39. Yang gitu deh✓

680 126 50
                                    

Sekar megang kepalanya sambil mijitin pelipisnya. Beberapa kali ia memejamkan mata kemudian kembali melihat penampilan Sean yang sedang berseragam serba hitam dengan senjata lengkap kini tengah mengambilkannya air mineral botol.

"Minum dulu." Sean berkata sambil berjongkok didepan Sekar dengan posisi Gadis itu sedang duduk di kursi memanjang.

"Terimakasih." Sekar meminum sedikit dari botol yang sebelumnya dibukakan oleh Sean.

"Anda pasti kaget. Sabar yah, disini dulu. Kalo ntar ditanya-tanya, jawab sesuai dengan apa yang anda tau aja, oke?" Sekar cuman ngangguk, Sean mau meninggalkan Sekar namun tangannya ditahan.

Tanpa mengatakan apapun Sean pun mengambil tempat disamping Sekar dan bersender pada dudukannya berusaha membuat Sekar nyaman dan tenang sebelum gilirannya memberikan kesaksian.

Saat keluar dari ruangan itu Sekar menangis dan mengambil beberapa tas berisi pakaiannya.
"Mulai sekarang anda menjadi tanggung jawab BIN dan saya harap kita bisa berkerjasama." Sean menyodorkan tangan kanannya.

Ddok ddok ddok!

Sekar terbangun matanya langsung membesar menangkap langit-langit yang kini semakin familiar. Pengharum ruangan yang sudah tidak asing bagi Sekar.  Serta suara leher kipas angin tua yang bergerak bolak-balik sepanjang malam.

"Kar? Udah bangun kan? Aku jogging dulu yah?" Suara Juli terdengar dari luar kamar.

"Iya hati-hati!" Jawab Sekar dengan suara serak setelah memijakkan kakinya ke lantai kamar.Ia ingat ini hari libur baginya dan Juli. Artinya mereka harus bersih-bersih rumah.

Tangan Sekar membuka pintu yang tak  terkunci itu. Dari jendela dapur terlihat Juli sudah menutup pagar rumah dan mulai menghilang ke arah kanan.

Kembali Sekar teringat pada mimpi panjang yang sepertinya tidak pernah muncul lagi setelah terbiasa di rumah ini.

Namun keberadaan Yeni di salon kemarin membuatnya kembali memimpikan hal paling mengerikan yang pernah ia rasakan seumur hidupnya.

Sekar hampir saja menjadi korban perdagangan manusia dan dijual kepada bar-bar atau tempat hiburan malam.

Sekar termasuk saksi kunci yang dapat memberatkan hukuman para penjual wanita itu. Bahkan Sekar sudah melihat siapa ketua dan juga penadah para wanita yang akan di jual ke klub malam dan rumah prostitusi saat itu.

Yang perlu Sekar lakukan kini hanya hidup senormal mungkin dan menghindari orang-orang yang mungkin saja bisa membawanya kembali ke lingkaran setan itu.

Namun sialnya Yeni muncul dengan membawa sekelibat ingatan buruk yang muncul tiba-tiba.

Kemarin

Sekar menyelesaikan perawatan rambut yang telah memakan waktu hampir 3 jam itu. Terpaksa janji Sekar dengan Sean untuk pengintaian dibatalkan.

"Widih hebat juga lu. Udah mahir aja." Puji Yeni pada Sekar setelah melihat hasil kerja gadis itu.

"Iya. Tapi ngapain mba sampai ke salon? Bukannya udah mahir yah ngecat rambut sendiri?" Tanya Sekar karena tentu saja daripada membuang uang untuk pergi ke salon mending warnain sendiri dirumah.

"Ya gimana yah. Daddy gue itu pengennya gue ga repot gitu. Daripada gue bingung kan ngabisin duit doi. Ya udah ke salon ini aja." Nada suara Yeni sedikit angkuh apalagi dengan tangan yang kini sibuk memperbaiki rambut yang sebenarnya sudah sangat rapi karena baru selesai di blow.

"Daddy?" Tanya Sekar mendengar kata asing ditelinga nya.

"Oh sorry lu ga tau yah Daddy itu apa?" Yeni tersenyum mengejek dengan alis yang membuat wajahnya kini seperti ibu-ibu hobby Julid.

[Complete] KAWAN © 2020| AU Rocket SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang