#1b - flower

1.6K 112 1
                                    

Mingyu melempar tasnya di atas kasur setelah ia benar-benar masuk ke dalam kamarnya, ia menghempaskan tubuhnya dengan ringan di atas kasur sama seperti melayangkan tasnya tadi. Menatap kosong langit-langit kamarnya yang berwarna white blue itu.

"Tumben kau diam." Mingyu mulai kembali menggeming di dalam kepalanya, belum ada sautan lagi, ia sedikit menunggu. Pasalanya sejak percakapan terakhir mereka di tempat parkir tadi siang, sisi dirinya yang lain tak menganggunya seperti biasa. Ia menghilang selama beberapa jam ini.

"Hei, kau lelah?" Mingyu kembali menggeming. Pertanyaan yang tak bersuara dan hanya ada di dalam pikirannya itu tak terbalaskan. Hingga ia menutup matanya pelan.

"Aku bingung." Balas sisi Mingyu yang lain setelah Mingyu memejamkan kedua belah matanya, tak mau membuat sisinya yang lain menunggu terlalu lama.

"Kenapa?" Mingyu membuka matanya, kembali menatap langit-langit kamarnya.

"Bagaimana bisa kau jatuh cinta pada orang sepertinya?"

Mingyu tersenyum. "Bukan hanya aku, kita yang jatuh cinta padanya." Mingyu mengoreksi kalimat tersebut, ia tak tahu siapa yang sebenarnya berbicara padanya di dalam pikirannya itu. Ia sudah melakukannya sedari kecil.

Gila karena berbicara dengan diri sendiri? Mingyu tak tahu. Bipolar? Mingyu juga tak tahu, ia tak pernah menyempatkan dirinya pergi ke dokter, meskipun terkadang sisi dari diri Mingyu yang lain itu mengambil alih tubuhnya seizinnya atau setidakizinnya Mingyu. Mingyu juga tak bercerita tentang hal itu pada kedua orang tuanya, tak perlu, ini masalahnya bukan masalah kedua orang tuanya. Toh ketika mereka sedang bercakap di dalam pikiran otak Mingyu, tak akan ada suara yang terdengar, kecuali Mingyu memang mengeluarkan suaranya dan ia akan terlihat seperti sedang melamun ketika percakapan itu terjadi. Padahal ia sedang berkecamuk atau berdebat di dalam pikirannya.

"Kau salah, aku hanya ada di dalam pikiranmu, bukan hatimu. Kau benar-benar bodoh Kim Mingyu."

Mingyu berdecih, ia kemudian bangkit dari rebahannya, duduk dengan santainya di atas kasur tersebut, menggerakkan jemarinya dengan kasar. Menggingit bibir bawahnya hingga keluar setitik darah.

"Jangan sekarang." Ucap Mingyu mengeluarkan suaranya, ia memukul kepalanya sendiri dan sepintas tubuhnya sudah di ambil alih oleh sisi dirinya yang lain. Sisi dirinya yang begitu menyayangi sisi asli dari Mingyu. Ia yang selalu menjaga perasaan Mingyu agar Mingyu tak menyayat pergelangan tangannya yang kini sudah lama tak ia lakukan. Sisi itu sebuah batasan agar Mingyu tak melakukan hal bodoh yang bisa membunuh tubuh tempat mereka berdua bersarang.

Setahun berlalu ketika Mingyu mencoba membunuh dirinya dengan terjun ke sungai Han dari salah satu jembatan yang bertengger di atasnya. Ia mencoba bunuh diri ketika Wonwoo dengan gamblangnya menyebut Mingyu adalah seorang gay menjijikan yang mau-mau saja melakukan ciuman panas dengan Jeonghan di salah satu toilet fakultas Mingyu.

Yang ciuman panas itu sebenarnya adalah sebuah cara untuk memanas-manasi Seungcheol, orang yang Jeonghan sukai namun tak mau mengakui bahwa ia juga menyukai Jeonghan. Bersikap seperti tsundere dan sampai memukul wajah tampan Mingyu. Namun yang lebih menyakitkan adalah ketika Wonwoo juga melihat ciuman itu, ia dengan marah menatap Mingyu.

"Dasar gay menjijikan, aku membencimu Kim Mingyu!" Teriakan Wonwoo yang menggema di toilet tersebut, wajahnya sama seperti Seungcheol yang menggeram merah. Wonwoo tak mengetahui bahwa Mingyu seorang gay, sedangkan Wonwoo sudah panjang lebar menceritakan padanya bahwa ia seorang homophobic.

VioletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang