Happy reading!
~
'Beberapa orang menganggap hujan adalah kebahagiaan, sebagian lagi hanya mengabaikannya.'
"Amaiya!!"
Seorang gadis menoleh mendengar namanya disebut, suara itu berasal dari ambang pintu menampilkan 2 temannya yang berseru memanggil namanya.
Gadis dengan kepangan sederhana itu menghampiri mereka.
"Chasa, Widya, ada apa?"
"Lo ngga baca pengumuman yang ada di mading?"
Kening Amaiya mengerut mendengar ucapan Widya.
"Cepat sana lihat, lo pasti seneng nanti!" Seru Chasa, kemudian Amaiya segera berlari melewati koridor sekolah yang banyak lalu lalang siswa-siswi di sana.
Dia sampai ditempat mading sekolah dipajang, lalu dengan napas memburu dia membaca tulisan pengumuman yang ada di sana.
Lomba memperingati hari jadi SMA Garuda Jaya 20th.
Senyum Amaiya mengembang seketika.
Dia melihat akan ada banyak lomba di peringatan hari jadi sekolahannya nanti.
Memasak, menari, cerdas cermat, menulis artikel dan yang membuat Amaiya senang adalah; lomba berpuisi!
Dan yang membuat semangatnya berkobar adalah hadiah yang diberikan kepada pemenang lomba puisi adalah tiket gratis ke luar negri selama seminggu!
Walaupun Amaiya adalah anak 11 IPS3 dengan wali kelas super galak bernama Bu Ussi yang sedang keluar kota sekarang. Bu Aina, salah seorang guru Sejarah Indonesia sangat mendukung potensi berpuisi Amaiya.
Seluruh orang tahu jika Amaiya adalah pecinta karya sastra itu, sudah lama dia mengharapkan agar sekolahnya ini mengadakan perlombaan semacam ini untuk mengasah skill murid-murid.
Walaupun hanya sekedar perlombaan puisi tahunan tapi Amaiya lebih tak sabar lagi karena juri dari perlombaan nya adalah Gibran Susilo. Salah satu dosen sastra ternama di kota ini.
•~•~•
"Lo denger ngga? Gue tadi nguping kalo disekolah kita bakal ada anak baru! Di kelas kita lagi!" Lina, teman Amaiya pecinta kopi dan dangdut itu mulai bersuara di kelas.
Jam pelajaran kosong, karena Bu Ussi tidak dapat hadir, dan ketua kelas mereka, Kartik, juga enggan memanggil guru piket.
"Gue denger lagi sih, dia ganteng." Lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
F A Z Z A (End)
Teen FictionHujan di luar semakin deras. Amaiya lihat tubuh Fazza bergetar, air matanya yang berusaha ia tahan sekarang menetes juga, lelaki itu nampak menarik napasnya dengan panjang. Terlihat ada sesuatu yang menahannya untuk berbicara. Namun tak lama setelah...