÷÷÷÷÷÷÷
"Ahhh.. Mingyu pelan-pelan! Kau membuat lubangku sakit!" Wonwoo memukul pundak Mingyu yang masih bergerak cepat di atasnya. Ia mendesis kala kejantanan Mingyu keluar-masuk begitu cepat. "Hngh.. Ke-kenapa penismu begitu.. ahh.. Besar huhh.." Meremas kuat lengan Mingyu yang tersenyum bangga.
Mingyu terus bergerak dan tangan kanannya meraih wajah Wonwoo dan mengelusnya pelan. Sudah dari awal Wonwoo terus mengumpatinya dan memarahinya, tapi ketika ia berhenti, Wonwoo malah semakin marah. "Lubangmu yang sempit sayang.. Erhh.. Kau juga meminta cepat tadi.." Balas Mingyu lalu mengecup bibir Wonwoo yang sibuk mendesah.
"Percepat Mingyu! Sungguh.. ahh.. Ini.." Wonwoo mendongak dan memejamkan kedua matanya. Menikmati ujung kejantanan sang suami yang terus menghujam titik termanisnya.
"Kau menyukainya hm?" Mingyu menyeringai tanpa mempercepat gerakannya.
"Iya bodoh! Ahh.. Percepat kumohon! Ahh.. Mingyuh.." Mingyu terus bergerak setelah ia menambah kecepatannya, gerakan pinggulnya terkesan brutal membuat tubuh Wonwoo tersentak-sentak di tempat tidur yang masih penuh dengan kelopak bunga mawar merah tersebut. Napas keduanya memburu dan keringat membanjiri tubuh mereka. Erangan dan desahan menderu di kamar baru tersebut. Jangan lupakan cahaya matahari pagi yang menyinari tubuh telanjang mereka.
"Kau sempith sayanghh.. Arhh.. Dan nikmathh..." Mingyu sudah pernah tidur dengan lebih dari sepuluh pria, tapi hanya Wonwoo yang bisa membuatnya sepuas ini. -Jangan tanyakan bagaimana, Jeonghan mengizinkan Mingyu untuk menggagahi pria lain, lebih tepatnya pelacur pria-.
Wonwoo meraih punggung Mingyu untuk mendekat, meremasnya dengan kuat. "Fasterh Mingyuhh.. Yah.. ahh.. Seperti ituhh.. Haaa.. Nikmat Mingyuh.. Ahh.." Baiklah, Mingyu semakin naik libidonya karena desahan binal Wonwoo. Ia terus bergerak, tak hanya merasakan lubang sempit Wonwoo, tapi juga kejantanan Wonwoo yang mengacung bergesekan dengan perutnya.
Tangan kanan Wonwoo kemudian turun dan meraih kejantanannya sendiri, mengurutnya dengan gerakan cepat, menambah sensasi bagaimana ia menikmati persetubuhan pagi ini. Apalagi ditambah dengan Mingyu yang menunduk untuk menyesap putingnya yang sudah memerah karena Mingyu juga. Membusungkan dadanya untuk memperdalam jilatan dan sesapan Mingyu. Wonwoo hilang sudah akalnya, lupa bahwa ada janin di perutnya. Ia terus menggerakkan tangannya hingga ia keluar, menyeburat mengenai tangan, perutnya dan perut Mingyu yang berada di atasnya. "Fuck! Nikmat Mingyuhh.." Menikmati pelepasannya yang kedua.
Mingyu mulai bergerak lagi, Wonwoo sudah keluar dua kali sejak ia menghujam lubang sang suami tapi ia masih belum akan mencapai klimaksnya. Ia mempercepat gerakannya dan semakin brutal, membuat tubuh Wonwoo tersentak hebat dan mendesah kuat. Mingyu terus menggeram hingga ia mencapai klimaknya. "Appa berkunjung sayang.." Geramnya dan melesakkan kejantanannya begitu dalam. Mengeluarkan cairan hangatnya di anal sang suami.
Ia mengecupi wajah Wonwoo yang masih memejamkan matanya menikmati cairan hangat Mingyu di dalam sana. Merasakan Mingyu yang mulai melumat bibirnya dengan lembut. Memperdalamnya dengan kedua tangannya yang menekan tengkuk Mingyu. Saling menggelutkan lidah hingga bunyi kecipak muncul dengan indahnya karena saliva mereka yang bercampur. Mingyu melepas ciuman tersebut, memandangi Wonwoo yang kelewat berantakan di bawah sana. "Bagaimana sayang? Kau menikmatinya hm?"
"Iya." Wonwoo membuka kedua matanya. "Tapi keluarkan penismu Mingyu!" Serunya dan membuat Mingyu terkekeh pelan. Ia memundurkan tubuhnya dan mengeluarkan kejantanannya. Wonwoo perlahan bangkit dan duduk berhadapan dengan Mingyu. Ia meraih tubuh Mingyu dan memeluknya. Mingyu meraih surai rambutnya dan mengelusnya pelan. "Apa jadinya kata orang lain jika mereka tahu bahwa aku sedang mengandung?" Lirih Wonwoo.
Mingyu menghelakan napasnya, lagi-lagi Wonwoo membahas perihal tersebut. "Kenapa kau selalu saja memikirkan orang lain hm? Kau spesial Wonwoo, jarang sekali di dunia ini pria yang bisa mengandung sepertimu. Kau harusnya bersyukur karena Tuhan mempercayakan padamu untuk menjaga janin di dalam perutmu."
