#1d - flower

1.1K 109 1
                                    

Mingyu terbangun dengan Wonwoo yang ada di sisinya, ia mengucek matanya mencoba mencerna cahaya matahari pagi yang masuk ke dalam kamar luas tersebut. Pandangannya yang sudah jernih kemudian teralih pada wajah Wonwoo yang kini masih tertidur pulas dengan suara deruan yang dapat Mingyu dengar. Ia tersenyum, memandangi bagaimana mata, hidung dan bibir tipis itu dapat membentuk sewajah yang tampannya luar biasa.

Tangan Mingyu kemudian meraih surai hitam itu memainkannya lembut tanpa mengaggu si empunya yang sedang tertidur pulas. "Kecintaanmu pada sosok Wonwoo itu tidak salah, yang salah adalah kau yang tak mau mengungkapkannya bodoh." Sisi lain Mingyu bergeming di dalam pikirannya, Mingyu hanya menanggapinya dengan sebuah senyuman. Ia tak membalasnya.

Mingyu bangkit, memakai bajunya juga celananya, lalu menyelimuti tubuh bagian atas Wonwoo. Mingyu kemudian berbali, berniat untuk pergi dari rumah Wonwoo, namun langkahnya terhenti ketika sebuah suara serak terdengar oleh kedua pasang telinganya.

"Terima kasih." Ucap Wonwoo, matanya belum terbuka sempurna hanya untuk memandang punggung Mingyu. Mingyu menoleh, ia kemudian tersenyum.

"Maaf, aku memanfaatkanmu." Lanjut Wonwoo, sebuah ekspresi bingung Mingyu tunjukkan pasalnya Wonwoo tak pernah seperti itu. Wonwoo kemudian berusaha bangkit secara perlahan, ia dapat merasakan nyeri luar biasa di bagian tubuh selatannya. Berusaha bangkit dan duduk secara benar.

"Maksud hyung?" Mingyu terheran, ia tak mengerti bagaimana bisa Wonwoo memanfaatkannya, apa karena ia harus mengiyakan Wonwoo untuk melakukan seks ketika Wonwoo sedang terpuruk?

"Nayeon tak berselingkuh, aku yang berbohong padamu." Mendengar sebuah kalimat itu dari mulut hyungnya, mata Mingyu membulat tajam. Wonwoo berbohong padanya? Untuk apa?

"Aku terlalu malu untuk mengatakan ini, tapi, aku benar-benar ingin berhubungan badan denganmu." Lanjut Wonwoo. Mingyu sempat tersentak namun ia alihkan untuk menatap Wonwoo. Ia lalu menyingrai, membalikkan tubuhnya dan berjalan keluar begitu saja dari kamar Wonwoo. Entah bagaimana perasaannya kali ini, bercampur tak tentu, ada perasaan sedih, takut, kecewa juga senang, namun ia lebih merasakan perasaan kecewa yang begitu besar. Bagaimana ia tidak kecewa karena Wonwoo hanya memanfaatkan tubuhnya.

"Mingyu, tunggu!" Panggilan Wonwoo ia abaikan begitu saja, ia tak ingin berbaik hati kali ini, ia benar-benar terlanjur kecewa, tak menyangka Wonwoo akan membohonginya demi berhubungan badan dengan dirinya tanpa memikirkan bagaimana perasaan Mingyu kali ini.

Mingyu melenggang keluar dari rumah Wonwoo dan berjalan ke arah rumahnya, masuk dan hanya menjawab bahwa ia menginap di rumah Wonwoo ketika ditanyai oleh kedua orang tuanya. Dengan bergegas pun ia langsung masuk ke kamarnya dan menyambar handuk dan masuk ke kamar mandi.

Menyalakan shower, ia dapat merasakan bau juga lengket dari tubuhnya karena spermanya juga Wonwoo. Mingyu berdiri tegak di bawah shower yang dengan gemericiknya mengeluarkan air dingin. Tangan kanannya mengepal, menonjokkannya berkali-kali di tembok dengan keramik corak berwarna biru di depannya. Darah segar keluar tentu saja, bercampur dengan air yang kini mengalir. Tangisannya tak terlihat, tapi ia dapat merasakan bagaimana tubuh juga hatinya ingin meronta.

Ia lalu berjalan dan terhenti di depan wastafel kecil kamar mandinya, memandangi tubuh bagian atasnya yanh terpantul di cermin di depannya. Tangisannya tak selesai, ia bawa tangan kirinya untuk menghapus air mata itu dengan brutal. Deru nafasnya menggema di kamar mandi tersebut. Tangan kirinya kini kembali berpegangan pada wastafel, sedangkan tangan kanannya asyik mengambil sebuah gunting yang bertengger di sebuah wadah kecil di sana.

VioletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang