"Yeah! that's right!"
Mingyu menoleh dan melihat Wonwoo yang ada di belakangnya sedang tersenyum begitu lebarnya. Ia bangkit dan mengarahkan tangannya untuk memukul Wonwoo.
Tapi beruntung Wonwoo menghindar dengan menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur tersebut. "Apa kau ingin membunuhku yang sudah menolongmu?" Tanya Wonwoo lalu bangkit untuk duduk.
Mingyu menelan ludahnya. "Itu reflek karena kau mengagetkanku." Ia menatap Wonwoo. "Bagaimana caranya kau masuk?" Tanyanya kemudian.
Wonwoo tersenyum. "Lewat jendela." Ucapnya sembari menunjuk jendela di belakangnya.
"Kenapa kau tidak menggunakan pintu saja.."
"Ah, itu tidak penting." Wonwoo mendekat. "Hari ini saat aku keluar, aku membeli obat untuk lukamu." Menunjukkan sebuah wajah kecil yang berisi obat luka.
"Ah, terima kasih karena sudah khawatir. Aku akan memakainya sendiri." Tangannya naik untuk meraih obat tersebut tapi Wonwoo menghindar dan tak memberikannya.
"Kau bahkan tidak bisa melihat lukamu sendiri. Dan penjualnya bilang aku harus mengoleskannya di luka itu dengan baik. Jadi, diamlah dan buka bajumu." Ucap Wonwoo. Mingyu terdiam dan menurut. Mendudukkan dirinya di samping Wonwoo di sisi tempat tidur tersebut. "Luka manusia butuh waktu yang lama untuk sembuh.." Ucap Wonwoo dan membuka penutup obat tersebut.
Mingyu melirik Wonwoo dan keduanya saling bertatapan, ia kemudian melepas bajunya. Wonwoo mendekat dan mengambil obat tersebut dengan jarinya. Mengaplikasikannya di luka yang ada di kedua pundak Mingyu. Punggung dan juga dadanya.
Mingyu hanya terdiam memperhatikan jemari lentik Wonwoo yang mengoleskan obat tersebut. "Ingatanmu perlahan kembali bukan? Apakah kau berpikiran bahwa Kerajaan Dolond adalah tempat yang tepat untukmu kembali?" Wonwoo terus mengoleskan obat tersebut hingga obat itu habis. Ia kemudian menatap Mingyu. "Apa kau akan pergi secepatnya setelah kau sembuh?" Tanyanya dan Mingyu hanya bisa terdiam. "Maksudku, apa tempatnya jauh? Kau mungkin butuh waktu beberapa hari dengan berjalan atau menunggang kuda setelah keluar dari wilayahku." Lanjutnya dengan menampilkan senyumnya yang memperlihatkan taringnya. "Atau.. Haruskah aku terbang ke sana untuk mengantarmu?" Tanyanya kemudian.
Mingyu terdiam, ia kemudian menunduk dan meraih lukanya. "Kenapa.." Ia mendongak dan menatap Wonwoo. "Kenapa kau tidak membunuhku?" Tanyanya lirih.
Wonwoo tertegun lalu tersenyum. "Aku melihat ingatanmu dan aku tertarik." Ia mengulurkan tangannya ke arah kepala Mingyu. "...kau punya bakat yang bagus." Turun mengelus wajah Mingyu. "Dan.." Semakin turun, mengelus dada Mingyu dan perutnya. "Aku menyukai tubuhmu.." Merasakan abs Mingyu yang terasa pas di jemarinya. Wonwoo mendekat hingga membuat Mingyu memundurkan tubuhnya. "Bukankah kau juga tertarik juga?" Tanya Wonwoo, dengan tangan kirinya yang masih bertengger di dada Mingyu.
Mingyu mengalihkan pandangannya dari Wonwoo. Ia menelan ludanya kasar lalu kedua matanya menangkap luka yang ada di tubuh Wonwoo. "Luka itu.." Lirihnya sembari menunjuk luka di pinggang Wonwoo. Karena Wonwoo hanya menggunakan baju tidur luaran.
"Kau mengingatnya? Kau yang membuatnya."
"...aku yang melukaimu?" Mingyu mengerjap.
"Aku sebenarnya bisa menyembuhkannya dengan cepat. Tapi karena kekuatanmu, luka ini sembuh dengan perlahan, jadi aku membiarkannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Violet
FanficMINWON • FIVE CHAPTERED Berisi kumpulan five chaptered dari Kim Mingyu dan Wonwoo yang kebanyakan penuh dengan kegemasan dari minwon/wonmin. start : april 2021 finish : august 2021 BL 1821 • Kim Mingyu || Jeon Wonwoo ©Violet1056