twelve

8.7K 1.3K 437
                                    

"Ojun , tidur cepetan . Asma nanti lo lari lari terus" ucap Hendery , ini waktunya tidur tapi kenapa si hybrid ini masih enggan untuk merebahkan dirinya.

Sudah jengah dengan tingkah ojun , Hendery menggendong tubuh ojun dan merebahkan nya di ranjang . Ia membungkus tubuh ojun dengan selimut dan memeluknya.

"Tidur atau gue tidurin , cepet tidur." Titah nya .

Ojun menekuk bibirnya , tetapi menurut pada hendery. Ia mulai menutup matanya karna telapak tangan Hendery sudah menepuk nepuk pantatnya , emm seperti menidurkan bayi.

Helaan nafas teratur terdengar dari mulut ojun , mungkin hybridnya ini kecapean karna sedaritadi terus berlarian kesana kemari. Ia mengelus surai ojun pelan , ia mengecup kening ojun.

Drttt...drrtttt....

Ponselnya bergetar tanda panggilan masuk , ia melepas pelukannya dan mengambil ponselnya lalu berjalan ke ruang tamu agar tidak menganggu tidur si manis.

"Apaan Chan"

"Mae berantem sama papa" ucap haechan dari sebrang.

Hendery menukik alis nya , kenapa bisa? Orangtua nya itu jarang sekali bertengkar. "Ko bisa? Karna apaan?"

"Papa mau jodohin lo , tapi Mae nolak. Abis papa di omelin mae , kasian anjir jadi kepala keluarga gada harga diri nya gitu"

Hendery menghela nafas . "Lagian gue gamau di jodohin , kaya yang ga laku aja sial."

"Bilang aja lo demen sama ojun" goda haechan.

"Tutup mulut lo"

"Dahlah bang itu doang , gue mau pacaran sama mark"

Tuttt...tutttt...

Panggilan terputus , ia menghela nafas berat . Kenapa papa nya tiba-tiba seperti ini.

"Ngaco banget tuh orang tua"

"Kan gue ogah , lagian ada ojun aja udah cukup ngapain punya pasangan."

***

Keesokan harinya , Hendery dan ojun ke rumah Mae. Tadi pagi papa nya menelpon dan menyuruh nya pulang.

"Ada apa di kumpulin gini?" Tanya hendery , sebelah tangan nya menggenggam tangan ojun.

"Tunggu aja"

Ting tong!

Johnny berjalan membuka pintu dan menyuruh tamu itu masuk dan duduk.

"Nah kenalin ini Kris temen papa dan ini anak nya yuqi" ucap johnny.

Keluarga Johnny hanya mengangguk , apalagi raut wajah Mae sudah tidak bersahabat.

"Ini papa mau jodohin kamu sama yuqi"

Hendery menatap papanya tajam. "Apaan sih pah! Abang Gamau" tolaknya.

"Harus mau , kamu harus punya keluarga yang normal dan lengkap!" Ucap Johnny tegas.

"Ojun , kalo Abang di jodohin nanti ga sayang ojun lagi" bisik haechan ke ojun yang diam melihat situasi ini.

Raut wajah ojun sudah siap memecahkan tangis nya. "HUEEEE HENDELY NDA BOYEH CAMA CEWE ITU!!!! HENDELY IS MINE . MAEEEE HIKSSS HIKSSS NDA BOYEH HENDELY!!!!" tangis ojun pecah , semua yang ada disitu terkejut. Hendery langsung memeluk tubuh ojun dan Mae menatap sinis tamu nya johnny.

"Kalian pulang sana , gaada nama nya perjodohan!" Usir Ten.

Dengan perasaan sakit hati , tamu Johnny itu keluar rumah. Ojun masih mengamuk karna hendery nanti tidak sayang lagi padanya.

Ten menatap tajam Johnny. "Bebal ya , cerai!" Ucapnya.

Ia menyuruh ketiga anak itu masuk mobil dan ia menyusul , meninggalkan Johnny sendiri. Salah kau sendiri pak masih untuk cerai bukan isi kepala kau berceceran.

"Mae kenapa?" Tanya Haechan , ia tidak tahu kenapa di bawa pergi oleh maenya seperti ini.

"Mae cerai sama papa, migren punya suami bebal" ucapnya.

Hendery sedang memangku ojun yang masih belum berhenti menangis , ini semua karna papanya. Hybridnya menjadi seperti ini.

"Papa kesembet atau kejedot sih?" Tanya nya.

"Gatau , udah sekarang Mae anter abang ke apartemen terus Mae sama echan di penthouse rahasia ya"

Penthouse rahasia , tempat Haechan dan Mark berkembang biak . Johnny tidak tahu tempat itu , untung saja monitor cctv apartment hendery sudah Ten pindahkan ke ponsel tadi pagi karena dia sudah punya firasat tidak enak.

Doakan Johnny supaya tersadar.







To be continued.

Konflik ringan aja , berat mah dosa kalian.g :v

H-heung! - HenxiaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang