Amaiya menguap bosan di dalam bioskop yang sedang menayangkan film cinta anak remaja didepannya, disampingnya ada Bhatara yang terlihat serius menontonnya.
"Aktrisnya kayak kurang mendalami peran, ya. Masak aktingnya nangis kayak masih dibuat-buat." Kritik Bhatara.
"Hmm," Singkat Amaiya sambil menggaruk tengkuknya bosan.
Sebenarnya sejak tadi dia tidak menikmati alur ceritanya, pikirannya entah melayang kemana, yang pasti hari ini sangat membosankan baginya.
Pagi-pagi Bhatara sudah mendatangi rumahnya, nenek menyambut hangat Bhatara dengan mengatakan bahwa Bhatara sama tampannya dengan Fazza. Neneknya ini ada-ada saja.
Kemudian mereka pergi ke cafe yang katanya favorit Bhatara, Amaiya tak begitu menyukai kopi, selain pahit menurutnya kopi membuat jantungnya berdetak cepat. Amaiya menolak untuk meminum kopi yang namanya Americano. Dan akhirnya memilih tidak minum di sana.
Setelah keluar, Bhatara mengajaknya ke bioskop dan ternyata pria ini sudah memilih film apa yang akan mereka tonton.
Dan, di sinilah mereka berapa sekarang.
"Walaupun tadi akting aktrisnya ngga terlalu menghayati, ceritanya seru banget! Gue ketagihan nonton lagi, deh!" Cerita Bhatara setelah mereka keluar dari bioskop membawa sisa popcorn ditangannya.
Amaiya tak tahu harus menjawab apa, dia hanya memberikannya seulas senyum.
"Sekarang, kan, lo bilang kalo ngga mau ke mall. Gue tau kok mana tempat yang bikin lo seneng." Bhatara mengeluarkan senyum bangganya.
"Kemana?"
"Toko buku Dream Books." Suara Bhatara sedikit berbisik.
Senyum Amaiya seketika merekah, ia ingat jika bulan ini dirinya tidak bisa pergi dengan Tita karena anak itu begitu sibuk.
"Sungguh?"
"Gue ngerti kesukaan lo, kok, Ya. Sekarang kita kesana sekarang, ayok!" Bhatara menaiki motor gede-nya.
Amaiya tidak menyangka bahwa Bhatara ternyata setahu ini tentang tentang apa yang disukai dirinya, ia pikir dia akan menunjukkan dunianya saja. Ternyata Bhatara tetaplah Bhatara yang diidam-idamkan Amaiya selama ini.
Mereka lalu mulai meninggalkan bioskop dan pergi menuju toko buku yang berada dipusat kota.
Perasaan Amaiya kini berubah gembira, ia tak sabar berdiskusi buku mana yang akan dibeli pada Bhatara yang pasti itu akan menyenangkan.
"Hai, Ali!" Sapa Amaiya melihat Ali sedang sibuk dengan ponselnya.
"Amaiya! Panjang umur, gue baru aja mikir lo sama temen lo kok ngga dateng-dateng, sekarang akhirnya," Sambut Ali senang. Lalu matanya mencari sesuatu.
"Mana Tita? Ngga ikut?" Lanjutnya bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
F A Z Z A (End)
Teen FictionHujan di luar semakin deras. Amaiya lihat tubuh Fazza bergetar, air matanya yang berusaha ia tahan sekarang menetes juga, lelaki itu nampak menarik napasnya dengan panjang. Terlihat ada sesuatu yang menahannya untuk berbicara. Namun tak lama setelah...