"Kenapa muka lo? Kayak habis diputusin pacar aja." Celetuk Leo lantas ketawa dengan leluconnya sendiri. Lanjut memeriksa ponselnya saat dering tanda pesan masuk berbunyi. Cowok itu kini malah sibuk melakukan chatting dengan gebetannya sambil mesem-mesem nggak jelas. Tanpa menyadari kalau wajah Keenan kini makin keruh.
Keenan membuang napas pendek, berusaha menahan diri untuk tidak menonjok muka Leo guna melampiaskan kekesalannya yang tidak pada tempat. Lalu kembali memainkan jarinya di keyboard laptop Leo untuk memperbaiki sistem yang eror pada AutoCAD. Meski pikirannya amat kacau sekarang, nyatanya Keenan masih dapat mengatasi masalah yang terjadi di benda elektronik tersebut dan mengakhirinya dengan menekan tombol 'enter' penuh nafsu dan tenaga. Sehingga menimbulkan bunyi yang cukup nyaring yang membuat Leo terperanjat kaget.
"Buset, lo mau ngerusak laptop gue ya?!"
"Mending laptop lo yang gue rusak bukan muka lo." Sahut Keenan datar kemudian menggeser laptop tersebut menghadap Leo. "Udah selesai."
Leo yang tadinya agak dongkol berubah sumringah tatkala melihat laptopnya sudah kembali pulih. Tak sia-sia memang dulu ia sabar menghadapi lempengnya Keenan. Nyatanya cowok itu memang teman yang baik walaupun kadang suka ngeselin. Meski Leo sedikit kaget sebenarnya waktu Keenan langsung mengiakan permintaannya buat datang ke kampus dan nolong memperbaiki aplikasi autoCAD-nya yang eror. Biasanya Keenan nggak gitu, harus dibujuk-bujuk dulu baru mau. Tadi Leo nggak pakek bujuk-bujuk, Keenan to the point nanya posisi jelas Leo dan bilang ia on the way. Terlalu bahagia, Leo pun sampai meluk laptopnya terus di cium-cium. Kemudian memutar kepalanya ke Keenan yang sudah siap beranjak dari tempat duduknya.
"Tunggu gue, deh. Gue traktir lo makan karena udah nolong gue." Ajak Leo yang disambut gelengan oleh Keenan.
"Nggak usah. Gue ada acara lain."
"Acara lain?" Alis Leo menungkit, melepas laptop dari dekapannya lantas meluruskan punggung. "Sama Nadine?"
Keenan mengangguk tanpa menoleh karena lagi meriksa jam di tangannya yang menunjukkan pukul 11.50, artinya kelas Nadine akan berakhir empat puluh menit lagi. "Gue cabut. Good luck buat presentasi lo." pamit Keenan kemudian.
"Yoi, thanks, bro." Balas Leo.
Keenan hanya mengangguk cuek. Memutar badannya dan keluar dari pintu sekre. Leo memiringkan kepalanya, merasa ada keganjilan dari sikap Keenan. Ia baru sadar kalau Keenan kurang bersemangat hari ini. Dari wajahnya terlihat jelas kalau Keenan kurang tidur. Hm, misteri, misteri.
*
"Keenan nggak mau putus."
"Serius?"
Nadine mengangguk lemas. Lantas menenggelamkan wajah dalam lipatan tangannya.
"Kenapa Keenan nggak mau putus?" tanya Daniel penasaran sekaligus iba dengan keadaan sahabatnya. Saat sampai kelas, wajah Nadine keruh banget kayak air becekkan. Cewek itu bahkan nggak ngomong apapun dan cuma mengambil tempat di sebelah Daniel yang lagi main game di ponselnya. Daniel yang lagi fokus sama game-nya, nggak begitu ngeh dengan kondisi hati Nadine. Pas cewek itu tiba-tiba nyender di bahunya terus narik-narik lengan jaketnya baru deh perhatian Daniel berpindah ke Nadine yang langsung ngomong pakek nada sedih. "Niel, gue mau cerita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Romance
RomanceTrue romance isn't Romeo and Juliet who died together but grandma and grandpa who grew old together. Berada di jurusan Teknik yang di dominasi oleh kamu Adam nggak lantas membikin Nadine melepas status jomblonya. Malah Nadine bersyukur jomblo karena...