Wonwoo sedikit mendongak untuk menatap Mingyu dengan kedua matanya yang sudah memerah akan menangis. "Kenapa kau selalu bilang begitu?"
"Karena aku.. Ah aku tidak mau mengatakannya, kau pasti akan memukulku."
"Ah, Mingyu, katakan.."
"Kau janji tidak akan memukulku?"
"Janji."
"Karena aku mencintaimu Wonwoo." Plak. Kini lengan Mingyu yang menjadi sasarannya. "Kau sudah berjanji Wonwoo." Dengusnya kesal.
"Aku juga mencintaimu." Lirihnya sembari menunduk. Mingyu terkekeh dan mengusak rambutnya. Tak lama, ia mendongak dan menatap Mingyu. "Mau menerusakan?" Tanyanya sembari menaik-turunkan kedua alisnya.
Mingyu menyeringai sedikit lalu menarik Wonwoo dan melumat bibirnya, menikmati bibir manis sang suami dengan melesakkan lidahnya untuk menikmati mulut Wonwoo. Tapi tak lama ia tersentak dan melepas ciuman tersebut dan melepas ciuman tersebut. "Ahh.. Wonwoo.. Kau nakal huh?" Desisnya pelan ketika Wonwoo sudah mengurut kejantanannya dengan kedua tangannya. Wonwoo hanya menyeringai kecil, mempercepat gerakan tangan kanannya dengan tangan kirinya yang membawa Mingyu kembali menjalin ciuman lidah tadi.
Ciuman terlepas karena mereka akan kehabisan napas. Wonwoo segera manundukan kepalanya dan menjulurkan lidahnya untuk menikmati apa yang kini ada di depannya. Membuat Mingyu mengerang karena jilatan Wonwoo pada kejantanannya. Ia meraih kepala Wonwoo dan menekannya, membawa Wonwoo untuk memasukkan kejantanannya dan mengulumnya dengan semangat. "Mhhmm.. Eumhh..." Menggerakkan lidahnya di dalam sana dan menelan precum Mingyu.
"Ahh.. Kau benar-benar nakal Wonwoo.." Geram Mingyu dan semakin menekan kepala Wonwoo yang mulai bergerak naik-turun. Membuat Mingyu mendongak dan terus menggeram nikmat. Hingga permainan Wonwoo selesai setelah beberapa menit kemudian Mingyu mengeluarkan cairannya di luar.
Setelah menikmati pelepasannya, ia membuka kedua matanya dan langsung mendorong Wonwoo dan mengungkungnya. Menjilati bibir Wonwoo yang terdapat cairannya, membuat Wonwoo mengerang lirih akan lidah Mingyu yang bergerak lihai. Ia menjulurkan lidahnya keluar dan memainkannya bersama dengan Mingyu, saling melilit dan membiarkan saliva Mingyu yang mengalir ke dalam mulutnya.
Mereka menikmati persetubuhan Wonwoo hingga ia kelelahan sendiri. Meminta Mingyu berhenti setelah Mingyu terus menghujam lubangnya dan ia serasa akan hilang suaranya karena erangan yang ia keluarkan. Berakhir dengan Wonwoo yang tidur kembali dan Mingyu yang malah memasak. "Sebenarnya yang istri siapa sih?!" Mingyu terus mendengus kesal ketika memasak, membuat Wonwoo yang sudah bangun dan keluar dari kamar terkeheh mendengarnya.
"Kau yang membuatku seperti ini Mingyu. Jadi kau yang harus memasak." Wonwoo berjalan ke arah Mingyu dan memeluknya dari belakang. Mendengar dengusan kesal dari suami yang sudah resmi dengannya kemarin. "Kira-kira anak kita laki-laki atau perempuan ya Gyu?"
"Aku tidak peduli perempuan atau laki-laki." Ia membalik tubuhnya dan meraih pinggang Wonwoo. "Yang terpenting ia lahir dengan sehat dan kau baik-baik saja saat melahirkan." Ia mengecup bibir Wonwoo singkat.
Wonwoo mengangguk pelan lalu menjauhkan tubuhnya dari Mingyu. "Kau tidak marah karena aku hanya memanggilmu dengan nama?"
"Memangnya kau mau memanggilku apa? Saem? Sayang? Ehmm.. Daddy?"
"Tidak seperti itu juga. Aku sudah bukan mahasiswamu lagi. Hanya saja aku merasa tidak sopan hanya memanggilmu hanya dengan nama."
"Tidak apa, aku suka suaramu ketika melantunkan namaku."
"Baiklah kalau begitu." Wonwoo berjalan meninggalkan dapur. "Cepat masaknya ya, aku sudah lapar." Berjalan menuju ruang keluarga dan mendudukkan dirinya sepelan mungkin di sofa ruangan tersebut.
Mingyu mendesis pelan, meneruskan acara memasaknya sembari mengumpati Wonwoo lirih. "Untung sayang." Kesalnya.
÷÷÷÷÷÷÷
KAMU SEDANG MEMBACA
Violet
FanficMINWON • FIVE CHAPTERED Berisi kumpulan five chaptered dari Kim Mingyu dan Wonwoo yang kebanyakan penuh dengan kegemasan dari minwon/wonmin. start : april 2021 finish : august 2021 BL 1821 • Kim Mingyu || Jeon Wonwoo ©Violet1056