17. Yang main iklan ✓

651 126 31
                                    

Juli baru pulang shift malam sedangkan tv diruang tengah masih menyala. Setelah salam dan masuk sambil menenteng tas bahu miliknya. Juli menangkap sosok kakak laki-lakinya sedang berbaring dengan tangan yang menyilang menutupi wajahnya.

Rumah sepi mengingat ini sudah pukul 12 pasti setiap manusia dirumah ini udah pada tidur. Termasuk kakaknya yang tadi berjanji akan menunggu kedatangan gadis itu untuk menuturkan sesuatu. Tapi percuma kakaknya pun sudah terlelap kini.

Saat ia ingin mematikan tv dengan remote. Suatu adegan di iklan tengah malam itu menangkap atensinya.

"Sean?" Tanyanya pada diri sendiri. Ia pun mengambil ponsel pintar miliknya dan merekam adegan berlari ala-ala adegan action matrix lalu berakhir dengan logo salah satu perusahaan tembakau diakhir.

"Owalah pantes ngga pernah keliatan. Iklan rokok ternyata. Hehehe." Juli bermonolog sendiri sambil menyimpan kembali ponselnya kedalam jaket lalu mengambil selimut dari kolong sofa dan memakaikan benda lembut itu kepada kakaknya.

Setelahnya ia pun mengunci pintu dan masuk untuk menyusul yang lain ke alam mimpi.




















"Gue tau!" Pekik Juli saat menjemur pakaiannya bersama Sean dibawah terik matahari pagi ini.

"Tau apa lu?" Ujar Sean lalu menyusun kolor nya di bagian dalam tiang jemuran.

"Rahasia elu." Jarak antara kedua alis Sean menyempit seiring kata itu keluar dari bibir tebal Juli.

"Rahasia apaan?" Kegiatannya sedikit terhenti sejenak sedangkan Juli masih menyusun beberapa kaus serta celana pendeknya disisi yang berbeda dari milik Sean.

"Ada deh. Pajaknya dulu!" Tangannya membuka didepan dada Sean, membuat pria pucat susu itu menepuk lalu kembali berjongkok mengambil isi keranjang miliknya.

"Dih apaan gaje." Kembali Sean menyelesaikan menjemur pakaian serta kemeja kotak-kotak miliknya.

"Lu bukannya dapat iklan?" Kini Juli mendekat dengan tangan dipinggang.

"Iklan apaan?" Sean masih sibuk mengibas kutang ke arah Juli agar gadis berdaster itu tak mengambil jarak lebih dekat.

"Hadeuh. Pelit amat lu. Itu loh iklan rokok siji,loro,Pitu alias dji ro tu. Lu ngiklan lagi kan yah?"

"Ooh heheh iya."

"Ngapa muka lu? Iklan terakhir itu yg pelayanan KB bukan sih?" Juli kembali mengingatkan iklan yang biasanya hadir tiap subuh atau di jam-jam yang tidak umum untuk tayang.

"Udah gausah di bahas itu mah!" Keranjang Sean udah kosong dan ia berjalan menuju kamarnya. Sedangkan Juli masih sibuk dengan keranjang miliknya yang kini sisa se per empat.

"Hehehe. Ntar malam kita rayain yah?"
Dan hanya dibalas anggukan pria itu sebelum hilang menuju kamar yang sudah seminggu ini ia tempati.


















Jam menunjukkan pukul dua. Sekar sedang menyapu sisa rambut yang baru saja dipotong oleh teman kerjanya. Karena ia belum mahir memotong ataupun menata rambut dia hanya jadi asisten bersih-bersih kadang juga bertugas melayani pembeli skincare dan make up di salon Krystal.

"Kar. Abis ini temenin aku warnain rambut di kaca 5 yah!" Pesan salah satu karyawan senior kepada Sekar yang baru saja menggantung sapu dan serokan.

"Baik mba." Jawabnya lalu mengikat rambut dan mengenakan masker juga sarung tangan sambil berjalan menuju tempat dimana ia dimintai tolong tadi.

Ibu-ibu pelanggan berkacamata bulat itu pun tertidur sambil menyatukan kedua tangannya diatas perut.

"Mba bagian ini diginiin yah?". Karena rambut si ibu kacamata cukup panjang dan tebal ada beberapa bagian yang harus diperhatikan lebih.

[Complete] KAWAN © 2020| AU Rocket SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang