19. Yang rambut pendek✓

747 145 47
                                    

Sebelum baca ada baiknya kasi bintang dulu yah, makasii

Part ini agak panjang, semoga ga bosan.







Safa sudah berdiri didepan cermin hampir setengah jam. Memutar badannya ke kanan lalu ke kiri, kemudian melakukannya lagi ke arah berlawanan dengan tempo yang hampir seragam.

"Camtik kok." Sean melewatinya lalu mencuci tangan di cucian piring.

"Emang gue pernah jelek?" Suara Safa tegas, wajahnya pun tidak menampakkan wajah bersahabat.

"Nyesel gue. Makasii kek." Cibir Sean lalu meminum air yang dia ambil setelah mencuci tangan tadi.

"Yan?" Panggil Safa dengan isyarat telunjuknya. Namun tidak lepas dari dirinya di cermin.

"Hmm?" Sean menjawab sekenanya karena bibir gelas masih menempel pada bibirnya.

"Yanto!" Kini suara Safa lebih besar dan menekan. Membuat Sean yang sedang minum menyemburkan airnya.
"Lu Jan ikut-ikutan Candra dong ahh!" Marah pria pucat susu itu.
"Lah gue cuman manggil nama KTP lu doang kok." Kekeh Safa lalu melet mengolok Sean dari cermin didepannya.

"Biasa juga Sean lu ahh." Sean pun datang kesamping Safa dan bertanya, "Ngapa?"

"Ke salon Sekar yuk." Ini pertama kali bagi Safa berfikir untuk pergi ketempat itu. Setelah sekian lama akhirnya ia berfikir untuk melakukan perawatan yang beberapa tahun lalu tidak pernah absen di jadwal mingguan nya.

Perkataan Safa membuat Sean berfikir keras, ngapain dia pergi ke tempat yang sepertinya tidak akan pernah menjadi destinasi untuknya? apalagi bersama Safa.

"Ngapaiiiin?" Sean auto ngegas membuat Safa menjawabnya dengan suara yang tidak kalah lantang.
"Lu kan aktor. Perawatan kek!"

"Lu ngajakin gue nyalon?" Sean memastikan lalu menatap wajahnya di cermin.

"Ga Deng. Mana ada yang mau nyoblos kalo lu nyalon." Candaan garing yang keluar dari mulut Safa itu membuat Sean geleng-geleng.

"Hehe lucu lu. Gue balik dah." Tangan Sean sudah memegang kenop pintu namun kaus nya ditarik oleh Safa.

"Molor woii kaos gue." Omel pria itu lalu menunjuk jemari Safa yang masih mencengkeram kausnya.

"Becanda Deng. Antar aja deh, kalo lu ngga capek sii." Pinta Safa setelah melepas kaos berlambang buaya mangap itu.

"Yaudah ganti baju dah lu."
"Okay."

"Dari mana lu?" Tanya Candra pada Sean yang baru masuk kedalam rumah melalui pintu garasi.

"Dari salon Sekar." Jawab Sean santai lalu cuci tangan di dapur.

"Emang dia udah pulang?" Candra masih memasuk-masukkan bajunya kedalam mesin cuci.

"Belum. Nganterin Safa nyalon." Ujar Sean lalu mengambil remot dan membuka channel tv.

"Hah? Dia mau jadi anggota DPR." Candaan tidak asing ini membuat Sean jengah.

"Hahaha, cocok lu bedua. Receh!" Mendengar kata berdua dari Sean membuat Candra berfikir sebentar lalu tertawa.
"Hehehe. Terus Safa mana?"

"Gue tinggal." Sean menjawab dengan mata yang masih fokus dengan tv didepannya.

"Loh kok ditinggal sih?" Candra bertanya lagi.

"Dia yang minta loh." Sean terus meladeni pertanyaan Candra.

"Terus kapan dijemput?"
"Katanya pulang sama Sekar."

"Dia gak kuliah?" Ke kepo an Candra akhirnya membuat Sean jengah.

[Complete] KAWAN © 2020| AU Rocket SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang