Aku dan Mingyu, adalah perpaduan dua orang yang sangat sempurna, aku tahu. Ini sudah dua hari sejak hubungan badan kami karena dia mabuk dan aku yang ingin. Selama dua hari ini, ada hal yang sama juga berbeda. Terkadang ia masih menyalahkanku karena kekasihnya putus karena bilang menyukaiku.
Kalau boleh jujur, ini bisa di bilang sengaja atau tidak aku tidak tahu, kekasihnya masuk di salah satu organisasi dan kelompok perlombaan yang sama denganku, secara tidak langsung aku memberikan perhatian untuknya agar ia menyukaiku dan boom! Ternyata besar, aku jadi tahu bahwa perasaannya terhadap Mingyu itu tidak terlalu besar.
Mingyu, aku tak punya kata-kata yang pas untuk mendeskripsikannya. Ia memang mahasiswa biasa yang irit bicara, kalau denganku, aku tak pernah sekalipun melihatnya mengikuti salah satu organisasi di kampus, aku tidak tahu kenapa. Jika aku ambisius terhadap keorganisasian dan perlombaan, Mingyu rajanya ambisius dengan akademik. Ia selalu mendapat nilai sempurna di setiap mata kuliah yang ada.
Aku tidak mengerti, bagaimana bisa otak orang bisa sepintar itu? Mingyu itu adalah sosok yang baik, meskipun dia sering berteriask, terhadapku, ia tidak pernah secara jelas mengusirku dari hadapannya. Ia tampan, aku tidak mengerti kenapa orang lain tidak menyukainya, ia tidak membosankan sama sekali, ia punya selera humor yang tinggi, ia bersih, rajin dan kebaikan yang dimiliki oleh manusia lainnya.
Ia hanya mahasiswa biasa yang entah kenapa sangatlah menarik. Dari kata biasa itulah aku bisa melihat kesempurnaan pada dirinya. Aku mencintainya, menyayanginya, menyukai segala apa yang ada dirinya.
Dan sekarang, aku sudah memilikinya, aku tak akan pernah menyia-nyiakan hal tersebut. Mingyu adalah milik Wonwoo, tidak boleh di ganggu gugat! Itu kepercayaanku.
Dua hari ini, aku semakin menunjukkan bagaiamana aku menyukainya, aku sering menatap wajahnya dan astaga, ketika ia salah tingkah, itu begitu menggemaskan, ia akan menyipitkan kedua matanya dan memanyunkan bibirnya, berusaha menutupi wajahnya yang memerah. Dan aku sangat suka akan hal itu.
Tapi, selama dua hari ini juga, Mingyu bilang, ia tidak mau teman-temannya tahu bahwa ia menjalin hubungan denganku. Aku mengerti, dia baru putus dengan kekasihnya dan tidak mungkin langsung bilang kepada semua orang bahwa dia berkencan denganku.
Tunggu! Tiba-tiba muncul di otakku. Mingyu tidak mempermainkanku kan? Karena aku yang membuatnya putus dengan kekasihnya, dan, bisa saja dia hanya menerimaku lalu melepasku begitu saja. Ah, sial.
Aku segera berlari keluar dari apartemenku dan memencet tombol apatemennya, bagaimana aku tahu? Aku adalah penguntit yang handal. Aku masuk, mencari Mingyu dan ternyata ia sedang tidur siang. Aku menghela napas dan mendekat, duduk di sisi ranjangnya dan memperhatikan wajahnya yang tertidur pulas.
Dan yah, aku menunggunya bangun selama lebih dari satu jam! Membangunkannya? Tidak, aku tidak mau membuat tidurnya terganggu. Ia menggeliat lucu, mengerjapkan keduanya dan bertemu tatap denganku. Ia bangkit. "Kenapa hyung di sini?" Tanyanya sembari mengucek kedua matanya. Ia tetap saja tampan dan manis meskipun dengan wajah bangun tidurnya. Menggemaskan.
"Ada hal yang ingin aku tanyakan padamu, ini tentang hubungan kita, lebih tepatnya perasaanmu." Aku menatapnya dan ia masih menungguku untuk melanjutkan kalimatku. "Kau tidak mempermainkanku kan Gyu? Maksudku, kau bilang bahwa aku yang membuat kau dan kekasihmu putus, siapa tahu kau ingin balas dendam." Lanjutku.
Ia mengernyitkan dahinya lalu menggeleng pelan, sembari mengerucutkan bibirnya. "Kenapa kau berpikiran seperti itu?" Tanyanya. Aku mengerjap. "Kau tidak percaya pada perasaanku? Ya sudah kita tidak perlu melanjutkan hubungan ini. Toh rasaku belum sebesar itu." Ia turun dari tempat tidurnya.
Aku bangkit dan segera meraih tangannya. "Aku hanya takut Mingyu, maaf." Mendekat dan memeluknya, mendengarnya menghela napasnya.
Ia melepas pelukan dan memegangi kedua lengan atasku, menatapku begitu intens. "Sudah Jeon Wonwoo? Aku tahu bahwa aku mulai menyukaimu. Jadi, kau seharusnya berusaha keras untuk membuatku mencintaimu." Ucapnya.
Aku mengangguk dengan antusias dan meraih wajahnya dan menangkupnya. "Tentu saja sayang." Dan mengecup bibirnya dalam.
"Kenapa kau selalu menciumku huh?"
"Bukankah kau selalu melakukannya dengan kekasihmu?"
"Iya, tapi.. Ini masih aneh hyung, kau pria."
"Tidak apa, aku akan membiasakannya padamu." Aku mendekat dan meraih tengkuknya, melumat bibirnya begitu intens dan penuh afeksi, kurasa. Ia mengimbangi ciumanku, melingkarkan kedua lengannya pada pinggangku. Hingga ciuman kami terlepas karena kekurangan oksigen. Tak hanya aku, tapi wajahnya juga memerah. "Mau makan di luar?" Tanyaku.
Ia mengangguk. "Aku mandi dulu." Ia melepas pelukan kami dan menyambar handuk. "Kau mandilah, kau bau." Lalu masuk ke kamar mandi. Aku hanya tersenyum lalu keluar dari apartemennya untuk mempersiapkan diri. Aku akan menjadikan acara makan di luar manjadi kencan pertama kami. Ia sudah memintaku untuk membuatnya jatuh cinta padaku, tentu saja Mingyu. Bahkan sepulang nanti, kau akan langsung jatuh cinta padaku.
~Mingyu's POV~
Aku masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri, tapi terhenti di depan cermin, memandangi wajahku yang memerah. Sial, Jeon Wonwoo benar-benar lihai dalam flirting. Bahkan ini pertama kalinya aku merasa seperti ini? Dia benar-benar membuatku merasa seperti perempuan! Haish! Mengesalkan.
Dan, kenapa aku memegangi bibirku? Sejak kapan tangan ini berada di sini? Oh, jangan lupakan jantungku, ia serasa akan copot. Ya! Jantung tenanglah sedikit, aku tahu kau mulai luluh padanya. Tapi kita butuh waktu, beri dia pelajaran karena sudah memutuskanku dengan mantanku itu.
Aku beralih melepas seluruh pakaianku dan mulai mandi. Tak berapa lama, aku keluar dan mencari pakaian kasual yang biasa aku pakai. Celana jeans, kemeja bercorak dan topi. Lalu keluar apartemen setelah mengambil kunci mobil dan ponselku. Aku menunggu sebentar Wonwoo, ia keluar dengan pakaian, kenapa terkesan dia berdandan? Heuh.
"Ayo Mingyu, biar aku yang menyetir." Dan tanpa aba-aba ia merebut kunci mobilku dan meraih tanganku, di genggamnya erat hingga kami keluar dari lift di basemen parkiran. Aku menelan ludahku, sepertinya aku benar-benar sudah mulai mencintainya.
Aku menggeleng kepalaku. Tidak Mingyu, kau butuh waktu lebih lama. Tapi susah, dia terlalu sempurna, siapa yang tidak menyukainya? "Mingyu?" Ia membuyarkan lamunanku. "Masuk." Suruhnya dan aku memasuki mobilku.
Ia mulai melajukan mobil keluar dari area gedung apartemen. "Kita mau makan di mana hyung?" Tanyaku.
"Aku ada restoran klasik yang aku tahu. Kita akan makan di sana saja." Jawabnya dan aku mengangguk. Sekitar lima belas menit, kami berhenti di sebuah restoran yang Wonwoo maksud.
Kami kemudian masuk dan duduk di salah satu kursi. Aku menatap sekeliling, interior restoran ini begitu indah, gaya tradisonal tak hilang. Aku menyukainya.
Kami kemudian memesan, Wonwoo bersikukuh memesankan untukku. Entah, aku tidak mengerti kenapa ia bisa tahu sebanyak ini tentangku. Makanan kesukaanku, hobiku, apartemenku, nomorku, semuanya, bahkan aku kaget ketika ia bilang tahu toleransi alkoholku. Wonwoo benar-benar seorang pyscho. Tapi kenapa aku suka?
Setelah pesanan kami datang, benar, aku tidak bisa menghentikan menikmati makananku, ini benar-benar enak. Kenapa Wonwoo pintar sekali memilih menu? Dan, "Berhentilah menatapku hyung." Aku mendengus kesal, ia sedari tadi memperhatikanku dengan senyumannya itu. "Makan lah makananmu, nanti dingin." Ucapku.
"Aku ingin memakanmu saja Mingyu." Mendengar jawabannya, aku membulatkan kedua mataku, tanganku terulur dan menabok kepalanya. "Tidak sopan, kau memukul kepala yang lebih tua huh?" Aku tak merespons, hanya menjulurkan lidahku lalu menlanjutkan makanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Violet
FanfictionMINWON • FIVE CHAPTERED Berisi kumpulan five chaptered dari Kim Mingyu dan Wonwoo yang kebanyakan penuh dengan kegemasan dari minwon/wonmin. start : april 2021 finish : august 2021 BL 1821 • Kim Mingyu || Jeon Wonwoo ©Violet1056