'No one is meet by accident'
-j.b.
•~•~•Beberapa hari setelah kejadian itu.
Amaiya berjalan lebih cepat melewati gerbang sekolah yang hampir ditutup, dia meminta maaf pada satpam dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi, hari ini dia hampir terlambat karena mobil kakek mogok ditengah jalan.
Amaiya terpaksa berlari kurang lebih satu kilometer ke sekolah. Dan saat tiba pak satpam hampir menutup gerbangnya dan Amaiya memohon.
Suasana halaman sekolah sudah sepi, dan sialnya bangunan kelas Amaiya berada di paling belakang sekolah, samping gudang dan kamar mandi. Amaiya memutuskan berlari.
Dia mengendap-endap ketika melewati kantor guru, sedikit membungkuk di bawah jendela dengan hati-hati.
"Amaiya."
Amaiya tahu betul dari mana suara itu berasal, itu suara Bu Aina.
"M-maaf Ibu, saya tidak akan mengulanginya lagi, tadi saya--"
"Kebetulan kamu di sini, masuklah." Bu Aina menyuruh Amaiya masuk.
"I-iya Bu." Amaiya menjawab dengan ragu ragu.
"Saya masih ada urusan di luar kira-kira setengah jam, ada anak baru di kelas kamu, suruh dia memperkenalkan diri lalu pilih tempat duduk buatnya, ya." Jelas Bu Aina membuat Amaiya lega, biasanya Bu Aina paling anti dengan murid terlambat.
"Baik, Bu." Amaiya mengangguk, lalu melihat sekeliling bermaksud mencari dimana calon teman sekelasnya tersebut.
"Dia di luar, sedang membaca mading." Bu Aina tahu apa yang dipikirkan Amaiya.
"Tapi sebagai hukuman telat, Ibu minta nanti kamu bersihkan satu rak perpustakaan." Sela Bu Aina membuat Amaiya meringis.
•~•~•
Amaiya mencari batang hidung anak itu, Ia menemukan seseorang yang membelakangi menghadap mading sekolah, Amaiya menghampirinya.
Dia sangat tinggi, Amaiya membatin.
"Kau, murid baru?" Kata Amaiya.
Dia menoleh, lalu menatap Amaiya yang sudah di sampingnya.
Wajahnya sangat bersih, hidungnya panjang, rambutnya hitam, bibirnya dipahat indah dan lihatlah matanya yang sangat nayanika.
Nayanika, adalah nama bahasa sansekerta yang berarti mata yang indah dan mempunyai daya tarik.
Mata itu dalam, kelopak mata yang se-legam arang. dibarengi alis yang tebal membuatnya sangat elok untuk dipandang, bingkai bulu matanya lebih lentik dari Amaiya, wajahnya dipahat benar benar menyerupai seorang pangeran. Sejenak dirinya terpesona oleh pria itu.
Tatapan matanya sangat indah meski terlihat dingin, binar keindahan yang dipancarkan seperti indahnya mutiara yang dikeluarkan dari kerang, sangat memukau.
"Bu Aina menyuruhku untuk membawamu ke kelas. Aku satu kelas denganmu." Ujar Amaiya. Lalu segera berjalan di depannya dan dia mengikutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
F A Z Z A (End)
Teen FictionHujan di luar semakin deras. Amaiya lihat tubuh Fazza bergetar, air matanya yang berusaha ia tahan sekarang menetes juga, lelaki itu nampak menarik napasnya dengan panjang. Terlihat ada sesuatu yang menahannya untuk berbicara. Namun tak lama setelah...