I got way too much time to be this hurt
Somebody help, it's getting worse
What do you do with a broken heart.
Nadine membuang napas panjang.
Once the light fades, everything is dark
Way too much whiskey in my blood
I feel my body giving up
Can I hold on for another night?
What do I do with all this time?
Cukup. Nadine sudah nggak tahan. Ia menoleh sebal pada sosok remaja cewek yang duduk di sebelah mejanya. Memang ini teras IndoApril—yang artinya pelanggan bebas bersantai di tempat yang telah di sediakan. Cuma, bisa nggak sih kalau mau mutar lagu lihat tempat dan kondisi? Pakai earphone kek. Bisa-bisanya remaja cewek yang masih menggunakan pakaian sekolah SMA itu menabur garam di luka Nadine yang baru menganga.
Sadar dipehatikan. Remaja cewek itu menoleh. Keningnya mergernyit nggak suka.
"Ngapain lo ngeliatin gue?"
Nadine kaget. Buset, galak. Padahal tadinya Nadine yang mau marah.
Nggak mau kalah. Nadine pun meyahut. "Siapa yang ngeliatin lo? Dih, geer. Tolong ya, Dik. Ini tempat umum. Kalau mau dengar lagu kenceng-kenceng di kamar lo sono!"
"Lah, terserah gue. Kenapa lo yang ngatur?"
"Siapa yang ngatur lo sih? Lagian lo generazi Z kagak tau ada alat yang namanya earphone ya? Atau nggak punya duit buat beli? Mau kakak beliin?"
Remeja cewek itu berdecak. Terus melongos. "Bacot."
Mata Nadine melotot. Diikuti dengan darahnya yang naik sampai kepala saking kesalnya. "Gila ya. Anak zaman sekarang emang nggak ada sopan-sopannya sama yang lebih tua."
"Sopan juga ngeliat orang." Remeja cewek itu menggubris. "Bentukkan lo nggak pantas buat di sopanin."
Habis sudah kesabaran Nadine. Cewek itu mendorong kursi plastik secara kasar. Dinaikkan tangan hoddie-nya. Siap untuk bergelut ria. Namun baru saja ia mau menghampiri remaja cewek itu—suara motor yang berhenti di pelantaran IndoApril lalu diikuti dengan pengendaranya yang melepas helm langsung bikin Nadine spontan menoleh.
Nggak tahu kenapa dia bisa langsung melankolis gini pas ngeliat Daniel. Hanya aja, daritadi Nadine itu memang sedih banget. Di apartemen malah bikin dia sumpek. Jadi lah, Nadine menghubungi Daniel dengan suara lemas dan menunggu cowok itu di IndoApril
"Danielllll,"
Daniel yang sejak di rumah tadi sudah cemas karena Nadine menghubungi dengan suara kayak orang nahan nangis pun langsung menghampiri cewek itu. "Nad, lo kenapa? Lo nggak apa-apa, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Romance
RomanceTrue romance isn't Romeo and Juliet who died together but grandma and grandpa who grew old together. Berada di jurusan Teknik yang di dominasi oleh kamu Adam nggak lantas membikin Nadine melepas status jomblonya. Malah Nadine bersyukur jomblo karena...