15. Demam

538 126 34
                                    

Mereka akhirnya sampai di Gerhana setelah menempuh perjalanan beberapa jam dengan kereta. Wajah mereka tetap terlihat lelah meski menghabiskan banyak waktu dengan tidur selama di kereta.
Juna langsung pergi ke kamarnya tanpa repot-repot membersihkan diri dulu, sedang yang lainnya memilih berada di ruang tengah, tergeletak di sana melepas lelah. Kecuali Shakeel yang memutuskan untuk segera mandi.

Jian sendiri juga masih berada di ruang tengah, satu-satunya orang yang menguasai sofa, dia berbaring di sana sedang yang lainnya memilih duduk di lantai.
Belum semenit Shakeel masuk ke kamar mandi, dia keluar lagi dengan wajah bingung. Satu handuk besar berwarna putih berada di atas pundaknya.

"Kayaknya air di kamar mandi mati deh, bang, coba lapor pak kos dulu." Kata Shakeel pada Zhafir

Zhafir pun mengeluarkan handpone-nya dan siap menghubungi pak kos sebelum Alby yang baru pulang dari kantor muncul dan menyela. "Eh, keran kamar mandi rusak, pake kamar mandi yang satunya aja ya." katanya seolah mengerti apa yang terjadi begitu melihat Shakeel berdiri dengan handuk besarnya.

"Oh kirain airnya yang mati." Kata Shakeel lalu berjalan lagi menuju kamar mandi sebelah

"Lapor pak kos nggak bang?" tanya Zhafir

"Sebenarnya nggak enak sih mau lapor pak kos untuk urusan gini, tapi nggak ada yang bisa benerin keran rusak selain Gavin, yaudah nggak apa-apa lapor aja, kalian juga pasti capek dan butuh segera mandi." Kata Alby

Zhafir mengangguk dan segera menelpon pak kos.

"Lang, bantuin gue ambil makanan di motor, gue beli makanan buat kalian, pasti udah laper kan?" kata Alby

"Lo emang paling pengertian dah bang." Kata Elang sambil bangun dari duduknya

"Beruntung banget yang jadi istrinya bang Al nanti." Celetuk Jian membuat yang lainnya langsung menoleh ke arahnya tak terkecuali Elang. Jian jadi malu dengan perkataannya sendiri.

"Kalo gitu lo aja yang jadi istrinya bang Al, biar jadi cewek yang beruntung." Timpal Byan

Jian jadi tersipu malu terlebih saat Alby menanggapi perkataan Byan. "Boleh juga idemu By."

Yang lain tertawa melihat Jian yang salah tingkah, hanya Elang yang mendengus lalu segera keluar untuk mengambil makanan di motor Alby. Alby segera menyusul Elang keluar.

Alby membeli delapan kotak makanan meski Gavin tidak ada di sini dan Byan adalah orang yang sudah siap untuk mengambil jatah makanan Gavin.

"Juna mana?" tanya Alby setelah sadar bahwa dia tidak melihat Juna sejak tadi.

"Langsung ke kamar tadi bang." Jawab Jian

"Oh kirain nggak ikut pulang."

Mereka memutuskan menunggu Shakeel selesai mandi sebelum makan bersama. Selagi menunggu, mereka mendengar bel di depan berbunyi. Ada tamu. Byan segera bergegas membukakan pintu dan beberapa saat kemudian datang lagi bersama seorang lelaki muda.

"Bang, ada Nana nih, mau benerin keran kamar mandi katanya." Beritahu Byan

"Beneran bisa perbaiki keran Na?" tanya Zhafir ragu

"Iya Bang, itu mah urusan kecil." Jawabnya percaya diri

"Oh, oke deh. Kamar mandinya yang sebelah situ ya Na, maaf ngerepotin." Kata Zhafir lagi sambil menunjuk kamar mandi yang rusak

"Santai aja bang, ini udah jadi tugas gue kok." Kata Nana lalu segera pergi ke kamar mandi dengan kotak sedang berisi beberapa alat tukang yang ia bawa di tangan kanannya.

"Dia siapa?" Jian berbisik pada Elang yang duduk di sampingnya

"Lo belum tau? Itu anaknya pak kos, namanya Gerhana tapi panggilannya Nana." Jelas Elang, Jian manggut-manggut sambil memandangi Nana yang masuk ke kamar mandi.

Beberapa saat kemudian mereka makan bersama, alih-alih makan di meja makan, mereka memilih untuk duduk lesehan di ruang tengah. Suasana kekeluargaan semakin terasa.

"By, ini jatah makanan bang Gavin dikasi ke Nana aja nggak apa-apa kan?" tanya Jian, saat teringat Nana yang masih sibuk memperbaiki keran di dalam sana rasanya tidak enak kalau tidak memberinya sesuatu, meski itu hanya makanan sebagai ucapan terimakasih.

"Iya nggak apa-apa Ji, cieee yang perhatian sama Nana." goda Byan, selain jahil Byan ini memang suka menggoda teman-temannya, terlalu dramatis.

"Sebagai ucapan terimakasih aja Byan." Kata Jian sedikit kesal

"Di kulkas kayaknya ada yogurt, sekalian kasiin ke Nana aja Ji." Kata Alby

"Oke bang."

Yang tidak disadari, dua orang sedang cemberut saat itu. entah karena apa.

--oOo--





"Part lengkap tersedia di KBM app"



KOSAN GERHANA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang