#25 - kamu maunya apa?

1.9K 317 49
                                    

Pacaran itu ternyata memang ribet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pacaran itu ternyata memang ribet. Dulu Nadine ngerasa hidupnya menyenangkan banget karena bisa melakukan apapun yang dia suka tanpa mengkhawatirkan apapun. Tapi sekarang, ia nggak bisa hanya memikirkan perasaannya sendiri. Ada orang lain yang musti Nadine pedulikan perasaannya. Bukan sepenuhnya hal yang buruk sih. Soalnya, sejak merasakan gimana rasa punya seseorang yang ia sayangi, hidup Nadine jadi lebih indah gitu. Makannya, ketika ia bermasalah dengan orang itu dan kini hubungan mereka merenggang—dimana Nadine nggak ada ketemu sama Keenan—hidup Nadine jadi terasa kosong. Ada rasa hampa yang cuma satu orang yang bisa mengatasinya.

Setiap hari, Nadine jadi sering mengecek ponselnya hanya dengan harapan Keenan akan menghubunginya. Nyatanya, Keenan nggak melakukan itu. Serius, Nadine sulit berkonsentrasi penuh pada hidupnya. Entah gimana nasib ujiannya, Nadine pun nggak banyak berharap kalau nilai ujian tengah semesternya bakal memuaskan. Mungkin bakal banyak mata kuliah harus ia ambil ulang.

Nadine jadi kesal sendiri. Gimana bisa Keenan mengacaukannya kayak gini? Toh, beberapa tahun ini, Keenan nggak begitu banyak terlibat dalam kehidupannya. Baru-baru ini doang sejak mereka memutuskan pacaran. Terus bisa-bisanya cowok itu sama sekali nggak menghubungi Nadine. Begini saja, Keenan sudah ngambek dan bersikap cuek padanya. Giaman LDR nanti? Nadine jadi makin ragu mereka punya masa depan.

"Nadine!"

Malas-malasan Nadine menoleh, menemukan seraut wajah ceria Leo yang melambai-lambai padanya. Alih-alih senang, Nadine malah membuang napas berat. Melihat Nadine nggak balas sapaannya sama cerianya—sontak membuat Leo menaikkan salah satu alisnya.

"Kenapa tuh muka. Nggak dapat jatah dari Keenan ya?"

Sialan Leo. Berani-beraninya menyebut nama keramat itu, dumel Nadine dalam hati.

"Apa sih lo, Le." Sungut Nadine.

Leo nyengir. "Ngapain sendiri di bawah pohon beringin gini, Nad? Ditemenin Mbak Kunti baru tau rasa lo."

Nadine berdecak. "Nungguin Daniel. Lama banget dia boker. Boker apa bertapa sih tuh cowok."

"Gue perhatiin lo sama si Koko Crazy Rich Surabaya nggak pisah-pisah." Leo memang julukkin Daniel begitu. Apalagi kalau bukan karena muka Daniel yang oriental serta keluarga besarnya yang kaya itu berasal dari Surabaya. "Keenan nggak cemburu lo sama Daniel terus?"

"Ngapain musti cemburu? Daniel kan sahabat gue."

"Namanya juga cowok. Mana ada sih yang suka kalau pacarnya dekat banget sama cowok lain. Apalagi untuk cowok yang cemburuan kayak Keenan."

"Keenan?" Nadine menatap Leo skeptis. "Cemburu? Ngarang lo."

"Elah, Nad. Cowok pendiem itu malah cemburuan parah tau. Lo nggak pernah pacaran sih makanya nggak tau."

Leo sepertinya paham situasi sampai sengaja menyulut kekesalahan Nadine. Untungnya Daniel sudah kembali dari buang hajatnya. Kalau nggak, ingin rasanya Nadine mengacak-ngacak muka manis Leo.

Bad RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang