Gelap. Tak ada satupun cahaya di sekitar Anna. Tapi, dihadapannya, ia menemukan sosok lain.
Avada Kedavra
"Haaarrry,"
Anna menedengar itu. Jeritan memilukan milik seorang wanita. Milik ibunya yang sedang berusaha melindungi kakaknya. Sementara dirinya tak bisa berbuat apa-apa. Cepat atau lambat, dirinya akan ikut mati sepertu ibunya. Nyawanya masih terhubung dengan nyawa ibunya.
Anna merasakan sesuatu masuk ke dalam dirinya. Nyawanya seolah-olah kembali. Dan ia berusaha keluar dari tempat gelap itu. Berusaha keluar dari rahim ibunya.
Ketika ia berhasil keluar, pemandangan pertama yang dilihatnya adalah orangtuanya telah meninggal. Dan suara pertama yang didengarnya adalah tangisan kakaknya.
Detik itu juga ia merasakan kepedihan yang luar biasa. Apa bayi yang baru lahir mempunyai perasaan? Ya, karena bayi juga manusia yang pasti akan menangis ketika melihat keluarganya terbaring tak berdaya.
Namun, bukan dia satu-satunya yang menangis saat itu. Di dekatnya terdengar suara tangisan lain.
~•~
"Sudah sadar, Anna?" Tanya seseorang. Anna membuka matanya perlahan. Ia menatap sekeliling dan menemukan sosok Professor Lupin. Dia berada di ruangan Professor Lupin.
Gawat! Professor Lupin menemukanku. Apa aku akan terkena detensi?
Benar-benar buruk. Ketika berjalan menuju aula, ia bertemu dengan dementor. Kemudian kenangan buruk itu kembali. Lebih jelas daripada sebelumnya.
"Um... A-nu, Professor. Saya... Saya..." Anna mencoba mencari kata-kata yang pas untuk dijadikan alibi. Tapi, sayang sekali, ia tak menemukannya.
"Maaf saya keluar di malam hari, Professor," kata Anna pada akhirnya.
"Tidak apa-apa," kata Professor Lupin, "kupikir, memang sudah keturunan. Ayahmu dulu juga sering menyelinap keluar,"
"Apa anda akan memberi detensi, Professor?" Tanya Anna pelan.
"Tidak. Tidak untuk sekarang, Anna. Karena aku mengerti tujuan mu keluar. Kau ingin mencari Sirius Black kan? Kau mengkhawatirkan kakakmu kan? Kau berpikir, Sirius masih berkeliaran disini kan?" Tanya Lupin.
"Kakak saya?" Anna pura-pura tidak tahu.
"Tidak perlu merahasiakannya. Aku tahu kau adik Harry," kata Professor Lupin.
Anna hanya mengangguk. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Sekilas, ia melihat seseorang. Ibunya? Bukan, seorang gadis berambut merah.
Anna mengucek matanya dan menoleh kembali ke tempat gadis itu berada. Tapi, disana tidak ada siapa-siapa. Mungkin itu hanya khayalan Anna.
"Apakah anda kenal ayah saya, Sir?" Tanya Anna. Itu lebih sebagai pertanyaan basa-basi. Karena Anna tahu Professor Lupin adalah teman Ayahnya dari Buku Harian Ibu nya.
"Yeah. Sangat dekat malah." kata Professor Lupin.
"Itu artinya, Anda juga tahu bahwa ayah saya dan Sirius Black adalah animagus ilegal kan?" Kata Anna.
Professor Lupin jelas terkejut, Anna mengetahui hal itu. Tapi, dengan tenang ia bertanya, "darimana kau mengetahuinya?"
"Buku harian ibuku. Aku menemukannya secara tidak sengaja di panti asuhan. Felicia, teman ibu saya. Dia memberikan buku itu. Anda tahu?" Kata Anna.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕬𝖓𝖓𝖆 𝕻𝖔𝖙𝖙𝖊𝖗 | 𝐓𝐡𝐞 𝐀𝐧𝐢𝐦𝐚𝐠𝐮𝐬
FanfictionLiburan Musim Panas, Irene mengundang Anna ke rumahnya. Entah kenapa, tiba-tiba Anna mengusulkan sesuatu agar ia dan Irene bisa menyelinap keluar asrama dan mengawasi Harry. Namun, satu per satu kabar tidak menyenangkan muncul. Mulai dari ayah Harri...