1. Untuk Diriku di Masa Depan

153 31 2
                                    

[Tema: penciptaan]

*
*
*

"Kita semua akan meninggal."

"Hah?"

Kariel menggaruk kepala bukan karena gatal, melainkan kebingungan karena pernyataan yang diucapkan rekannya tiba-tiba sekali. Topi hijau tua yang bertengger di kepala cokelatnya jatuh ke kardus tiga puluh kali tiga puluh senti yang disodorkan oleh rekannya.

"Aku cuma bilang kata-kata yang diucapkan pacarku. Itu terdengar keren." Sang pria tertawa kecil dengan senyum lebar.

Kariel merasa telinganya bermasalah, mungkin karena baru bangun tidur, tetapi ia langsung ingat kalau rekannya memang agak aneh.

"Kau selalu menemukan ucapan aneh pacarmu keren, Sien. Menurutku dia butuh pertolongan--"

Rekan Kariel, Sien, menautkan kedua alisnya lalu berkata, "Apa maksudmu?"

Udara di sekitar Sien menjadi dingin, Kariel dapat melihat ujung jari-jari tangan dan iris Sien membiru seperti es, kardus di sekitar tangan Sien mengeluarkan cahaya kuning yang artinya sihir pertahanan sedang aktif.

Kariel merasakan deja vu kuat dari kejadian ini, rasanya ia pernah mengalaminya empat hari yang lalu.

"Lupakan saja," balas Kariel menahan kesal, "ucapan pacarmu memang paling keren, deh!"

Cara paling ampuh meredam emosi si pencinta adalah memuji pacarnya. Dahulu mereka membuat Kariel merinding, tetapi setelah Kariel sering bertemu dengan Sien ia jadi kebal.

Sien berseru dengan senang seakan-akan kejadian tadi tidak pernah terjadi dan suasana menjadi hangat. "Iya kan! Iya kan!"

"Kenapa malam Seninku diawali hal bodoh ini," gumam Kariel menggelengkan kepala.

Mari fokus pada pekerjaan. Kariel menerima kardus yang ternyata cukup berat walaupun ukurannya hanya tiga puluh kali tiga puluh senti. Ia membaca koordinat yang tertulis pada stiker di ujung kanan sisi atas kardus, 30.74539,-90.12308CW.

"Dunia Clockwork, ya?" ucap Kariel. Kalau diingat-ingat dunia ini cukup ekstrem dan hanya kurir menengah ke atas yang boleh mengantar barang ke sana.

"Iya, dan tolong berhati-hati karena cuaca di sana sedang dalam kondisi ekstrem. Kudengar banyak yang terjebak di sana." Sien menepuk-nepuk pelan sisi atas kardus lalu memasangkan topi Kariel yang jatuh ke kepala Kariel.

"Selamat bekerja, ini hari pertamamu menjadi kurir veteran!"

Kariel berterima kasih kemudian balik bergegas ke motornya, tetapi ia teringat sesuatu dan berbalik lagi. "Paketnya cuma satu?" teriaknya.

Dari kejauhan Sien melambaikan tangan balas berteriak, "Iya! Kemungkinan kau terjebak di sana tinggi, kami tidak mau membuat pelanggan menunggu lama!"

"Baiklah!"

Kariel kembali ke motornya di tempat parkir khusus kurir veteran. Jantungnya berdebar, ia tidak bisa menyembunyikan senyum bangga atas semua kerja kerasnya selama dua tahun ini.

Kardus tadi diletakkan di kursi penumpang yang sudah dimodifikasi, Kariel mengikat kardus dengan tali khusus sampai kardus itu diam tidak bergeser lalu menaiki motor dan menyalakan mesin.

[Selamat malam, Courier#77]

[Masukkan koordinat]

Layanan Antar MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang