True romance isn't Romeo and Juliet who died together but grandma and grandpa who grew old together.
Berada di jurusan Teknik yang di dominasi oleh kamu Adam nggak lantas membikin Nadine melepas status jomblonya. Malah Nadine bersyukur jomblo karena...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dalam sejarah hidup Nadine, bukan hanya sekali dua kali ia melakukan tindakkan memalukan. Dan bukan sekali dua kali Keenan melihat itu. Hanya aja, sekarang kan Nadine ceritanya lagi naksir Keenan. Dimana-mana pasti kita mau menunjukkan sisi terbaik kita sama orang yang kita taksir. Bukan sisi psikopat gini.
"Kuncir rambut lo ketinggalan di mobil gue. Gue mau ngembaliin ini."
"Eung...iya..makasih." Nadine merapatkan bibirnya. Mengambil alih kuncirnya dari tangan Keenan. Dalam hati, Nadine benar-benar ingin mengutuk dirinya sendiri. Bahkan ia tidak terlalu peduli kalau anak kelasnya kini tengah mengintip ia dan Keenan lewat kaca jendela.
"Lo nggak apa-apa?"
Akhirnya Nadine mendongak. Lihat, betapa gantengnya Keenan. Cowok itu begitu sempurna tanpa celah. Berbeda sekali dengan dirinya yang jauh dari kata sempurna. Mendadak, Nadine kehilangan setengah kepercayaan diri. Mana mungkin Keenan naksir balik dirinya? Nadine emang tidak jelek tapi bukan super cantik seperti mantan-mantan Keenan. Apalagi melihat deretan mantan Keenan sebelumnya, bisa disimpulkan Keenan sukanya cewek seperti apa. Anggun. Nadine mah, jauuuuuh. Bobrok abis.
"Nad." Nadine tersentak. Telapak tangan Keenan kini sudah ada di bahunya disertai oleh sorot khawatir. "Lo nggak apa-apa?"
"Gue nggak apa-apa kok." Jawab Nadine dengan senyum paksa.
Mata Keenan masih menatapnya. Seolah mencari kebenaran. Beberapa detik setelahnya cowok itu menghela napas. "Lo masih ada kelas, kan?" Nadine mengangguk. Separuh heran kenapa Keenan tahu jadwal kuliahnya. "Kalau udah selesai, chat gue. Kita makan siang bareng. Gue tunggu di perpus."
"Lo mau makan siang bareng gue?"
"Gue kan udah janji bakal traktir lo makan selama seminggu."
Oh, iya benar. Nadine baru ingat. Padahal ia hanya bercanda. Tak disangkannya Keenan menanggapinya dengan serius. Emang benaran rezeki gadis saleha.
"Oke, nanti gue chat lo kalau kelas gue udah selesai." Angguk Nadine semangat. Benar kata Kesya, Nadine itu murahan. Masa dengar ditraktir makan langsung putus urat malunya. Lupa kalau beberapa menit yang lalu ia baru saja mencoreng nama baiknya di depan gebetan. Dan perasaan insecure-nya begitu mudah lenyap ketika ada kata 'makanan'.
Akan tetapi, lagi-lagi Nadine dibuat heran oleh sikap Keenan. Cowok nggak menanggapi ucapan Nadine. Tapi nggak juga pamit pergi atau apa gitu. Malah diam dan cuma mendangin Nadine tanpa bicara. Kening Nadine mengernyit, ada perasaan takut kalau Keenan melamun terus kemasukkan Jin Tomang. Duh, kan berabe.
Baru aja Nadine akan menyadarkan Keenan dari lamunannya, anggota tubuh Nadine langsung dibuat beku saat Keenan tiba-tiba aja maju satu langkah dan menyisir rambut Nadine dengan jari-jarinya. Gerakkannya begitu pelan seperti adegan slow motion di drama Korea. Merapikan beberapa bagian yang berantakkan akibat dari pertikaian tadi. Pandangan Keenan turun ke bawah, mengunci mata Nadine agar balik menatapnya. Lembut dan dalam.