"Ngapain lo sama Keenan semalem?" Adalah pertanyaan yang dilontarkan Kesya sambil berkacak pinggang serta tatapan mata penuh selidik. Di sebelah Kesya, Daniel melakukan hal yang sama. Bikin Nadine merasa kayak Imel dalam sinteron Kisah Sedih di Hari Minggu. Gadis lemah dan tak berdaya yang menjadi korban bullyan orang-orang jahat.
Sayangnya, Nadine bukan Imel. Alih-alih merasa terintimidasi, cewek itu malah nyengir polos. "Kayaknya Keenan naksir gue deh."
Kompak Kesya dan Daniel memutar bola mata. Merasa percuma bersikap galak pada Nadine karena hal itu tidak membikin Nadine takut. Keduanya lantas mengambil posisi duduk, berhadapan dengan Nadine. Melanjutkan sesi makan yang tertunda. Mereka emang lagi makan di five box. Awalnya cuma Nadine sama Daniel, terus Kesya nyusul mau nyidang Nadine.
"Gue serius, Masbro dan Mbakbro." Kukuh Nadine. " Coba kalian pikir, Keenan nganterin Boba buat gue setelah Leo ngasih tahu gue pengin Boba. Dan yang lebih meyakinkan gue..." Sengaja Nadine nggak langsung menyambung, justru menjeda dengan kedua mata yang bersinar terang serta emoji love kayak film kartun supaya Kesya dan Daniel jadi agak penasaran sedikit. "Gue satu-satunya cewek yang diajak ke tempat favorit Keenan. Dia bilang, gue spesial! See, see, see, apa coba kalau namanya nggak naksir?"
"Lo martabak kali makanya spesial." Komentar Daniel asal.
Kesya mengangguk. "Lagian ya, Nad. Dari dulu kan Keenan anaknya emang random. Dia juga suka beliin gue sesuatu padahal gue nggak minta."
"Tapi kan lo adeknya!" Tukas Nadine masih ingin membenarkan teorinya. "Wajar dia perhatian sama lo."
"Dan sejak dulu Keenan juga ngasih perhatian yang sama ke lo. Which is, dia menganggap lo sama kayak gue." Sahut Kesya. "Aneh dah lo, dari dulu kan Keenan meski kepaksa pasti ujungnya nolong lo juga. Kok malah bapernya sekarang?"
Nadine cemberut, menghempaskan badanya ke sandaran kursi. "Soalnya sekarang itu beda, Key."
"Beda apanya."
"Ya, beda."
"Ya, apanya yang beda, Nyet?!"
"Cara dia natap gue sekarang beda."
Daniel yang lagi minum muncrat lantas terbatuk-batuk. "Anjayani, omongan lo bikin perut gue mules, Anjeng."
Nadine mendelik, menatap Daniel kesal sementara Kesya membuang napas terus ngomong pakek nada serius. "Saran gue mending berhenti deh, Nad."
"Kenapa sih Key? Lo kayak nolak banget gue sama Keenan?" Tanya Nadine memakai nada kecewa. "Ya, emang gue bukan kakak ipar potensial buat lo. Tapi kan lo sahabat gue. Meskipun lo nggak dukung gue, at least, lo netral dong."
"Bukan gitu maksud gue, Nyet." Bantah Kesya jadi dongkol. "Gue nyuruh lo berhenti karena gue berpihak ke lo."
"Kalau lo berpihak ke gue seharusnya lo semangatin gue, bukan malah menjatuhkan semangat gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Romance
Storie d'amoreTrue romance isn't Romeo and Juliet who died together but grandma and grandpa who grew old together. Berada di jurusan Teknik yang di dominasi oleh kamu Adam nggak lantas membikin Nadine melepas status jomblonya. Malah Nadine bersyukur jomblo karena...