Kai hari ini rencananya pen bikin ikan bakar. Tau sendiri kan kulkas mereka isinya tempe semua siapapun pasti enek kalau makan hal yang sama berhari-hari. Karna merasa bersalah Ia pun mengajak Sekar nyari Cacing di tanah terbuka deket masjid perumahan mereka.
"Masi jauh ini Kai?", tanya sekar sambil menenteng ember biru juga topi pantai yang dibekali oleh Safa tadi.
"Udah deket kok, ehh tadi bawa sekop kecil nda?", tanya Kai sambil menurunkan tongkat pancing a.k.a jorang serta box umpan buatannya.
"Bawa kok, nih.", Sekar menyodorkan ember yang nantinya akan ia isi ikan. Itupun kalau dapat.
"Lu tunggu sini aja ngadem, gue cari umpan.", kai berujar sambil menunjuk meja duduk dibawah pohon ketapang dibelakang sekar.
"aku ikut aja deh.", ujar sekar karna tak ingin ditinggal sendirian, mana lagi sepi karna bocah-bocah yang biasa main gundu jam segini masih pada molor karna hari minggu.
"Jangan disitu banyak angsanya pak haji, suka nyosor.", sekar cuman liatin kai yang lagi ngasih alasan.
"Ntar lu disosor emang mau, tangannya yang pegang joran malah matuk ubun-ubun sekar. Ngebuat cewe sipit itu mengangkat bahu karna kaget.
"Aku kuat lari kok.", ujar sekar lagi sambil narik belakang kaus dalem putih kai yang emang tipis itu. Memberi isyarat kalo emang dia ngga mau ditinggal.
Kai ngeliatin sekar dari atas kebawah lagi, itu cewe pakai celana gombrong sebetis. Keknya ngga akan rempong kalo emang diajak lari.
"Yaudah, awas yah kalo disosor gue tinggal lu.", kai memperingatkan lagi.
"Iya, ayo cepat ntar keburu panas!", kini malah sekar yang memimpin jalan.
Akhirnya mereka pun sampai ditujuan. Sekar mencari ditanah terbuka dekat sumur mesjid, setaunya cacing suka daerah lembab yang banyak rumputnya. Sedangkan kai mencari didaerah dekat pohon mahoni.
Lagi asik mengeruk-ngeruk tanah dan dapat 5 cacing berukuran sedang, kai mendengar suara soang yang pastinya berasal dari angsa. Dan benar saja angsa berbulu putih abu dengan paruh hitam sedang membuka sayapnya lebar dan berjalan ke arah kai.
Ralat seperti lebih mirip berlari, kai yang panik langsung terduduk dari jongkoknya dan mundur setengah ngesot sambil berusaha menjauh.
"Sekar!" teriaknya. Tapi ternyata gadis itu sudah berada diujung lapangan tanah terbuka sambil lompat-lompat. Mungkin dia sedang gemas karna bukannya lari Kai malah ngesot.
"Kai! Lari!", dasar ngapa malah Kai yang mau disosor angsa. Bukannya tadi dia berlagak sok jantan dengan melarang Sekar ikut dengannya dan menakut-nakuti gadis itu.
Panik akhirnya Kai membuang umpannya dengan harapan angsa jantan itu akan lebih tertarik dengan cacing ketimbang dia.
Saat angsa itu lengah dan menuju umpan, Kai pun meraih jorang yang disenderkan dipohon mahoni dan berlari secepat kilat menyusul sekar yang kini ikut berlari menjauh.
"Kar! Tunggu!", kejar Kai saat berlari melewati setapak sempit.
"Buruan Kai, ntar angsanya nyosor lagi.", Sekar masih berlari menjauh.
Sekar memepercepat larinya, sepertinya gadis ini dulunya atlit lari bahkan dia sudah sampai di empang duluan.
"Duh lu kayak Flash aja. Capek gue ngejarnya.", Kai memegang lututnya sambil menstabilkan degup jantungnya yang memompa gila-gilaan. Yang pertama karena angsa yang kedua gara-gara diajak marathon jarak pendek sama Sekar.
"ples apaan? Itu badan ngga papa? Ada yang luka ngga kai? Lu ngesotnya dimana tadi? Ngga kena ranjau kan?", Sekar malah memborbardir Kai dengan pertanyaan.
"ada yang disosor ngga?", kini sekar memutari Kai dan melihat dengan seksama.
"Udah ah Ngga ada", muak Kai karna Sekar mulai berjongkok melihat kaki Kai.
"tapi . . .", ujar Kai setelah mundur agar keluar dari atensi Sekar.
"tapi apa?", Sekar curiga apa jangan-jangan Kai malah ngompol sangking takutnya.
"Umpannya malah dipalak ama si soang, jadi keknya kita ngga pake cacing deh", ungkap Kai membuat Sekar senyum mencurigakan.
"Kirain apa. Kalo umpan mah tenang aja. Nih aku tadi dapat banyak disumur.", pamer sektar dengan menunjukkan gelas plastik bekas minuman ale-ale yang berisi cacing tanah hampir setengahnya.
"walah hebat juga lu.", kagum Kai sambil menerawang gelas itu.
"Iya dong, kalo ginian doang ama Sekar mah pis of kek", Sekar meniru gaya Safa kalo lagi ngeremehin sesuatu. Emang namanya kalo udah tinggal bareng kelakuannya bakal mirip-mirip.
"dih sok Inggris lu.", remeh Kai pada Sekar yang emang ngga pernah belajar Inggris secara formal.
"Biarin", Sekar mengolok sambil menjulurkan lidahnya persis seperti Juli kalo lagi berantem ama Candra.
"Gih masuk. Karna aku yang dapet umpannya. Traktir pop mie yah.", seenak jidatnya Sekar meminta, eh memerintah maksudnya. Kai yang emang lagi payah mah nurut-nurut aja."ngeh ndoro ajeng.", sebenernya Sekar ngga ngerti tapi karna Kai lagi nyatuin tangan dan seperti memberinya penghormatan ia pun menganggap itu persetujuan.
"ok lego!" Sekar pun memimpin jalan menuju ke empang.
Muka kai yang abis dikeruk buat neraktir ngeteh dan makan pop mie di empang.
Sekar yang udah kayak ular sawah karna kekenyangan makan 3 cup pop mie ama teh es 2 gelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Complete] KAWAN © 2020| AU Rocket SKY
FanfictionStarted June 2020 Rank on June 2021 №2 on #joyhun №2 on #seulkai №9 on #wenyeol 6 anak manusia yang harus menjadi hero untuk diri mereka sendiri. ---- "Sekar!" teriaknya. Tapi ternyata gadis itu sudah berada diujung lapangan tanah terbuka sambil...