29.Arti Kehilangan

15 2 0
                                    

×××

Pagi ini pukul 10.00,zella bisa di cenguk kapan saja.Dua hari kemarin zella bener bener kritis,bunda dan adel yang setia menunggu selalu mendoakan agar zella bener bener sadar dan diangkat dari segala penyakit nya.

Adel membuka pintu kamar VIP zella,langkah pelan membawa adel pada kesunyian.Hanya terdengar suara detak jantung zella di dalam monitor,membuat keruh dada seoarang adel begitu tak berdaya.

Bunda dan ayah pulang hanya untuk membawa keperluan zella,sekalian ayah akan menginap di rumah sakit karena dua hari kemarin,beliau baru menyelesaikan pronyek kantor untuk mengambil cuti satu minggu kedepan.

Pelan pelan adel duduk di sisi ranjang zella,tersenyum lebih tepatnya hanya untuk menutupi kesedihan.Baru saja dua minggu kemarin zella dipasang kan beberapa kabel alat medis dalam tubuh sakitnya,sekarang harus di lakukan lagi.Melihat zella seperti ini,membuat adel semakin terluka.

Kata dokter nyawanya tidak akan berlangsung lama.Namun, adel sekeluarga ingin menutup telinga dan mata berusaha berdoa bahwa zella pasti sembuh.

perlahan adel memegang tangan kakaknya,sedingin angin yang damai."Bangun dong ka, separah apa sih ka sakitnya?kalau bisa ganti posisi.Biar adel aja,"jeda sesaat untuk memastikan bahwa air mata nya tidak akan jatuh."Adel mohon jangan buat bunda sama ayah nangis,emang kita bisa tanpa kakak?engga ka".

Adel tahu,semua perkataan dirinya mungkin tidak akan terdengar,namun ini sebagai kesempatan keajaiban mungkin bisa saja terjadi kakak nya bangun dan mendengarkan adel. "Jangan membuat adel merasa bersalah kaya gini,adel engga tahu perkataan dion itu bener.Tapi ka,adel bahagia banget liat kedekatan kakak sama ka satria.Sama sekali adel engga kepikiran buat menyakiti kakak".

Adel tidak bisa menghentikan air matanya untuk jatuh,demi apapun dia ingin kakak nya bahagia.Walaupun dulu adel sempat merasa bahwa kakak begitu tidak mengerti perasaan adiknya,untuk sekarang dia ingin bener bener satria menjadi milik kakaknya karena hati nya bukan untuk satria lagi.

Dan detik dimana adel menatap raut wajah zella dengan berlumuran air mata, tiba tiba napas zella tidak beraturan jantung monitor melihatkan tanda segitiga sedikit demi sedikit berubah menjadi lurus,adel terkejut bukan main.Tubuh nya seolah kaku, matanya merah menatap tidak percaya,sedangkan mulutnya kelu untuk sekedar meminta pertolongan.Namun adel berusaha berlari untuk menyampai gagang pintu lalu berteriak memanggil dokter.

Beberapa detik kemudian dokter dan beberapa suster datang,memastikan apa yang terjadi." Mohon tunggu diluar yah dek".Adel mengangguk diam di sisi pintu,seolah akan berbalik keluar,namun tubuh nya tidak kuat untuk sekedar berdiri. Pantatnya dibuat mencium lantai putih itu. Adel tidak kuasa menahan tangis,dia tidak lagi menuruti permintaan dokter.Adel tidak bisa menunggu diluar, jika bener hari ini hari terakhir dia melihat wajah kakaknya,lebih baik adel melangkah mendekat.

Ka,harus kuat.Di sini adel akan menemani untuk menyerang rasa sakit kakak.

Adel mengguncang guncangkan badan kakanya,merasa terganggu akhirnya suster menyuruh adel untuk kerluar dari ruangan namun adel bersih keras untuk menemani kakak yang melawan nyawa.

"Mohon pengertiannya".

Wajah adel semakin pucat,menepis siapa saja yang menghalangi dirinya untuk tidak menamani zella." Saya ga mau dok!".

"Tidak bisa, karena ini sudah aturan rumah sakit kami.Kami tidak ingin melihat ada trauma dengan kejadian seperti ini".

Adel tidak lagi menjawab.

Dengan begitu sekuat tenaga adel menghampiri zella dengan menjerit, menangisi zella yang sudah tidak ada lagi nyawa nya.

"Zella! ".Suara pintu terbuka mendapati bunda yang baru masuk langsung melepaskan barang bawaan nya.

" Bunda,ka zella".

Entah.

Kini ruangan serba putih hanya terdengar suara ramai dengan tangisan,hampa tersirat pedih sekaligus gelap.Ayah yang selama ini selalu bersikap tegar sekarang tidak lagi,siapa yang tidak menangis saat anak sulung pergi meninggalkan pahlawaannya.

Namun ayah, masih tetap menjaga bunda saat bahu itu semakin gemetar.Adel beberapa kali mengadu pada kedua orang tua nya, tapi hanya tangisan keras yang mereka jawab.

Tidak ada sandaran saat semua orang terpukul,tidak ada penghibur saat semua orang terluka.

Bertahanlah, ini ujian Tuhan untuk kita lebih kuat menjadikan sebuah alasan untuk kita bangkit kembali.

🍭🍭🍭

Zella sudah di ke bumikan dua jam lalu,keluarga besar masih berkumpul untuk sekedar mengobrol atau hanya membawa semangat agar bunda tidak lagi menangis.

Ayah bersama teman kerja nya, sedangkan adel diam dibalkon tempat dimana zella selalu berdiam menikmati angin sore.

Adel hanya memikirkan bomerang untuk kejadian beberapa jam lalu,dimana semua orang terpukul untuk kehilangan kakaknya terutama adel sendiri.Bukan sekedar luka terselimut dalam hati tetapi juga sepi nya ruangan membawa atmosfer pada perasaan adel.

Sebenarnya adel tidak ingin menangia lagi,tapi bayangan selalu melampui dirinya dengan beberapa macam kenangan bersama kakak nya kini semakin dirinya rindukan.

"Nangis lo, engga membawa ka zella balik".

Langkah gusar itu menarik diri mendekat dan menempelkan bokongnya disisi adel."kematian udah Allah atur del jangan seolah olah lo merasa bersalah".

Adel hanya sebentar menatap satria,lelaki dengan seribu penyesalan telah mengabaikan perasaan zella."Adel pengen banget minta maaf sama ka zella,tapi semua bener bener terlambat ka".

"Engga del jangan mikir macem macem,gue kesini mau kasih surat dari zella buat lo.Tolong baca yah.Gue harus pulang dulu,maaf karena ga bisa menghibur karena kita sama,saling terluka".

Setelah kepergian satria,zella menatap surat berwarna putih kecoklatan,perlahan sepucuk surat terlipat kini menjadi satu lebar besar,menampilkan jajaran tulisan rapi tersemat akan ada air mata lagi untuk keluar.

Untuk adel

Terima kasih sudah memberikan kebahagiaan dalam bentuk satria wijaya,walau itu sangat melukai perasaan kamu.

Kata maaf memang tidak bisa dibayar dengan perasaan yang kamu alami,tapi dengan mohon kakak ingin di maafkan kamu,agar kakak bisa tenang saat tidur panjang.

Disaat kakak merasa paling tidak adil di dunia ini,dalam benak kakak selalu bilang "kenapa harus aku yang sakit?kenapa harus aku yang harus meninggal?gimana ayah bunda sama adel,tanpa aku?

Tapi del semua itu musnah dalam sekejap mata,saat masalah kita bener bener renggang saat itu,kamu bisa menutupi dengan apik masalah ini.

Dan kakak sekarang percaya,kamu adalah adel yang bisa menjaga bunda sama ayah, menjadi pelindung saat mereka tua nanti. Titip mereka yah del, saat kakak pergi.

Dan satu hal,terus bersama satria.

Karena satria adalah pelindung kamu saat kakak pergi,tentang kalian saling mencintai,silahkan del kakak sangat mendukung dan seharusnya kakak dari dulu menyatukan kalian bukan menghiantai kamu.

Terima kasih,karena sudah membaca sampai sejauh ini.

Intinnya,cintai orang yang ada di lubuk hati kamu.Jangan terluka lagi,cukup kakak yang menoreh luka sama adel.

Salam sayang del.

×××

L A N G K A H  A D D E L L A  √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang