03.Belanja

661 136 26
                                    

3

BELANJA


Suasana kantin cukup ramai. ini adalah hari kelima Jian berusaha menyesuaikan diri dengan suasana kosan baru, dan berusaha menjaga sikap bila bertemu penghuni Gerhana tanpa sengaja, seperti saat ini matanya tak sengaja bertemu dengan Elang yang ikut menatapnya tajam dan sinis di ujung sana. benar-benar pandangan yang selalu Jian rasakan bila bersitatap langsung dengan lelaki itu, bahkan tanpa mau menyaring ucapannya Elang jelas sekali mengusirnya terang-terangan seakan tak pantas berada di Gerhana.

"Gimana kosan barunya Ji, nyaman nggak?" Tanya Jenny memutus lamunan Jian yang sedikit terbebani dengan berbagai macam pikiran saat ini. Jenny, gadis cantik yang termasuk salah satu jajaran gadis populer di Galaxy, wajah yang imut bak anak kecil dan tubuh yang ideal membuatnya menjadi salah satu incaran baik senior maupun junior segala jurusan tak ketinggalan Byan.

"Kan gue baru lima hari di sana, belum kerasa banget, tapi ya gitu deh."

"Ey gimana sih, masa gitu jawabannya," Jenny tak puas akan jawaban Jian, lantas Jian yang menganggap mimik muka Jenny terlihat lucu, terkekeh kecil, dia juga bingung harus menjawab apa. Mau dibilang nyaman pun perlakuan yang lain kadang membuat dia merasa diasingkan, itu pun cuma Zhafir yang cukup welcome dengan keberadaannya, sedang yang lainnya seperti siap-siap mendorong dia keluar Gerhana.

Apalagi Elang, orang yang paling merasa terganggu dengan keberadaannya, bahkan tidak tanggung-tanggung setiap hari selalu bertanya kapan keluar, kapan pindah. Jian jadi bingung harus bagaimana, mau keluar pun dia enggak akan bisa, soalnya dia sudah membayar uang kosan untuk enam bulan ke depan, namun jika didiamkan akan makin parah.

"Jian kok malah melamun sih, nggak nyaman ya tinggal di sana?" tanya Jenny memastikan saat melihat Jian melamun sembari menghela napas berat. Jenny khawatir sahabatnya itu kesulitan sekarang.

"Oww..sorry, eng ...enggak kok, nyaman nggak nyamanlah Jen, namanya juga ngekos,"

"Iya juga sih, lo sih gue ajak tinggal di rumah nggak mau, padahal banyak kamar kosong, bunda aja seneng kalau kamu tinggal di rumah." ujar Jenny, pasalnya sejak dari awal berteman dengan Jian, dia sudah suka Jian, nggak neko-neko, anaknya nggak muna, makanya Jenny suka banget berteman dengan gadis pemilik kulit seputih susu itu.

"Nggak enaklah, repotin, kan niatnya mau mandiri." Jawab Jian. Jian merasa akan merepotkan keluarga Jenny apabila ia mengiyakan untuk tinggal di sana. Keluarga Jenny sangat baik, dulu stok makanan bulanan selalu dibelikan oleh keluarga Jenny, sampai-sampai kulkas kosan lamanya hampir penuh dengan makanan, sampai Jian merasa tidak enak dengan penghuni yang lain, walaupun kadang makanan itu di bagikan kepada yang lainnya. Kecuali Indomie, kalau itu NO bagi-bagi, harta karun tersembunyi di kala duit mulai menipis.

"Ck, repotin apa sih, terus penghuni lainnya gimana, pada baik nggak?" Selidik Jenny. Dia tahu kalau kosan Jian sekarang itu kosan cowok cewek. Tapi dia nggak tahu kalau sahabatnya itu adalah satu-satunya penghuni cewek di sana, dia juga nggak tahu kalau salah satu penghuninya adalah Byan, cowok yang dulu sempat menggoda dia.

"Iya, pada baik kok." Jawab Jian. Dia enggan memberitahu Jenny soal kosan Gerhana, Jenny akan heboh pastinya. Apalagi kalau tahu di sana juga ada Byan, mau curhat juga serba salah, bisa saja Jenny mengamuk dan menyeret dia segera.

"Yaudah yuk pulang, supir gue udah di depan, bunda mau ajak nyalon, ikut yuk." Ajak Jenny, tapi Jian menolak alasannya dia mau istirahat, semalam dia begadang sampai subuh menyiapkan presentasi untuk tugas hari ini.

Jian pun memasukkan buku-bukunya ke dalam tas lalu mereka berjalan berdampingan keluar kantin. Jian sempat berpapasan dengan Elang yang juga ikut berjalan keluar, dia melambai ke arah pemuda itu berharap Elang membalas lambaian tangannya tapi nyatanya Elang cuek saja, malah pergi dengan wajah sinisnya itu.

KOSAN GERHANA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang