#23 - membuat kenangan

2.4K 394 61
                                    

Sebenarnya, Nadine tidak tahu mana keputusan yang lebih baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya, Nadine tidak tahu mana keputusan yang lebih baik. Bertahan atau melepaskan? Bukannya Nadine nggak mau berjuang, hanya saja, ia mencoba berpikir realistis aja. Alex nggak sepenuhnya salah saat bilang komunikasi dan percaya itu nggak gampang di terapkan. Apalagi bagi pemulanya sepertinya—yang belum paham betul soal relationship. Akan tetapi, menyerah sebelum berjuang juga bukan pilihan yang sesuai dengan prinsip hidup Nadine. Jadi, daripada bingung, Nadine memilih jalanin aja dulu. Lagian Keenan masih tiga bulan lagi perginya, selama itu, ia bisa melihat, hubungan mereka memang sekuat itu atau nggak.

Mengejutkannya, Keenan sepertinya berusaha keras buat meyakinkan Nadine. Soalnya, cowok itu sekarang suka nempel-nempel gitu. Biasanya kan kebalikannya. Sehabis bimbingan, Keenan ikut Nadine nongkrong di kantek (kantik teknik), sebab Nadine nggak mau diajak makan di luar.

"Kenapa Nadine sih, Bang? Kayaknya di kampus kita masih banyak cewek warasnya deh." Tanya Alex tanpa mikir kepada Keenan.

Nadine cemberut, melemparkan sedotan bekasnya ke wajah Alex. "Lo pikir gue gila, gitu?!"

Alex cengengesan. "Nggak gila, Nad. Crazy aja."

Seisi meja serampak ketawa. Begitu pun dengan Keenan.

"Kok lo ikut ketawa sih?" delik Nadine pada Keenan yang duduk di sebelahnya.

"Sorry,"

"Tapi seriusan, Bang." Alex kembali berkata. "Kenapa Nadine sih? Gue kalau punya tampang kayak lo mending pacarin Sleera deh."

Sleera itu putri kampus tahun ini. Ia angkatan 2019, artinya satu tingkat di bawah Nadine. Semenjak memenangkan kontes putri kampus, Sleera memang jadi primadona banget. Banyak cowok-cowok yang coba menggebetnya, apalagi Sleera lagi jomblo kan. Makin panaslah persaingan. Termasuk Alex yang sudah mengeluarkan segala jurus modus gimbilnya masih saja belum ada kemajuan. Untungnya Nadine sudah berhasil merebut hati Keenan. Ia nggak perlu takut Keenan bakal ikutan naksir si putri kampus.

"Kalau gue sih mending Nadine," Daniel yang tidak ditanya, malah inisiatif menjawab. "Mesti otaknya nggak beres, tapi dia nggak bosenin, jalan sama dia selalu seru dan penuh warna."

"Aaaaaa...Daniel, so sweet, deh," rengek Nadine sambil melukin Daniel manja, baru satu detik, Keenan sudah menarik tangan Nadine agar melepaskan pelukannya.

"Nggak pakai peluk bisa kali." Tukasnya bete.

Melihat itu, Nadine mesem-mesem. Terus berpindah target. "Aaaaa, Keenan, jealous, ya," rengeknya, gantian memeluk Keenan. "Gemes deh kalau udah jealous gini."

Muka bete Keenan langsung berubah jadi senyum tipis. Agak malu sih buat PDA, Keenan orangnya nggak suka ngumbar-ngumbar gitu. Akan tetapi, ia nggak bisa nahan gimana melambung hatinya dipeluk Nadine gini.

Ah, cemen.

"Uwek," Alex berseru jijik, seolah ingin muntah. "Perut gue mual ngeliat lo manja-manja tai gitu, Nad."

Bad RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang