'Keep your promise and be consistent
Be the kind of person others can trust.'-Roy T.Bennett.
Bagaimana dia bisa mendapatkan alamat rumahku? Bagaimana bisa dia berubah pikiran? Dia pasti tidak hanya sekedar berbalas budi, dia pasti punya niatan lain. Pasti dia mengasihaniku, apa Fazza berpikir dia bisa memeras ku? Buku diary itu- Fazza mengambil sebuah ancaman dengan buku itu!
"Tapi," Ia ingat bagaimana raut muka Fazza saat Amaiya membuka kan pintu untuknya, tatapannya pada Amaiya hangat dan terlihat ..
... tulus.
"... apa dia benar-benar ingin meminta maaf padaku?" Amaiya menatap atap kamarnya sambil menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal.
"Kenapa sulit sekali meminta maaf" Amaiya mendengar ucapan Fazza itu. Mungkin Fazza tulus meminta maaf padanya, hanya saja Fazza tidak tahu caranya.
Jika dipikir-pikir, apa mungkin Fazza berniat buruk padanya setelah gumaman itu terdengar Amaiya?
"Perangai Fazza sulit ditebak!" Amaiya mendegus frustasi.
Tetapi ego terlanjur terluka. Perkataan menusuk Fazza tidak bisa dilupakan, semalaman perkataan itu terngiang-ngiang ditelinga Amaiya, tidak mudah untuk dimaafkan. Walaupun Fazza sudah melakukan apapun.
"Tidak percaya! Aku tidak akan datang besok, Fazza pasti mempermainkan ku."
•~•~•
Keesokan harinya.
Amaiya melihat bagaimana Fazza bersikap seperti biasanya pada semua orang, dia juga pura-pura tidak melihat saat Amaiya berdehem padanya.
"Beri tepuk tangan untuk mereka dengan nilai terbaik dalam tugas mandiri yang ibu berikan kepada kalian minggu lalu," seru Bu Ussi di kelas. "2 nama dengan tulisan terbaik yang saya panggil silahkan maju ke depan." Bu Ussi membenahi letak kacamatanya, membaca nama di sebuah kertas ditangannya.
Lalu dengan senyum bangganya menoleh ke bangku milik Amaiya.
"Amaiya Birawa," Bu Ussi memanggil."Dan, Fazza Shahzeed teman baru kalian!"
Para siswi bersorak ria mendengar nama Fazza disebut.
"Pada keracunan apesih mereka, buat kuping gue budeg aja." Sahut Lina yang menahan kantuk sejak tadi.
"Dua murid ini adalah salah satu contoh kalian agar kalian bisa ~
Bu Ussi memberikan wejangan atas baiknya tugas mereka kali ini. Amaiya melirik Fazza yang menatap lurus kedepan.
KAMU SEDANG MEMBACA
F A Z Z A (End)
Novela JuvenilHujan di luar semakin deras. Amaiya lihat tubuh Fazza bergetar, air matanya yang berusaha ia tahan sekarang menetes juga, lelaki itu nampak menarik napasnya dengan panjang. Terlihat ada sesuatu yang menahannya untuk berbicara. Namun tak lama setelah...