Setelah menjenguk Wendy, Jian dan Elang akhirnya pulang ke kosan, hanya mereka berdua, sedang Zhafir memutuskan untuk tetap di rumah sakit, mungkin pulang besok pagi seperti kemarin. Jam sudah berada di angka sebelas saat mobil Elang melaju membelah jalanan sepi dan larut.
"Lo sama bang Zhaf bisa nemuin gue di ruangan itu gimana ceritanya?" tanya Jian, sebenarnya sisa ngeri karena kejadian tadi itu masih ada sih. ya gimana, wong dia pingsan lebih dari lima jam di ruangan itu sendirian, siapa yang nggak ngeri coba.
"Gue awalnya nggak nyangka kalo lo di sekap di ruangan itu, gue pikir lo nggak pulang ke kosan karena pergi sama temen-temen lo. Tapi tadi siang itu Zhaf balik ke kosan nyariin lo, katanya kalian janjian mau ke rumah sakit tapi bang Zhaf nungguin lo di kampus, lo nya nggak muncul, di telpon nggak aktif." Kata Elang terus dia memutar arah ke jalur kiri sebelum melanjutkan kalimatnya
"kita mulai kawatir setelah sampe malem lo tetep nggak ada kabar, terus kita cari info, dari beberapa teman yang gue hubungi mereka bilang terakhir liat lo di kafetaria sama Jeffrey, dan akhirnya bang Zhaf yang hubungin Jeffrey, tapi Jeffrey bilang terakhir sama lo saat lo pergi ke ruangan dosen, jadi gue sama bang Zhaf mutusin buat nyari lo di sekitaran kampus." Kata Elang mengakhiri ceritanya
"untungnya kalian cepet dateng, kalo nggak mungkin gue udah mati ketakutan di ruangan itu." Jian bergidik
"lo tenang aja, gue bakal cari tau siapa pelakunya." Kata Elang meyakinkan, Jian mengangguk, dia sendiri juga tidak akan membiarkan kejadian ini begitu saja, setidaknya dia harus tahu siapa pelakunya dan apa alasan mereka menyerangnya.
Elang menepati janjinya untuk menemukan pelaku, dan hanya butuh waktu satu hari dia bisa mengungkap semuanya. Elang dibantu Juna menyelidiki kasus itu, mengumpulkan bukti dari cctv sehingga ditemukan pelakunya adalah Tiara dan kedua sahabatnya. Dia anak manajemen juga, bahkan seangkatan dengan Jian.
Gavin dan Zhafir langsung melaporkan itu ke Dekan. Tindak pembullyan apalagi tindak kekerasan sangat ditentang di kampus ini, Tiara dan dua temannya tidak hanya membully Jian, tapi dia juga sudah melakukan tindak kekerasan dengan memukul kepala Jian.
Mereka diskors, berita itu langsung menyebar di kampus. Lagian mereka bodoh banget, melakukan kejahatan nggak rapih banget sampai terciduk cctv penjahat amatir memang begitu.
Teman-teman sekelas bersimpati pada Jian setelah mendengar berita itu. gosip di kelas mulai ramai lagi. ternyata Tiara ini awalnya mau di pilih jadi peserta kontes kecantikan kemarin tapi setelah nama Jian diusulin, banyak yang milih JIan dan Tiara tersingkir
Mungkin Tiara benci gara-gara itu. Jian berharap tidak akan mengalami kejadian seperti ini lagi di masa depan. Dia sudah cukup lega karena Tiara mendapat hukuman..
Oke, mari lupakan kejadian itu. toh semuanya baik-baik saja sekarang, Jian hanya ingin menjalani aktivitas seperti biasanya, tenang dan nggak ada yang mengganggu lagi.
Ini akhir pekan. Seperti kesepakatan yang dia buat dengan Jeffrey kemarin jadi hari ini dia mulai jadi guru privat adiknya. Jian sudah menentukan jam tiga sore, Jeffrey akan menjemputnya nanti ke kosan.
Anak-anak gerhana pada kaget setelah tau Jian akan menjadi guru privat adiknya Jeffrey.
"serius lo bakal jadi guru privat adiknya Jeffrey?" Juna memastikan sekali lagi.
"Iya bang serius, ini gue udah mau berangkat ke rumahnya dia."
"kenapa harus jadi guru privat sih Ji." Kata Shakeel sewot
"eh, itu pekerjaan yang mulia tau." protes Jian
"maksud gue kenapa harus adiknya si njep itu sih."
"Jeffrey ya namanya."
"alah sama aja." Shakeel cemberut
"Udah ah gue mau berangkat dulu, udah di jemput sama Jeffrey." Jian bersiap pergi
"ini kaya lo mau pergi kencan sama Jeffrey bukan mau pergi ngajar." Kata Byan setelah menilik penampilan Jian yang begitu rapih namun sedikit feminim.
"bacot Byan." Timpal Jian lalu pergi tak menghiraukan mereka lagi.
Dia berjalan beberapa meter ke jalan raya, Jeffrey sudah menunggu di sana. Nggak mungkin Jian menyuruh Jeffrey menjemputnya di depan kos. Pokoknya dia tetap nggak mau siapapun tahu tentang dirinya dan penghuni gerhana.
Jeffrey menunggu di trotoar, mobilnya nggak jauh di sana, dia langsung melambai ke arah Jian sambil tersenyum manis."kenapa lo nyuruh gue nunggu di sini sih, kan gue bisa jemput langsung ke kosan lo." Kata Jeffrey sambil membukakan pintu mobil untuk Jian.
"kosan gue tuh lewat gang-gang kecil, mobil nggak bisa lewat di situ." Jian membuat alasan.
Akhirnya sore itu Jian berangkat menuju rumah Jeffrey, ternyata rumahnya Jeffrey di Jakarta Timur, dan dia nggak ngekos, jadi tiap hari pulang pergi. Jeffrey cerita katanya dia tinggal sama adiknya berdua di rumah, mommy sama daddynya sering keluarga negeri untuk urusan bisnis, jadi itu alasan Jeffry milih buat nggak ngekos atau nyewa apartement dekat kampus, dia nggak mungkin meninggalkan adiknya sendirian di rumah.
-oOo-
Part lengkap tersedia di KBM app
KAMU SEDANG MEMBACA
KOSAN GERHANA ✔
Teen FictionTERSEDIA VERSI LENGKAP DI KBM APP "Kapan lo pindah dari sini?" - Jian si penghuni kosan baru harus berjuang mendapatkan hati para penghuni lainnya agar menerimanya di kosan itu. Memang tidak mudah menjadi satu-satunya penghuni cewek di kosan itu, it...