21. Kamar Ribut

14 5 0
                                    

Tema: Semalam di kamar motel di pinggir kota

*
*
*

Semalam di kamar motel di pinggir kota.

"Oi, geser sedikit, dong!"

"Tempatmu sudah luas, Sien. Lihat tempatku, mepet dinding!"

Sementara Winter dan Sien beradu argumen di sebelah Lydia yang tampak melamunkan hidupnya, Kariel dan Oliver sudah tidur lelap di kasur motel sebab menang suit.

Mereka bisa ada di motel ini karena kurir-kurir baru sedang dalam pelatihan bersama para kurir veteran yang terpilih. Lydia dan Winter yang bukan kurir ikut untuk mengawasi.

Lalu mengapa Oliver ikut?

Oliver ikut untuk memberi tahu cara kerja transit barang di kantor pos cabang kepada para pengurus barang baru. Tentu saja ia tidak sendirian, ada temannya--Howard dan Ben--membantu.

"Astaga, kenapa panitia hanya dapat satu kamar?" keluh Howard sambil melirik Kariel dan temannya yang lebih muda sembilan tahun dari sofa empuk.

"Tidak usah mengeluh dengan dirimu yang berbaring di sofa." Ben mencibir karena sama-sama tidur di lantai seperti kurir lainnya.

Arkamun, kurir lainnya yang tidur di lantai di sebelah Ben bangun tiba-tiba dan menatap iri ke arah kasur.

"Ayah dan anaknya itu tidak bisa dipisahkan," bisiknya sebelum berjalan menuju toilet.

"Kau yang geser!" seru Winter.

"KAU yang geser!" balas Sien bernada lebih tinggi.

"AARGH, kalian berdua ini!" potong Arkamun geram. "Seperti anak-anak saja."

Pria itu menunjuk ke arah kedua orang yang bertengkar tadi. "Sien, enak sekali kau tidur diapit dua wanita! Dan Winter, bisa-bisanya kau tidur di sebelah lelaki lain!"

"Hah?" balas keduanya bersamaan.

Arkamun menggerakkan tangannya menyuruh ketiga orang di sana untuk bangun.

Ia memerintah, "Bawa meja sebelah Lydia ke sini. Sien tidur di sebelah dinding, setelah itu Lydia, baru Winter karena badanmu kecil. Cepat!"

"I-iya!"

"Baik!"

Ketiga orang itu segera melakukan perintah Arkamun tanpa keluhan, sedangkan Howard dan Ben hanya bisa mengembuskan napas lelah melihat kelakuan senior mereka.

Kariel terbangun karena suara di sebelahnya, ia mengedipkan mata beberapa kali dan menengok ke arah Arkamun.

"Ada ... apa?" tanyanya.

"Cih, kau tidur saja sana, kenapa pula bangun?"

Kariel tidak mengerti kekesalan di jawaban Arkamun, tetapi ia terlalu mengantuk untuk peduli jadi matanya kembali menutup.

Setelah itu, kebisingan mereda dan semuanya tidur.

*
*
*

"Selamat pagi semuanya!" sapa Oliver bersemangat kepada semua orang di kamar.

Winter meregangkan tubuhnya sambil membalas, "Hoam, selamat pagi tuan muda."

"Pagi, Oli." Howard tersenyum ke arah pemuda tersebut.

"Pagi." Ben menguap lebar-lebar.

Lydia menepuk tangannya dua kali kemudian berkata, "Ayo bersiap-siap, jadwal hari kedua padat, lo."

******

Hihihi, kacau banget mereka.

Layanan Antar MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang