"Alon-alon nek maem."
Nenek menegur Amaiya yang begitu lahap memakan sebuah donat, sebelum donat itu ditelan ia mengambil satu donat lagi.
Begitulah Amaiya jika tentang makanan apalagi yang rasanya manis, itu adalah surga.
Toh, Amaiya tidak pernah bingung dengan berat badannya ataupun penampilannyanya. Yang dia utamakan adalah sebuah kenyamanan, bukan soal pendapat orang lain.
Amaiya tidak mengikuti trend seperti anak muda zaman sekarang. Memegang ponsel pun hanya ada perlunya saja. Dia lebih memilih bercumbu dengan buku dan imajinasinya.
Juga soal makanan dia adalah nomer satu.
"Nggak berubah berubah, padahal tahun depan udah 18 tahun." Mamanya menggeleng melihat tingkah Amaiya.
Ya, setelah beberapa hari ini Amaiya mengadu rindu kepada kedua orang tuanya. Akhirnya Ayah dan Mamanya pulang ke kampung halaman berniat menjenguk putri semata wayang mereka, Amaiya.
Kemarin malam mereka membuat kejutan dengan datang secara tiba-tiba membawa banyak sekali hadiah untuk kakek, nenek, dan Amaiya.
Timur dan Salma tentu sangat bahagia bisa bertemu dengan keluarganya setelah hampir setengah tahun bekerja di Ibu Kota mengurus bisnis makanan indonesia yang mereka kelola, mereka menyiapkan bahan bahan dari Indonesia dan dikirim ke negara dimana restoran makanan Indonesia itu berada. Agar menjamin cita rasa khas Indonesia.
"Ini enak sekali!"
Terhitung Amaiya menghabiskan hampir setengah kotak donat itu sendirian.
Kakek dan nenek tentu sibuk berbincang dengan orang tua Amaiya.
"Peminat nya makin banyak, Alhamdulillah... apalagi cabang di London sama Korea, bahkan jadi salah satu rujukan restoran terbaik."
Pagi ini, Ayah Amaiya -Timur Birawa akan mengantar Amaiya pergi ke sekolah.
"Nanti ayah ngantar kamu, pakai motor kayak biasanya." Timur mengelus kepala Amaiya disahut anggukan karena mulutnya sibuk mengunyah.
"Jangan lupa bawa buat teman-temanmu disekolah, masih ada stok banyak di sini." Mama Amaiya menengahi.
Amaiya bergegas mengambil sekotak donat dari meja dan dimasukkan dalam tanselnya. Sedangkan mulutnya masih mengunyah donat itu.
Ayahnya sudah keluar mengambil motor dan menghidupkan mesinnya.
"Cepat, nduk!" Seru Ayahnya dari luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
F A Z Z A (End)
Teen FictionHujan di luar semakin deras. Amaiya lihat tubuh Fazza bergetar, air matanya yang berusaha ia tahan sekarang menetes juga, lelaki itu nampak menarik napasnya dengan panjang. Terlihat ada sesuatu yang menahannya untuk berbicara. Namun tak lama setelah...