Malam harinya, Pesta Halloween berlangsung meriah. Semua anak tampak senang. Hanya saja, rasa senang itu segera berganti menjadi panik.
Setelah pesta selesai, semua kembali ke asrama masing-masing. Tetapi ketika mereka tiba di koridor yang di ujungnya ada lukisan si Nyonya Gemuk, tempat itu sudah penuh sesak dengan anak-anak.
"Minggir, minggir, beri aku jalan," terdengar suara Percy, dan dia menerobos kerumunan dengan lagak penting. "Kenapa macet? Masa tak ada yang ingat kata kuncinya— maaf, aku Ketua Murid..."
Kemudian, keheningan melanda, merambat dari anak-anak yang di depan, sehingga seluruh koridor sunyi menegangkan. Mereka mendengar
Percy berkata, dengan suara yang mendadak tajam, "Panggil Profesor Dumbledore.Cepat!"
Semua kepala menoleh. Mereka yang berdiri di belakang berjingkat.
"Ada apa?" tanya Ginny.
Saat berikutnya, Professor Dumbledore tiba, bergegas menuju lukisan. Anak-anak Gryffindor berimpitan untuk memberinya jalan. Anna bergerak mendekat untuk melihat ada apa.
Si Nyonya Gemuk sudah menghilang dari lukisan-nya, yang telah disayat-sayat begitu kejam, sehingga irisan kanvasnya bertebaran di lantai, robekan-robekan besar telah direnggutkan sampai lepas dari piguranya.
Dumbledore memandang lukisan yang telah dirusak itu, dan ketika berbalik dengan muram, dia melihat Profesor McGonagall, Lupin, dan Snape bergegas mendatanginya.
"Kita harus mencarinya," kata Dumbledore. "Profesor McGonagall, tolong cepat temui Mr Filch dan minta dia memeriksa semua lukisan di kastil untuk mencari si Nyonya Gemuk."
"Kalian beruntung kalau bisa menemukannya!" kata suara terkekeh.
Peeves si hantu jail melayang naik-turun di atas ke-rumunan dan tampak riang gembira seperti biasanya jika ada musibah atau ketakutan.
"Apa maksudmu, Peeves?" tanya Dumbledore tenang, dan cengiran Peeves berkurang sedikit. Dia tak berani mempermainkan Dumbledore. Maka dia ganti berkata dengan suara licin, yang tak lebih baik dari kekehnya.
"Malu, Yang Mulia. Dia tak mau dilihat orang. Berantakan sekali. Aku melihatnya berlari menyebe-rangi pemandangan alam di lantai empat, Sir, menyelinap-nyelinap di balik pepohonan. Menangis tersedu-sedu," kata Peeves riang. "Kasihan," dia menambahkan, tapi tak meyakinkan.
"Apakah dia bilang siapa yang melakukannya?" tanya Dumbledore pelan.
"Oh ya, Profesor-Kepala," kata Peeves, dengan gaya seakan memeluk sebuah bom besar. "Dia marah sekali ketika si Nyonya Gemuk tidak mengizinkannya masuk." Peeves jungkir-balik dan nyengir kepada Dumbledore dari antara kakinya sendiri. "Galak benar si Sirius Black itu."
~•~
Professor Dumbledore menyuruh semua anak Gryffindor kembali ke Aula Besar. Sepuluh menit kemudian mereka disusul anak-anak Hufflepuff, Ravenclaw, dan Slytherin, yang semuanya tampak amat kebingungan.
"Para guru dan aku perlu mengadakan pemeriksaan menyeluruh di kastil," Profesor Dumbledore menjelaskan kepada mereka sementara Profesor McGonagall dan Flitwick menutup semua pintu masuk ke Aula Besar.
"Demi keselamatan kalian sendiri, kalian terpaksa harus menginap di sini. Aku ingin para Prefek menjaga semua pintu masuk ke aula ini dan aku menunjuk Ketua Murid Laki-laki dan Perempuan untuk menjadi penanggung jawab. Gangguan dalam bentuk apa pun harus segera dilaporkan kepadaku," dia menambahkan kepada Percy yang kelihatan amat bangga dan berlagak penting. "Kirim kabar lewat salah satu hantu."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕬𝖓𝖓𝖆 𝕻𝖔𝖙𝖙𝖊𝖗 | 𝐓𝐡𝐞 𝐀𝐧𝐢𝐦𝐚𝐠𝐮𝐬
FanfictionLiburan Musim Panas, Irene mengundang Anna ke rumahnya. Entah kenapa, tiba-tiba Anna mengusulkan sesuatu agar ia dan Irene bisa menyelinap keluar asrama dan mengawasi Harry. Namun, satu per satu kabar tidak menyenangkan muncul. Mulai dari ayah Harri...