Violet

#2d - before-after married

"Wonwoo, jika kau hamil, kabari aku ya."

Wonwoo membulatkan kedua matanya dan Mingyu tersenyum begitu lebarnya.

"Aku akan terus berusaha sampai dia hamil."

"Mingyu!"

Mingyu meraih pinggang Wonwoo dan memeluknya erat.

"Kenapa sayang? Bisa saja kan kau hamil."

Wonwoo hanya memutar kedua bola matanya malas. Minji kemudian berpamitan dan kini bergantian tamu lain yang mengucapkan selamat pada mereka. Setelah itu kedua orang tua Wonwoo menghampiri mereka dan izin untuk pamit.

"Wonwoo, nanti ibu akan membenahi pakaianmu dan mengirimnya ke apartemen Mingyu. Kau akan tinggal bersamanya mulai malam ini."

"Tapi oemma..."

"Tidak ada tapi-tapi, kau sudah resmi menikah dengan Mingyu jadi kau harus tinggal bersamanya."

"Kalau begitu kami pamit, jaga dirimu baik-baik nak. Dan Kim Sajang.. oh, maksudku Mingyu, jangan sampai kau membuat Wonwoo menangis, atau kau kubunuh."

"Tidak akan ayah mertua.."

Setelah itu kedua orang tua Wonwoo pergi dari rumah tersebut. Pesta pernikahan masih berlangsung selama satu jam dan itu membuat Wonwoo begitu lelah. Selain tubuhnya yang memang masih sakit, ia sudah terlalu lama berdiri.

"Kau lelah?"

Tanya Mingyu dan diberi anggukan oleh Wonwoo. Mingyu kemudian meminta izin pada ayahnya dan membawa Mingyu masuk. Menaiki tangga menuju lantai dua dan masuk ke kamar Mingyu. Ia membantu Wonwoo duduk secara pelan karena tahu bahwa Wonwoo masih sakit dengan tubuhnya.

"Sekarang jelaskan padaku. Apa yang terjadi?"

Tanya Wonwoo pada Mingyu yang kini terduduk di sampingnya. Mingyu kemudian naik ke tempat tidur, ia menarik tubuh Wonwoo untuk duduk di antara kedua kakinya. Wonwoo bersandar pada dada Mingyu dan Mingyu memeluknya dengan erat. Ia mengecup ujung kepala Wonwoo sebelum mulai menjelaskan semuanya.

"Dua tahun lalu, aku memang dijodohkan dengan Minji oleh ayah dan ibu Minji menitipkannya padaku. Aku tak bisa menolak karena itu satu-satunya cara agar aku bisa membalas budi dan tidak melawan lagi terhadap ayah."

"Aku tahu, kau sudah menceritakan bagian itu padaku."

"Diamlah, dengarkan aku saja. Lalu selama setahun aku menjalani hubunganku dengan Minji, tapi tidak di antara kami yang bisa tumbuh perasaan. Ia juga tidak mencintaiku sama seperti diriku."

"Benarkah? Aku kira Minji mencintaimu karena selalu menggandengmu di kantor."

Wonwoo menoleh dan sedikit memanyunkan bibirnya gemas.

"Tidak, karena dia menganggap aku sebagai kakaknya. Berjalannya waktu, kau melamar di perusahaan untuk menjadi sekretarisku. Awalnya aku menerimamu karena kau anak dari salah satu kepala bidang di perusahaanku. Kita berdua tahu bahwa kita berdua semakin dekat sejak hari itu dan karena kesalahanmu, kita berakhir seperti sekarang."

Wonwoo bangkit dan sedikit memutar tubuhnya.

"Kesalahanku? Kau yang memberikanku banyak sekali minum waktu itu, jadi itu salahmu."