09. kembalinya bang Al

567 132 61
                                    

Jian pulangnya agak sore hari ini. tadi mengerjakan tugas kampus dulu di perpus bersama kedua sahabatnya, Jenny dan Cindy. Ternyata Zhafir juga ada di kampus sore itu, untung saja Jian melihat story IG-nya dia. Singkat cerita nih, Jian akhirnya pulang bersama Zhafir ke kosan.

Tapi sebelum pulang, Zhafir mengajak Jian mampir ke kedai es krim dulu. Katanya kedai es krim itu baru buka seminggu yang lalu dan Zhafir penasaran ingin mencoba menu di sana. Jadi di sinilah mereka sekarang, dengan Zhafir yang menikmati es krim rasa vanilla dan Jian menikmati rasa cocho mint.

"Lu asli mana sih Ji, dari kemarin kemarin gue pengen nanya ini tapi nggak sempat, rasanya kita nggak deket kalo nggak tau asal masing-masing." kata Zhafir membuka obrolan

Zhafir ada benarnya juga sih, rasanya belum dekat kalau belum tahu asal kota mereka masing-masing. Jian baru sadar kalau dia juga belum tahu asal kota penghuni gerhana yang lain, kecuali Gavin yang dia tahu berasal dari Jogja. Aneh tidak sih, mereka tinggal serumah dan hubungan sudah mulai akrab tapi tidak tahu asal kota masing-masing.

"Gue asli Gorontalo bang. Bang Zhaf sendiri asli mana?"

"Wah jauh juga ya. gue asli Malang, sama kaya Juna." Jawab Zhafir. Jian manggut-manggut.

"Lu nggak ada saudara yang tinggal di Jakarta Ji?" tanya Zhafir

"Ga ada bang, gue sendirian merantau ke sini."

"Hebat juga lu ya. padahal cewek loh. Tapi tenang aja Ji, anggap aja semua penghuni gerhana saudara lu, kita bakal jagain lu kok."

"Makasih bang."

Handpone milik Zhaf tiba-tiba bberdering. Tapi dia tidak berniat mengangkat panggilan telpon itu, dibiarkan saja sama dia.

"kok ga diangkat bang?" tanya Jian penasaran

"Itu cewek gue yang nelpon. Kalo telponan sama dia tuh harus lama, soalnya ada aja yang di obrolin. Jadi nanti aja sekalian nyampe kos, daripada gue angkat sekarang tapi ntar ngomongnya bentar yang ada dia malah ngambek." Jelas Zhafir

"emang kalo telponan sama pacarnya bang Zhaf berapa jam sih?"

"emm.. nggak bisa di prediksi. Pernah nih Ji kita telponan dari habis isya sampe subuh, padahal besoknya kita ketemu di kampus, tapi rasanya tuh obrolan nggak pernah putus. Ada aja topik yang dibahas"

"gilaaa, sampe subuh?" Jian kaget mendengarnya.

"Ho-oh, gue kawatir hape gue bakal meledak waktu itu."

"kayanya bang Zhaf sama pacarnya hubungannya udah deket banget ya, kayanya nggak bakal canggung lagi mau ngelakuin hal-hal konyol. Udah berapa lama bang pacaran sama dia?"

"Enem."

"Enem taun? Ya wajar sih."

"Enem bulan."

"Anjay gue kira enem taun."

"Dia emang anaknya asyik dan gampang akrab sama orang." Kata Zhafir, "udah Ji? Pulang yuk!" ajaknya kemudian

Akhirnya mereka pun keluar dari kedai. "makasih ya bang udah di traktir hari ini." ucap Jian sambil berjalan ke arah motornya Zhafir yang di parkir di depan kedai.

"sama-sama. Kalau ada rejeki lagi, gue traktir lu jajanan yang lebih mahal." Kata Zhafir,

Ketika Zhafir mencoba mneyalakan motornya ada anak kecil yang baru saja memarkir sepedanya di samping motor Zhafir.

"Hai anak kecil!" sapa Zhafir sok akrab sambil mendorong motornya ke arah kanan jalan.

"Jangan panggil aku anak kecil paman. Aku shiva, namaku adalah shiva." Kata anak kecil itu terus berlari ke dalam kedai.

Jian dan Zhafir tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban anak itu. "kayanya itu bocah kebanyakan nonton kartun india deh." Kata Zhafir

"lagian lo sok akrab banget sih bang."

Sepanjang perjalanan itu mereka mengobrol lagi, padahal jalanan cukup macet karena orang-orang sudah pada pulang kerja. sampai di kosan Jian melihat ada tamu dan penghuni yang lain juga ada di sana.

"Udah nyampe dari tadi bang? Sorri gue lupa kalo lu pindahan hari ini." Zhafir menyapa tamu itu dengan ramah. Ternyata tamu itu adalah Alby.

"Udah dari jam tigaan gue nyampe di sini." Kata pria itu

"Ji, sini gue kenalin lu sama bang Al. ini bang Al yang gue omongin kemarin, dia bakal gabung sama kita sekarang." Kata Gavin sambil menarik tangan Jian yang sejak tadi diam saja.

"selamat datang bang!" Jian mencoba bersikap ramah meski sebenarnya merasa canggung. Alby balas tersenyum.

"semoga kita bisa akrab ya." katanya.

Malam itu mereka mengadakann pesta kecil-kecilan di gerhana sebagai penyambutan untuk kembalinya Alby ke gerhana. dia sama Elang yang traktir makan malam itu. Jian tidak banyak berkomentar malam itu, masih merasa canggng, dia lebih memilih nikmati makanannya saja.

--oOo--

Part lengkap tersedia di KBM app

KOSAN GERHANA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang