Dua tahun sekali di Galaxy itu diadakan kontes kecantikan. Buat hiburan dan seru-seruan aja sih. Biasanya sebulan sebelum ujian akhir semester. Setiap jurusan mengirim masing-masing dua kandidat untuk bertanding, siapa yang paling cantik dan berbakat. Dan pemenangnya akan menyandang nama sebagai putri kampus nantinya. Dan dari jurusan manajemen Jian dan Gea yang terpilih jadi kandidat kontes kecantikan itu.
Awalnya Jian menolak, dia lebih memilih menjadi penonton saja daripada harus menjadi kandidat tampil di atas panggung sambil berjalan ala-ala model. Ah! Jian tidak percaya diri. Dia terlalu pesimis untuk melakukan itu.
Lagipula dia rasa masih banyak cewek cantik dan berbakat di jurusan manajemen, tidak harus Jian, kan? Tapi semua teman-teman di kelas setuju kalau Jian dan Gea yang menjadi kandidat. Mereka merasa Jian itu unik, pintar dan cantik. Jian memiliki kulit putih di atas rata-rata, bahkan teman-temannya sering bilang kalau kulit Jian seputih susu. Dia memiliki tinggi badan yang ideal, bahu lebar dan mata bulat yang besar. Jangan lupakan satu hal, gadis asli Gorontalo itu memiliki bakat menyanyi yang luar biasa. Bisa memainkan beberapa alat musik, pernah dibujuk ikut indonesian idol oleh sahabatnya tapi dia ogah.
Oke, kembali ke topik awal! Pada akhirnya Jian tidak bisa mengelak lagi karena ketua BEM turun tangan dan memintanya untuk jadi kandidat bersama Gea.
Anak gadis itu akhirnya pulang ke kosan dengan wajah lesu, mau tidak mau otaknya dipaksa untuk memikirkan apa yang harus ia tampilkan di acara kontes itu, satu-satunya bakat yang bisa ia andalkan hanya menyanyi, tapi kemungkinan peserta yang lain juga menampilkan bakat menyanyinya, siapa yang tahu kalau mereka lebih bagus dari Jian.
Jian memikul tanggung jawab yang besar, ia menuntut dirinya sendiri untuk bisa menang, ia tidak ingin mengecewakan teman-temannya yang sudah percaya padanya. Andai bisa, ia ingin melarikan diri saja dari acara kontes itu.
"Kenapa muka lo lesu gitu sih?" Byan yang ada di ruang tengah menegur Jian saat anak gadis itu datang dengan wajah tak bersemangat dan menjatuhkan tubuhnya di atas sofa begitu saja.
"Stres gue." Keluhnya
"Stress kenapa atuh neng?" tanya Byan yang mulai mengalihkan fokusnya dari game yang ia mainkan.
"By, lo udah tau belum tentang kontes kecantikan yang bakal diadakan dua minggu lagi?"
"Iya udah tau gue, soalnya di jurusan gue yang kepilih jadi peserta itu teman sekelas gue sendiri. Di jurusan lo siapa?"
"Gue."
"Oh ...APA? sumpah, serius lo?" Byan melebarkan matanya sampai rasanya akan melompat keluar
"Iya, gue sama Gea yang kepilih." Nada suara Jian terdengar lemas
"Bagus dong kalo lo kepilih." Ucap Byan bangga
"Tapi gue nggak percaya diri, By."
"Nggak usah insecure, lo itu cantik, menggemaskan dan unik." Kata Byan memberi semangat.
Jian tersenyum tipis di tengah lelah otaknya berpikir. Dia kira Byan akan meledeknya. Tapi tidak, meskipun jahil tapi Byan bukan tipe orang yang suka meledek fisik orang, dia tetap tahu cara menjaga perasaan orang lain dan menghargainya.
"Tapi gue bingung harus nunjukin bakat apa nanti By." Kata Jian dilema
"Lo suka nyanyi nggak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KOSAN GERHANA ✔
Teen FictionTERSEDIA VERSI LENGKAP DI KBM APP "Kapan lo pindah dari sini?" - Jian si penghuni kosan baru harus berjuang mendapatkan hati para penghuni lainnya agar menerimanya di kosan itu. Memang tidak mudah menjadi satu-satunya penghuni cewek di kosan itu, it...