2. Di Bawah Hujan Sakura

74 17 0
                                    

Tema: buat karya yang diawali dengan kata-kata, "Dia mengubah nasib dengan jarinya ...."

*
*
*

Dia mengubah nasib dengan jarinya di balik tirai asrama. Kariel melihat dan mendengar dia tertawa senang seperti anak-anak sembari menghadap ke luar jendela.

"Sakura lagi?" ucap Kariel tanpa minat. Tangannya mengambil jas hijau tua yang dihamparkan di ranjang lalu memakainya.

Pemuda berambut pirang dan berwajah manis itu menengok ke arah Kariel dengan senyum yang sama lebarnya.

"Halo, Pak." Pemuda itu melambaikan tangan kanannya yang ujung-ujung jemarinya bersinar merah jambu. Benar-benar seperti anak kecil. "Tentu saja!"

Setelah Kariel merapikan diri di depan cermin ia menyibak tirai dan membuka jendela, menemukan pohon yang tadinya berwarna hijau sekarang menjadi pohon sakura di taman asrama. Orang-orang mengelilingi pohon tersebut sambil tersenyum.

Saat salah satu dari orang-orang tadi melihat sang pemuda pirang di lantai dua, orang itu berseru dan melambaikan tangan kepada sang pemuda.

"Oliver, terima kasih atas pohon sakuranya, ini indah!"

"Sama-sama!"

Kehadiran pohon sakura merilekskan pikiran dan tubuh para kurir baru sampai kurir profesional, mereka berkumpul di bawah pohon tersebut sambil berbincang bahkan ada yang berbaring di rumput.

Oliver melipat tangannya di kusen jendela lalu mengistirahatkan kepalanya dan berucap, "Cantik kan, pohon sakura."

"Aku tidak pernah lelah memandanginya."

Pandangan Oliver sangat dalam saat menatap pohon di sana, Kariel hanya terdiam melirik pemuda yang bekerja mengemas paket tersebut. Kariel tahu sesuatu, tetapi itu tidak penting untuk diucapkan.

Kariel menepuk dua kali pucuk kepala Oliver lembut sebelum keluar dari kamar asrama untuk bekerja.

Lima buah paket untuk malam Selasa; satu di Dunia Manusia, tiga di Dunia Sihir, dan satu di Dunia Peri/Dwarf. Semua disimpan dengan aman dan rapi di bagasi.

[Selamat malam, #Courier77]

[Masukkan koordinat]

Yang pertama, Dunia Manusia.

[-35.55487,47.76433HM]

[12,57 au ....]

Tidak begitu jauh.

[Menyiapkan jalur ....]

Kariel meletakkan kedua tangannya di kemudi.

[Semoga selamat sampai tujuan, #Courier77]

*
*
*

Jepang, negara yang sedang dipenuhi warna merah jambu ini menyapa Kariel selembut permen kapas. Jalanan ditutupi sakura gugur yang kemudian membelah memisah memberikan jalan saat motor Kariel melewatinya.

Lampu-lampu di sisi jalan menyala redup, tetapi Kariel dapat melihat banyak orang, tidak seperti saat ia berada di Dunia Clockwork.

Kariel tampak seperti orang asing--dia memang orang asing, tetapi tidak ada yang sadar karena Kariel memakai sihir untuk menipiskan keberadaannya.

Rumah pelanggan ... satu kilometer lagi. Membaca namanya membangkitkan ingatan Kariel sekitar empat bulan lalu, ia pernah mengirimkan paket ke rumahnya.

Wanita berkacamata di umur sekitar 27-an, bibirnya merah, bulu matanya lentik, dan cukup tinggi. Sangat cantik, Kariel masih ingat bentuk matanya.

Saat itu Kariel mengantarkan dua kardus berukuran sedang yang entah isinya apa, sang wanita sangat senang saat paketnya tiba lalu buru-buru menandatangani kartu.

Kariel segera menghapus pikiran tadi, ia harus fokus pada jalan dan ketepatan waktu. Ia mempercepat laju motor pelan-pelan.

Garis ungu yang membawa Kariel berbelok-belok karena jalan menuju rumah wanita itu memang sedikit rumit, jalannya pun kecil dan tertutup sakura--tetapi tidak setebal tadi. Lima belas menit terlewat dan akhirnya Kariel dapat melihat jalan besar di depannya.

Setelah Kariel keluar dari tempat tadi, Kariel dapat melihat jalan lebih jelas karena sakura di sini belum gugur seutuhnya. Garis ungu muda pun berakhir dan digantikan garis hijau yang mengarah ke sebuah rumah besar dengan gerbang tinggi berwarna hitam di sebelah kanan jalan.

Rumah adalah hal yang mahal di Jepang, tetapi seingat Kariel rumah wanita itu tidak sebesar ini sebelumnya, pagarnya juga tidak setinggi ini.

Kariel membawa satu kardus berukuran sedang kemudian memencet bel di pagar. Beberapa menit kemudian pagar terbuka, menyajikan halaman luas dan sepasang pohon sakura yang masing-masing ada di sisi jalan menuju rumah.

Kariel masuk dengan langkah tidak begitu santai dan tidak begitu cepat, ia memperkenalkan diri setelah mencapai orang di depan rumah.

"Selamat malam, Nona Sengoku. Saya Kariel dari Kantor Pos Antardunia," ucapnya sedikit membungkuk, pandangannya mengarah ke lantai batu yang tersusun rapi. "Ini paket Nona."

Saat menegakkan tubuh, Kariel merasakan sesuatu menyapu bagian kepalanya yang tidak tertutup topi, pandangannya bertemu dengan iris cokelat di balik kacamata orang di depannya.

Warna merah jambu melintas di depan mata Kariel, semakin lama semakin banyak, menyentuh hidungnya, menyapu pipinya, dan Kariel dapat melihat lengkungan senyum di bibir merah orang itu.

Sengoku mengambil mahkota sakura yang jatuh perlahan di tangannya yang menengadah. "Cantik kan, pohon sakura," ujarnya.

"Aku tidak pernah lelah memandanginya."

"Bukankah begitu, Kariel-san?"

Kariel terdiam, tetapi tidak lama kemudian ikut tersenyum. "Tentu saja."

******

Geng 21.57 mari merapat. Cuma aku? Yaudah deh ༼;'༎ຶ ۝ ༎ຶ༽

Aku awalnya agak bingung ini mau digimanain, yaudah kugantung aja lah udah mepet juga waktunya.

[SPOILER!] lihat aku tersiksa di tema selanjutnya.

See ya!

Layanan Antar MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang