02. Salah sasaran

727 136 40
                                    

2

SALAH SASARAN

Tawa keras dan penuh kepuasan dengan suara berat menggema di ruang kamar Shakeel yang sedang asik mensasak rambut palsu panjang agar tampak berantakan, wajahnya yang tak berhenti tersenyum tampak begitu antusias dengan rencana hebat yang telah disusunnya dan disetujui untuk dilakukan malam ini, seakan sangat yakin rencana itu akan berhasil, dan untungnya malam ini tepat malam jum'at.

Shakeel, Byan dan Elang ternyata serius dengan rencana mereka untuk menjahili Jian. Dan keputusan awal, Gavin dan Juna tidak mau ikut-ikutan.

Ketiga bocah seumuran itu sudah membuat kesepakatan dengan Gavin dan Juna untuk tidak keluar kamar nanti malam. Jadi, malam ini mereka akan sengaja memadamkan lampu, dan yang lainnya harus pura-pura tidur. Intinya tidak ada yang boleh memedulikan Jian jika nanti gadis itu berteriak ketakutan ketika mati lampu.

Rencana dimulai, Tepat jam sembilan malam Shakeel sengaja memadamkan lampu di kosan. Dia yakin Jian pasti belum tidur, cewek itu pasti masih beres-beres, begitu tebakan Shakeel.

Di sisi lain, Byan sudah berdandan mirip hantu. Memakai baju panjang warna putih, hasil berburu di tanah abang, mukanya sudah didandani sehoror mungkin, warna putih cat akrilik serta retakan-retakan hasil karya Elang yang tampak estetik dan jangan lupakan sasakan rambut panjang hasil kerja keras Shakeel seharian. Sedangkan Elang sudah bersiap memutar suara kuntilanak di handphone-nya ketika Jian keluar dari kamar nanti.

Lampu sudah padam. Dan keadaan benar-benar hening. Byan sudah siap bergerak. Pria itu tersenyum saat mendengar suara pintu kamar terbuka lalu terdengar langkah kaki menuju tempat sakelar lampu.

Alih-alih teriak karena lampu mati, gadis itu ternyata punya inisiatif sendiri untuk menyalakan lampu. Begitu pikir Byan. "Eh kok dia tahu ya tempat sakelar lampu?"

Byan sudah mengikuti langkah sosok yang dia yakini Jian, secara perlahan mengendap-endap agar kesan horor semakin dirasakan.

Brakkk!!!

Sosok itu menabrak sebuah benda sampai akhirnya dia berhenti melangkah dan tepat pada saat itulah Byan yang sudah berdandan horor menampakkan dirinya, memasang wajah seseram mungkin hasil belajar akting sejak tadi siang.

"Aaaaaaaaaaa .......!!!!!!

Teriakan kencang keluar begitu saja, tubuh yang gemetar begitu melihat sosok horor di sampingnya, jelek dan sangat menyeramkan. Dengan aba-aba yang sudah siap, Elang memutar suara kuntilanak tertawa di handphone nya.

"Hihihiiihihi ...."

"Aaaaaaaaaa ...."

Teriakan itu semakin keras, rasanya badannya tidak bisa digerakkan jadi dia tidak bisa kabur. Dia ketakutan setengah mati. Dia gemetar dengan keringat dingin yang sudah merembes di sekujur tubuhnya. Ketiga bocah seumuran itu merasa sangat senang, mereka sangat yakin telah berhasil membuat Jian takut setengah mati, dan berakhir tidak betah tinggal disini.

Tapi tunggu! Suara itu mirip bang Zhafir, Byan yang paling dekat dengan sosok itu menelisik baik-baik, siluet tubuhnya kurus tapi sedikit tinggi dan—

Gubrakkkkkkk! Tubuh itu ambruk ke lantai dan pingsan seketika.

"Woy nyalain lampu woyyy." Teriak Byan, merasa ada yang janggal.

Shakeel yang ada di dekat sakelar lampu pun menyalakan lampu kembali.

"Anjir! ini bang Zhafir bukan Jian." Teriak Byan setelah sadar siapa yang tak sadarkan diri di lantai.

Elang dan Shakeel pun langsung lari ke TKP begitu mendengar teriakan Byan.

KOSAN GERHANA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang