seventeen

7.3K 1.2K 107
                                    

"Can you feel the rush" gumam yeonjun , ia sedang berjalan sore di sekitar taman sepi Sendirian.

Ia memang sering melakukan jalan seperti ini ketika sedang tidak sibuk , matanya menyusuri setiap sudut taman.

"Meong~"

"eung meong~"

Alis nya menukik . "Suara kucing?" Ia mencari sumber suara dan menemukan kucing putih kecil di sekitaran semak.

Ia bawa kucing itu dalam gendongan nya , dan menatap miris hewan berbulu putih itu . Banyak luka di sekujur tubuh nya dan juga ada luka baru yang masih basah bahkan mengeluarkan darah .

"Yaampun cing , kesian amat lo. Ayo pulang sama gue" ucap Yeonjun , ia membawa kucing itu untuk pulang.

Sampai di rumah nya , ia menaruh kucing itu di gumpalan kain dan mengobati semua luka itu.

"Lo punya majikan ga? Luka lo pasti perih ya , lagian kucing kecil ko keliaran sendiri . Kan Lo jadi di galakin" gumam nya sembari memangku kucing itu dan mengelus bulu halus itu.

"Meong~" kucing itu menatap yeonjun melas.

"Lo laper ya , gue ada susu . Sebentar" ucapnya , ia menaruh kucing itu di sofa dan berjalan menuju dapur.

Ia kembali dengan satu mangkuk susu di tangan nya , ia menaruh mangkuk itu di hadapan kucing kecil itu.

Si kucing mulai menjilati susu itu dengan lahap , yeonjun yang melihat hanya tersenyum tipis . Ia jadi teringat ojun jika melihat kucing ini.

Susu itu sudah habis dan yeonjun menaruh mangkuk itu di meja . Kucing itu memojokkan tubuh nya di sofa dan mengeong pelan.

Plop!

Tubuh kucing itu berubah , dan yeonjun hanya membolakan matanya. "Ojun" panggil nya.

Yang di panggil ojun itu hanya mengerjap polos . "Juniee , banyak olang jaat . Ojun scared" lirih nya , bahkan matanya melelehkan air mata.

Yeonjun dengan refleks menarik tubuh ojun dalam pelukan nya dan mengelus Surai oji  pelan . "Lo sama gue , lo aman" gumamnya guna menenangkan.

Ojun memeluk tubuh yeonjun. "Papa John Jaat , buang ojun di hutan . Gelap dingiin ojun cendilian takut juniee" adunya .

"Papa John? Papa nya Hendery buang lo di hutan?" Tanyanya , yang di balas anggukan kecil.

Yeonjun memasang wajah tak percaya , tega sekali orang tua itu melakukan ini pada ojun si hybrid polos.

"Lo disini dulu ya sampe sembuh , ga bakal ada yang jahatin lo lagi gue janji" ucap nya.

Ojun melepas pelukannya dan menatap yeonjun melas. "Benel?" Tanya nya.

"Bener"

Senyum ojun menggembang , gemas sekali hybrid ini . Jangan sampai ia khilaf untuk menikung hendery.

***

"Bang makan dulu ayo" ucap ten di depan kamar hendery .

Sudah seminggu anak itu tidak keluar kamar , semenjak ojun menghilang dan Johnny yang selalu memaksa nya dekat dengan Wanita itu.

Ten menatap yuqi di sebelah nya di datar , ia tiba-tiba ke apartemen hendery . Mau tidak mau Ten menyuruhnya masuk untuk mengikuti alur yang di buat Johnny.

"Hendery, ayo keluar kamar kita makan" ucap yuqi.

Clek!

Pintu terbuka dan menampakkan hendery dengan penampilan jauh dari kata baik baik saja. Ia menatap yuqi datar dan menghampiri wanita tersebut.

Plak!

Hendery menampar pipi yuqi , ia sudah muak karna wanita ini papa nya sampai membuang ojun nya.

"Pergi dari sini , gue ga sudi sama Lo! Stop kejar kejar gue jalang! Brengsek cewe ga punya harga diri dan otak! Pergi!" Usir Hendery.

Ten hanya menyimaknya dan tersenyum tipis , tanpa ia bertindak anak nya sudah tau apa yang harus di lakukan.

"T-tapi—"

"GAADA TAPI! KELUAR DAN JANGAN MUNCUL LAGI DI HADAPAN GUE!" teriak hendery .

Yuqi Meninggalkan apartemen hendery dengan air mata , ia sakit hati sudah di bentak dan di hina oleh hendery.

Hendery kembali masuk ke dalam kamar dan mengurung diri lagi seperti sebelumnya.

Ten menghela nafas panjang .







To be continued.

H-heung! - HenxiaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang