapa, lagian gue juga sibuk di kantor kasian juga elunya ngaduk tempe sendiri hari-hari." Tutur kau agar gadis bermonolid itu tidak merasa bersalah lagi.
"Tadi yang ngatar lu sampe depan rumah siapa?" Kai mengingat sesuatu saat tadi keluar dari mobil Candra dan mendapati Sekar keluar dari mobil.
"Ohh itu. Boss tempat aku kerja. Baik orangnya." Jelas Sekar sambil mengeluarkan kedua jempolnya
"Pantesan kok elu keluar dari mobil sedan. Kirain apa." Kata Kai lagi lalu menyematkan sepuntung rokok dibibirnya.
"Emang kamu kira apa?" Tanya Sekar penasaran karena kata-kata Kai yang menggantung.
Juli yang menyadari Kai akan merokok didekat mereka pun menegur pria berkulit gelap itu dengan berdeham.
Mendengar Juli yang menyinggung dirinya.
"Kirain gadun." Jawab Kai asal lalu beranjak untuk merokok diluar.
"Ehh mulutnya. Sekar masih polos yah jangan diajarin macem-macem." Omel Juli namun pria itu sudah keluar dan tidak mengindahkan Juli.
"Gadun apaan sih?" Sekar penasaran.
"Udah jangan didenger itu bukan hal penting."
🌃🌃
"Iih Kai, kenapa ngerokok disini sih?" Kaget Safa mendapati Kai yang sedang ngerokok di daun jendela sambil menikmati pemandangan dari sana.
"Kan hari ini giliran gue bersih-bersih emang. Mau lu piket sendiri." Kai pun kembali mengambil sapu rumah dan meneruskan kerjanya setelah menghisap rokok itu dan menghembuskan asapnya keluar jendela.
"Ya tapi ngga sambil ngerokok juga dong." Kembali Safa menaikkan nada suaranya sambil berkacak pinggang.
"Baunya itu loh." Dan kini telunjuk tangan kanannya sudah menunjuk Kai. Serta suara yang tidak kalah tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Complete] KAWAN © 2020| AU Rocket SKY
FanfictionStarted June 2020 Rank on June 2021 №2 on #joyhun №2 on #seulkai №9 on #wenyeol 6 anak manusia yang harus menjadi hero untuk diri mereka sendiri. ---- "Sekar!" teriaknya. Tapi ternyata gadis itu sudah berada diujung lapangan tanah terbuka sambil...