Anna, Irene, dan Harris agak kesulitan mencari kompartemen kosong. Bahkan mereka belum menemukan Ginny, Richard, maupun Watson.
"Harris, Anna, Irene, disini," seseorang memanggil. Bukan Ginny. Tapi, Nathan Axton, anak Hufflepuff, teman Harris.
Harris, Anna, dan Irene pun masuk ke kompartemen yang ditempati Nathan.
"Syukurlah. Kami sedikit kesulitan mencari kompartemen," kata Harris.
"Tidak masalah. Ngomong-ngomong, kudengar ayahmu baru saja meninggal ya?" Kata Nathan pada Harris.
"Ya..."
"Aku turut berduka. Lalu...bagaimana sekarang...?" Nathan bertanya dengan hati-hati, takut membuat Harris sedih.
"Aku..."
"Dia tinggal bersama ku sekarang," kata Irene. "Harris sudah seperti seorang kakak laki-laki bagiku,"
"Eh, benarkah? Aku tidak tahu kalau Harris dan Irene dekat," kata Nathan.
"Kami tetangga," kata Irene.
"Oh, begitu,"
Tak lama, seseorang membuka pintu kompartemen mereka. Itu Ginny.
"Boleh aku bergabung disini? Kompartemen lain sudah penuh," kata Ginny.
"Darimana saja kau? Kami mencarimu tadi," kata Anna.
"Aku tadi bersama, Harry, Ron, dan Hermione. Tapi, Ron menyuruhku pergi karena Harry ingin mengatakan sesuatu yang sepertinya sangat penting dan sangat rahasia," kata Ginny.
"Begitu ya,"
Selama perjalanan, mereka banyak bercerita tentang liburan masing-masing.
Namun, kemudian, kereta melambat dan semakin lambat hingga akhirnya berhenti.
"Apa yang terjadi?" Tanya Anna.
"Apa kita sudah sampai?" Tanya Ginny.
"Tidak mungkin," kata Harris melirik arloji nya.
"Aku akan mengecek ke luar," kata Ginny yang bergegas ke luar.
Lumayan lama Ginny tidak kunjung kembali. Aura di kereta terasa berbeda. Dingin.
"Kenapa Ginny belum kembali? Apa yang sebenarnya terjadi?" Irene khawatir.
"Aku akan mencarinya," kata Anna.
"Aku ikut..." Kata Irene.
Anna dan Irene keluar dari kompartemen. Irene berjalan di depan. Sementara Anna mengikuti di belakangnya.
Kemudian, Anna merasakan hawa dingin dibelakangnya. Anna pun memberanikan diri untuk menoleh ke belakang.
Tampak sesosok makhluk di bawah kerudung. Makhluk itu menarik napas pelan berkeretak, seakan dia mencoba menghisap lebih dari udara disekelilingnya.
Rasa dingin menusuk menembus kulit Anna. Memasuki dadanya, memasuki jantungnya....
Mata Anna seolah membali kedalam. Anna tidak bisa melihat apa-apa. Semakin tenggelam pada rasa dingin. Sedetik kemudian terdengar suara jeritan wanita. Jeritan yang sangat mengerikan, penuh permohonan. Diikuti oleh tangisan bayi. Tiga tangisan berbeda....
Tubuh Anna menegang. Rasa dingin masih menusuk. Sesaat Anna kehilangan keseimbangannya dan terjatuh ke belakang. Namun, Irene menahan tubuh Anna.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕬𝖓𝖓𝖆 𝕻𝖔𝖙𝖙𝖊𝖗 | 𝐓𝐡𝐞 𝐀𝐧𝐢𝐦𝐚𝐠𝐮𝐬
FanfictionLiburan Musim Panas, Irene mengundang Anna ke rumahnya. Entah kenapa, tiba-tiba Anna mengusulkan sesuatu agar ia dan Irene bisa menyelinap keluar asrama dan mengawasi Harry. Namun, satu per satu kabar tidak menyenangkan muncul. Mulai dari ayah Harri...