Ketakutan Terbesar Anna

251 44 1
                                    

Pertandingan Quidditch telah dimulai meski cuaca tidak memungkinkan. Sebenarnya, Anna tidak terlalu tertarik tentang Quidditch. Dia tidak terlalu ahli dalam terbang.

Anna bergabung dengan anak-anak lain di tribun Gryffindor.  Tim Gryffindor telah keluar, dipimpin oleh Wood. Tak lama, dari sisi berlawanan, tim Hufflepuff juga keluar.

Seharusnya di pertandingan kali ini, Gryffindor melawan Slytherin. Tapi, dengan liciknya Slytherin menukar jadwal pertandingan dengan alasan, seeker mereka sedang terluka.

"Apa yang bisa kita lihat kalau keadaannya seperti ini?" Tanya Anna. "Bukankah lebih baik pertandingan diundur, dan kita bisa menghangatkan diri di ruang rekreasi,"

"Dalam keadaan apapun, pertandingan Quidditch terus berjalan, Ann. Lagipula, ini tetap seru kok," kata Ginny.

Ginny tampaknya memang sangat tertarik dengan Quidditch. Ketika pelajaran terbang tahun lalu, Ginny merupakan yang pertama bisa melakukannya dengan sempurna. Satu orang kakaknya Meski tidak sehebat Harry yang bisa menjadi seeker di tahun pertama, tapi Ginny ingin menjadi seeker Gryffindor.

Anna mencoba menikmati pertandingan itu. Tak ada yang terdengar kecuali gemuruh hujan. Bahkan suara teriakan penonton dan suara komentator tidak terdengar.

Di lapangan, sepertinya Gryffindor meminta time out. Sejauh ini, Gryffindor unggul 50 angka.

Anna mulai berkhayal sepertinya. Ia melihat seekor anjing hitam di tribun penonton. Bukankah itu anjing hitam kemarin. Bisa jadi itu Sirius Black

Apa anjing itu adalah Black. Kalau iya, apa Sirius berencana membunuh Harry di tengah pertandingan ini?" Batin Anna. Tidak mungkin. Dia tidak akan berani. Ada Professor Dumbledore disini.

"Berapa lama lagi pertandingan ini?" Keluh Richard. "Kuharap seseorang segera mendapatkan snitch-nya,"

"Kupikir tidak mungkin mencari snitch ditengah hujan badai seperti ini," komentar Watson.

"Optimis dong. Aku percaya Harry akan menangkap snitch-nya. Dia seeker terbaik Gryffindor," kata Ginny dengan wajah berseri-seri.

Namun itu tidak seperti yang diharapkan Ginny. Awalnya, Harry dan Cedric Diggory, seeker Hufflepuff, sama-sama mengejar bola kecil berwarna emas.

Tapi, kemudian, Harry tiba-tiba pingsan dan terjatuh dari sapu nya. Cedric mendapatkan snitch-nya. Anna menatap kebawah. Disana paling sedikit ratusan dementor menunggu.

Anna sendiri takut. Ia tidak ingin kenangan itu terulang lagi. Professor Dumbledore segera mengusir para Dementor itu dengan sebuah cahaya keperakab dari tobgkatnya. Professor Dumbledore sangat marah.

Tanpa aba-aba, Anna langsung berlari ke bawah. Disana Harry, tidak sadarkan diri. Tim Gryffindor turun dan mengelilingi Harry. Hermione dan Ron juga ada disitu.

Disisi lain, Diggory tampak berusaha untuk mengadakan pertandingan ulang. Tapi, Wood mengatakan Hufflepuff menang dengan adil.

Anna tidak tahu harus berbuat apa. Hermione dan Ron juga hanya diam ditempat. Tak ada yang bergerak. Mungkin mereka memikirkan hal yang sama. Apa Harry masih bernyawa?

Professor Dumbledore menerobos gerobolan anak-anak yang mengelilingi Harry. Ia menyihir tandu-tandu dan membawa Harry ke rumah sakit.

"Apa dia baik-baik saja?" Tanya Anna pada Hermione yang berada disampingnya. Mereka mengikuti Professor Dumbledore sampai ke rumah sakit. Hanya saja, Madam Pomfrey belum mengizinkan mereka masuk. Jadi mereka hanya menunggu di pintu luar.

"Entahlah. Kuharap ia baik-baik saja," kata Hermione.

"Anna, disini kau rupanya,"

"Kalian, kenapa kemari?" Tanya Anna pada teman-temannya.

𝕬𝖓𝖓𝖆 𝕻𝖔𝖙𝖙𝖊𝖗 | 𝐓𝐡𝐞 𝐀𝐧𝐢𝐦𝐚𝐠𝐮𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang