Tema: kalian sebagai pencipta bertemu dengan karakter kalian
*
*
*Aku membuka mata dan mendapati diriku tertidur di ruangan putih, hawanya terasa dingin jadi kuusap kedua lenganku yang tertutup oleh ... kain putih?
Seingatku aku tidak memakai baju putih hari ini.
Aku duduk lalu memperhatikan pantulan diriku di ... lantai? Entah ini lantai atau bukan.
Seorang gadis dengan rambut putih diikat low ponytail dan memiliki warna iris kelabu sedang menatap balik kepadaku.
Itu ... aku?
Ia memakai kemeja dan jas putih juga yang anehnya mengingatkanku pada desain seragam kerja salah satu karakter buatanku.
Ah, aku ingat. Namanya Kariel, kurir paket antardunia yang tidak sengaja kuciptakan saat memikirkan tentang dunia-dunia fantasi.
Apakah ini mimpi? Rasanya sangat ganjil, tetapi jantungku berdebar dan perutku mulas.
Aku berdiri lalu memandangi sekitar. Hanya putih, apa aku bisa keluar dari sini?
Tiba-tiba sebuah pintu mencul di depanku, bentuknya seperti pintu kayu ruang tidurku. Kuputar gagangnya lalu kudorong ke luar pintu itu.
Di balik pintu ada tempat lain yang lebih berwarna daripada dimensi putih tadi, lantainya dari keramik cokelat mengilap, langit-langitnya disusun membentuk kubah kristal tembus pandang sehingga langit berbintang di luar dapat dilihat.
Terdapat sekitar dua lusin orang berpakaian hijau tua di sana, beberapa membawa tumpukan kardus ke luar, beberapa duduk di kursi sambil menatap tablet, dan sisanya bercengkerama di dekat loket.
Aku melihat ke arah kursi-kursi, ada seorang pria sendirian yang duduk bersandar sembari menatap langit-langit. Pria berambut cokelat berantakan dengan wajah sendu yang kuingat pernah kugambar sekali saat mendesain Kariel.
Aku menahan pekik. Itu Kariel? Apa aku sedang berada di dunia novelku?
Kedua kakiku melangkah cepat ke arah pria tersebut dengan penasaran dan sedikit gugup, saat aku sudah berada di depannya pun dia tidak sadar dengan keberadaanku.
"Ha-halo," ucapku. Jantungku berdebar-debar.
Pria itu mengangkat kepalanya kemudian segera duduk tegak dan meletakkan kedua tangannya di pangkuan.
"Maaf, saya tidak sadar akan keberadaan anda di sini. Selamat malam, Nyonya," balas sang pria dengan nada profesional.
"Nyonya!?" pekikku lalu segera menutup mulut dengan tangan.
Raut wajah sang pria berubah panik, lantas dia berkata, "Apa saya menyinggung perasaan anda? Saya minta maaf!"
Kalau jujur, sih, iya. Aku masih muda dan baru masuk universitas yang kuinginkan.
Akan tetapi, aku membalas, "Tidak, tidak apa-apa."
Kulirik kursi di depan pria itu. "Apa ak-- saya boleh duduk di sini?"
Raut sang pria yang awalnya mulai tenang menjadi sedikit panik. Namun, ia menunjuk kursi yang kulirik tadi dengan tangan kanannya. "Silakan."
Aku akhirnya duduk, rasanya sangat canggung karena aku ke sini tiba-tiba tanpa berpikir panjang. Bagaimana kalau dia bukan Kariel? Aku pasti malu.
Kucoba memberanikan diri dan berkata, "Apa namamu Kariel?"
"Benar, um, Petinggi. Nama saya Kariel."
Petinggi? Apa karena aku memakai pakaian serba putih ini? Aku bahkan belum memikirkan petinggi kantor pos seperti apa, dan namanya memang Kariel!
Aku merasa kecanggungan tadi terangkat, tetapi jadi lebih berdebar.
"Panggil saya Haru saja," ucapku.
"Te-tetapi--"
"Sudah tidak apa-apa."
Kariel menatapku dengan manik hijaunya yang berkilauan seperti permata. Cantik sekali!
"Kalau boleh saya tahu, bagaimana anda dapat tahu saya adalah Kariel?"
Aku membeku untuk sesaat.
"Itu, uh, aku ...."
"Ak-- saya membaca daftar pegawai yang naik pangkat seminggu yang lalu, ada Kariel di sana. Selamat, ya!"
Aduh, canggung banget.
Wajah Kariel menjadi berseri, ia tersenyum lebar dan berkata, "Anda sampai masih ingat, saya merasa terhormat!"
Lihat senyumannya, astaga, so precious!
Aku menahan diri untuk tidak menggerakkan tanganku menuju puncak kepala Kariel kemudian berdeham kecil.
"Bagaimana rasanya bisa pergi ke dunia yang lebih luas? Pasti seperti membuka peta baru di gim, kan?" ucapku berusaha percaya diri seperti petinggi perusahaan.
Kariel mengangguk menyetujui ucapanku. "Saya bersemangat dan tertantang. Kalau saya boleh jujur, Dunia Clockwork masih menjadi dunia yang paling menantang setelah Dunia Peri dan Dwarf, levelnya di atas kurir veteran baru."
Dia ... dia pasti sedang protes, kan?
Aku tertawa kecil. Maafkan aku, Kariel, sudah menyulitkan hidupmu.
"Bagaimana dengan hidupmu, apa kau suka hidup di dunia ini?"
Kedua alis Kariel berkedut dan senyumnya jadi tidak selebar tadi.
Mari lihat seperti apa reaksinya.
Aku bersender pada kursi hitam yang kududuki kemudian berkata, "Manusia ada di berbagai dunia. Hidup, rahasia kematian, regresi, transmigrasi, reinkarnasi, dan lainnya."
"Kebanyakan tidak tahu, tetapi seseorang pasti ada yang tahu rahasia itu. Bukan sebagai tuhan, melainkan manusia biasa."
"Jika seseorang itu kamu, apa yang ada di pikiranmu sekarang?"
Raut wajah Kariel berubah antara panik, was-was, dan bingung.
******
Tema kali ini, jujur, aku bingung bikinnya gimana karena kurang nyambung sama ceritaku :(
KAMU SEDANG MEMBACA
Layanan Antar Malam
Short Story[NPC's Daily Writing Challenge 2021] Kariel adalah kurir Kantor Pos Antardunia yang siap mengantar paket ke tujuan dengan selamat. Dunia manusia? Dunia sihir? Dunia iblis? Dunia futuristis? Tidak masalah, paket Anda akan sampai di tujuan!