"Siapa yang paling lama pakai WC?" Kai membacakan truth dari putaran botol milik Sean.
"Nah hayoloh, siapa?" Juli kini melirik mereka semua.
"Juli." Seru Sekar padahal pertanyaan ini untuk Kai.
Kai pun setuju, "Iya bener baru inget gue.""Hah kok gue?" Juli tidak terima.
"Iya soalnya gue kadang ampe pinjem WC anak kost kalo udah elu yang di kamar mandi.", Ujar Sean juga memanasi, karena setelahnya ia berusaha menahan tawa.
"Hah serius?"
Semua pada manggut-manggut menyetujui jawaban Sekar, Kai serta Sean.
"Yaudah. Jan diulang lagi yah." Kini Safa seperti berbicara dengan anak muridnya. Karena nada suaranya melembut.
"Oke giliran Candra." Sean memberikan botol ke Candra. Tangan besar pria itu pun mulai memutar benda kaca tersebut.
Botol mengarah ke Safa.
"Dare!" Belum sempat Safa memohon untuk meminta Candra lunak padanya, pria tersebut sudah menembak dengan suara besar nan beratnya.
Mata Safa cuman bisa memutar malas, dan mengambil kertas dare di meja.
"Lakukan nyanyian burung kakak tua, tapi giginya ngga boleh keliatan." Suara Safa semakin mengecil hingga ia menyadari keadaan apa yang akan menimpanya.
"Sialan jelek banget darenya." Serunya begitu tanganya spontan menghempas kertas itu ke meja.
"Hayoloh Safa!"
"Muka jelek lu akhirnya ketahuan." Kai dan Sean berujar bersamaan namun intinya mereka kini memanas-manasi gadis yang kini memegang pipinya untuk pemanasan."Awas ada yang rekam yah!" Safa menunjuk satu persatu wajah orang-orang disekitarnya. Karena dia tau, isi kepala penghuni rumah ini.
"Lama bet dah." Juli yang paling excited karena dialah yang menulis dare ini.
"Janji dulu, gue ngga mau jadi perawan tua gegara kalian." Maksud Safa disini adalah, jika nanti wajah aibnya tersebar maka dia tidak akan laku-laku untuk menikah.
"Nggapapa, ntar kalo lu ngga laku biar si Candra aja yang nikahin." Sean menunjuk Candra yang berada di sebrang mereka. Niatnya becanda tapi muka Safa udah merah duluan.
"Iya iya nih dah gue taruh." Kai yang sejak awal heboh merekam hampir seluruh kegiatan malam ini pun meletakkan gadget nya.
Safa menarik nafas panjang, lalu lirik kanan kiri. "Ya Allah semoga yang nulis dare sialan ini bakal lebih sial!"
Belum mulai Sean sudah tahan tawa karena doa dari Safa, sedangkan Juli kini mengetukkan kepalan tangannya ke kepala dan meja makan secara bergantian agar doa buruk itu tidak dijabah.
"Amit amit, jangan di jabah ya Allah!" Pinta Juli.
Safa mulai menjepit bibir atas dan bawahnya kedalam menutupi giginya.
Sekar kini menutup wajahnya karena tidak kuat akan kejadian selanjutnya.
"Buwung Koko towo." Baru bait pertama dan kini Tawa mereka pecah sepecah-pecahnya.
"Hinggap dijendewa." Karena Safa merasa teman-temannya ini sudah dekat, dia tidak merasa malu sedikitpun tapi merasa menghibur mereka merupakan kesenangan baginya juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Complete] KAWAN © 2020| AU Rocket SKY
FanfictionStarted June 2020 Rank on June 2021 №2 on #joyhun №2 on #seulkai №9 on #wenyeol 6 anak manusia yang harus menjadi hero untuk diri mereka sendiri. ---- "Sekar!" teriaknya. Tapi ternyata gadis itu sudah berada diujung lapangan tanah terbuka sambil...