34. Yang ngantar jemput✓

689 132 183
                                    

Happy reading
🌟
Btw Sean di mulmed udah kek Intel ganteng di toktik 🤭

Suara riuh orang-orang yang kini telah bernyanyi di dapur tak menganggu kegiatan antara sepasang muda-mudi yang kini tengah berada didalam kamar terbesar di rumah ini.

Keduanya kini duduk berdua dilantai kamar sambil berhadap-hadapan.

Baik Candra maupun Safa keduanya sama-sama diam. Candra yang mengajak pun jadi mati kutu pasalnya tadi dia begitu spontan menarik tangan Safa masuk ke kamarnya saat semua orang sibuk berbenah.

"Jadi?!" Keduanya mengeluarkan kata itu bersamaan.

"Kamu duluan!" Pinta keduanya bersama pula.

"Okeh kamu dulu." Mendengar hal itu Safa pun mengatakan apa yang ada di otaknya.

"Okeh, tolong dengerin! Jadi aku mau minta maaf soal, sifat aku yang keterlaluan beberapa Minggu ini. Dari masalah yang kita ketemu mantan kamu di kampus. Lalu masalah aku suka marah-marah ga jelas, aku yang manja dan caper ini. Terus masalah aku yang minta kamu jadi tunangan aku buat nipu orang. Bagaimanapun, Aku udah ngajak kamu buat dosa. Jadi aku minta maaf yah!"

"Udah?" Tanya Candra memastikan jika kini Safa sudah selesai dengan hal yang ingin ia ungkapkan ke Candra. Safa pun menjawab, "Sudah." Membuat Candra kini menarik nafas dalam dan menggenggam kedua tangan Safa membuat yang digenggam agak kaget.

"Pertama, soal ketemu mantan aku. Itu beneran ngga keduga sih. Jadi wajar kamu marah. Apalagi kata-kata yang dia keluarkan juga ga pantes diucapkan maupun didengar." Safa hanya diam, kini ia berusaha menjadi pendengar yang baik seperti yang di lakukan Candra.

"Soal cincin ini. Niatnya sebelum ketemu kamu dan dia ga selingkuh, ini memang buat dia. Cincin ini punya Nenek aku. Ini khusus diberikan buat bakal mantu perempuan di keluarga kita sebelum pernikahan. Jadi ini ngga bakal selamanya karena harus diturunkan dan digantikan dengan cincin pernikahan." Jelas Candra sambil mengelus cincin yang masih berada di jari manis Safa.

"Kedua, aku tau kamu itu perempuan hebat yang ga suka kalo hutang Budi sama orang lain. Tapi kamu -." Candra agak bingung mendeskripsikan hubungan antara mereka berdua. "Intinya. Aku ngga bakal biarin hal buruk terjadi sama kamu. Karena aku merasa kamu itu juga tanggung jawab aku. Jadi walaupun harus nipu orang, kalau itu bisa nyelamatin kamu. Kenapa ngga?" Candra kini mengelus kepala Safa dan memijit bahunya dengan tangan kanan.

"Ketiga, masalah Yoan." Mendengar hal itu Safa mau narik tangannya, tapi Candra dengan cepat menahan karena jika tidak dibicarakan sekarang bisa-bisa mereka perang dingin lagi.

"Dengerin dulu!" Pinta Candra menempelkan dahi mereka.

"Dia cuman junior aku. Aku ngga ada apa-apa sama dia." Mata Safa masih setia untuk melihat kebawah sedangkan Candra sedari tadi ingin melihat mata Safa.

"Kalaupun ada juga ngga apa kali. Bukannya kamu juga masih single." Kata Safa dengan nada suara bergetar. Candra pun merendahkan tubuhnya untuk menangkap pandangan Safa.

"Terakhir, aku suka orang lain."
"Siapa?"
"Kamu."
Kejadian itu begitu cepat, kata-kata Candra seperti sulit diproses oleh otak Safa yang aslinya encer tapi malah susah masuk. Bukan tanpa alasan, hal itu terjadi karena kini bibir Candra sudah menempel pada kening bersurai milik  Safa. Kekagetan gadis itu bahkan masih bertahan saat tubuhnya dipeluk oleh Candra.

Tok tok

Ketukan pintu itu membuat Candra melepaskan pelukannya.

"Bang Candra anak kost pada mau pamit nih." Mendengar hal itu Candra pun meninggalkan Safa yang masih terduduk didepan cermin di kamarnya.

[Complete] KAWAN © 2020| AU Rocket SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang