"Niel, kok lo balik nggak pamitan sih sama gue?! Udah kayak jelangkung tau, datang nggak dijemput pulang nggak diantar." Nadine misuh-misuh pas masuk kelas dan mendaratkan bokongnya di sebelah Daniel.
"Pamat-pamit, pamat-pamit, nyawa gue hampir melayang semalam tau nggak!" Sewot Daniel lantas meng-pause gamesnya. Menyerongkan badan menghadap Nadine. "Lagian lo kalau mau bermalam sama Keenan ngapain ajakin gue nginep tempat lo sih, Tai?"
Alis Nadine menungkit bingung. "Keenan? Kok jadi ke Keenan?"
"Lah, lo nggak tau?"
Nadine menggeleng.
Daniel mengambil napas. Lantas menceritakan kejadian semalam pada Nadine. Dimana ia hampir saja disambit Keenan pakai linggis kalau nggak buru-buru menjelaskan posisinya. Benar-benar ya, dikondisi Daniel yang hampir aja di jemput malaikat kematian—Nadine tetap aja tidur nyenyak. Alhasil, malam itu Daniel pamit pulang deh dari apartemen Nadine. Meninggalkan mereka berdua. Dari pada nyawanya melayang ya kan.
Usai mendengar cerita Daniel, bukannya simpati, Nadine malah ketawa ngakak.
"Ketawa lagi lo, kampret!" Decak Daniel.
"Lo sih pakek gaya gendong gue segala, biasanya juga lo bangunin suruh gue pindah sendiri."
"Nyesel gue nggak ngelakuin itu."
Nadine tersenyum.
"Jadi, lo nggak tahu kalau Keenan ke apartemen lo semalam?" tanya Daniel lagi.
Nadine menggeleng. "Pas gue bangun, gue udah ada di kamar dan nggak ada siapapun kecuali gue."
"Hm, mecurigakan."
"Apannya mencurigakan?"
Kali ini Daniel menatap Nadine penuh keseriusan. "Semalam Keenan kusut banget. Kayaknya sebelum mergokkin gue gendong elo, mood dia emang udah jelek deh."
Nadine terdiam. Memikirkan ucapan Daniel. Dari dulu, Keenan itu anaknya memang suka nyimpen masalah sendiri. Nggak mau bagi-bagi ke orang. Menurutnya, itu kan masalah dia, orang lain nggak perlu sampai tahu. Ya, iya, sih, tapi kan kalau di tumpahin sama orang yang dipercaya, setidaknya hati jadi sedikit lega gitu.
Akhirnya sehabiskan ngampus, Nadine mengirimkan chat ke Keenan yang berbunyi seperti ini.
Nadine
keenan lagi apa?Memang sok manis banget sih. Tapi siapa peduli, kan sama pacar sendiri.
Keenan
bru slsai motret
udh slsai klsny?Sejak kejadian di rumah Keenan—cowok itu memang sudah mulai agak nggak bikin Nadine esmosi. Balasan chatnya sudah layak untuk Nadine pamerkan di twitter.
Nadine
udah
maksing bareng kuy?Keenan
oke
gw otw ke kmpus loKeenan nyampe kampus Nadine satu jam kemudian. Awalnya Nadine ngajakkin makan di kantin aja. Tapi Keenan mau makan di luar. Soalnya ada hal yang mau di omongin katanya. Nadine jadi deg-degan. Wajah Keenan tentu masih ganteng luar biasa. Namun seperti Daniel bilang, Keenan kayaknya memang lagi ada masalah. Sepanjang di perjalanan menuju tempat makan, Keenan diam aja. Ya, kendati, biasanya memang diam. Hanya aja, diamnya itu beda gitu loh. Ngerti nggak sih, diem-diem orang yang kayak lagi mikirin hal yang berat gitu. Nadine jadi bingung harus ngapain. Beberapa kali ia mengajak Keenan ngobrol atau melemparkan candaan. Di balas sama Keenan dengan senyum kecil doang. Duh, Bapak Keenan, kayak lagunya Peterpan, Nadine mau bilang; ada apa denganmuuuuuu, uwo, woooo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Romance
Lãng mạnTrue romance isn't Romeo and Juliet who died together but grandma and grandpa who grew old together. Berada di jurusan Teknik yang di dominasi oleh kamu Adam nggak lantas membikin Nadine melepas status jomblonya. Malah Nadine bersyukur jomblo karena...