44. Yang sahur✓

644 121 90
                                    

Sahur pertama di bulan ramadhan diisi dengan kehebohan dari Juli dan Candra yang udah bangun dari jam dua. Mereka jalan buat belanja Fitzahat dan juga beberapa smoothies di Serabak.

"Safa Sekar ayo sahoooooor!" Gedor Juli. Namun belum ada jawaban akhirnya gadis itu pun masuk sambil bawa tutup panci dan wajan lalu di pukulkan bersamaan seperti Simbal.

"Ayok sahoor!" Jerit Juli sambil memukulkan Simbal Made in kitchen miliknya.

Berbeda dengan adiknya, Candra membangunkan kedua sohibnya dengan cara berbeda. Semalam ia mendownload video terlarang dari deep web KamuTube untuk kedua lelaki beda warna, warna kaus maksudnya.

Mereka tidur sekamar setelah nonton bola itu mendapatkan serangan di sepertiga malam.

Tepatnya telinga kiri milik Sean dan telinga kanan milik KAI mendapat bunyi-bunyian ghoib dari hape Candra.

Mata Sean langsung membesar. Badannya langsung bangun. Matanya mengerjab beberapa kali. Ekspresi pria pucat itu begitu lucu membuat Candra terbahak. Sean mengambil sepatu KAI di rak dekat pintu dan berniat menggetok hape Candra. Tapi Candra lebih cepat dan malah menempelkan benda kotak itu ketelinga KAI dan membuat KAI berteriak.

"Akkkkh ampuuun!" Sean dan Candra yang sempat kejar-kejaran sampe kaget dan melihat KAI usap-usap mukanya. Melihat Sean dan Candra lagi tindih-tindihan gegara rebutan hape membuat KAI bertanya-tanya.

"Lu bedua kalo belok jangan di kamar gue Napa?!" KAI menendang pantat Sean sampai beneran nempel ke badan Candra.

"Ayo sahur!" Juli nerobos kamar disamping kamar mandi dalam itu dan ngelihat pemandangan Sean Candra yang emang udah nempel kek siput dan pagar itu.

"Astagfirullah Abang. Pantes aja ngga laku-laku." Mendengar hal itu Candra langsung ngelempar badan Sean ke KAI yang masih nempel di ranjang.

"Anjir gue mimpi di tindih makhluk ghoib. Ternyata malah elu!" Juli pun menutup pintu setelah mendengar hal itu dari KAI.

Safa dan Sekar keluar bersamaan dari kamar mandi setelah mencuci muka mereka dan berjalan bersusun ke meja makan.

"Wah Pizza!" Safa yang emang dari kemarin pengen pun akhirnya kesampaian hari ini untuk makan makanan Italia itu.

"Minum dulu!" Sekar menahan tangan Safa yang udah ngambil pinggiran keju.

"Oh iya hehe!" Ujar Safa kemudian berdiri untuk mengambil air di galon. Saat ingin kembali tempat nya malah diambil oleh Sean yang kini udah bertopang bahu sambil merem.

"Ihh Sean tempat gue." Omel Safa pada Sean yang duduk diantara Sekar dan Juli itu. Tangannya menggoyang tangan dan membuat kepala yang tertopang itu menghantam meja kayu cukup keras dan membuat mata Sean membesar berbanding terbalik pada kawanan yang kini melihatnya horor terutama Safa.

"Mmmh mata gue langsung seger!" Ujar Sean. Juli langsung menangkap wajah Sean dan memperhatikan wajahnya jikalau ada apa-apa.

"Iya tapi jidat lu benjol." Ujar Juli setelah menekan sedikit dahi kiri Sean.

"Safa. Sini aja kenapa?" Tanya Candra yang ada disamping Juli yang kebetulan meninggalkan tempat terakhir diantara KAI dan dirinya.

"Tapi enakan disini deket kipas." Pinta Safa lagi.

"Safa, gegara hasrat berkipas anda saya terluka!" Sean mengeluarkan kalimat sakratis miliknya.

"Oke. Maafin yah Bapak Yanto. Saya salah karena sudah menyakiti anda. Saya akan menahan hasrat ingin berkipas dan duduk di kursi paling pojok deket cucian piring yang kadang kalo orang lewat kepala saya bakal ketoyor." Mendengar hal itu keluar dari mulut Safa membuat Candra mengambil nafas dalam lalu berdiri. Membuat Juli kaget karena kakaknya yang jangkung kini menutupi dirinya yang lagi liatin Safa.

[Complete] KAWAN © 2020| AU Rocket SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang