23.Langkah Hati Hati

21 5 0
                                    

Banyak orang hanya menyepele keadaan.Tapi bisa kah,kalian menghentikan waktu jika ada penyesalan?.

×××

"Satu satunya yang gue harapkan didunia ini,ka zella ga bakal ninggalin gue!".Air mata adel kembali jatuh,meninggalkan sesak yang kerap semakin menyakitkan.

"Jadi untuk apa lo disini,semua keluarga lo nung-

"Buat apa?!".Adel membentak seraya bangkit meraih payung dion dengan paksa,melemparkan kearah mana saja.Lantas dion ikut berdiri,membiarkan gadis dihadapannya menumpahkan isi hatinya.

"Buat apa kesana?gue ga bisa lihat dia sekarat.Dua bulan dion!dia ngehindar,tanpa gue tahu ka zella punya penyakit kanker otak!gue bahkan berasa kaya engga berguna jadi adik!".Adel semakin menangis nampak tidak terlihat,terlalu banyak kala air hujan membasahi wajahnya,namun mata bengkak,hidung merah dan bibir pucat membuktikan bahwa adel menangis terlalu lama."Apa gue salah,marah ke semua orang?kenapa cuman gue yang gak tahu penyakit ka zella?kenapa cuman gue?!".

Dion hanya pasrah,dada bidangnya dipukul keras oleh adel.Dia hanya mampu memanggil nama gadis itu dengan pelan.

"Adel...."

"Apa dion?gue salah yah?menghindar dengan situasi kaya gini.Gue egois...

Adel memyelesaikan sisa kalimat itu dengan bergumam,hampir terbungkam sebab wajahnya ada didekapan dion.

Dengan sadar adel sedikit menghirup udara kala sesak dan sakit terkuasi untuk hari ini.Dalam dekapan yang membuat adel nyaman,setiap tarikan udara nya terasa canggung karena udara itu bersatu dengan tubuh dion.Baju dion yang basah kuyup,membuat adel mengerti ini kah yang disebut jalan pulang,rasanya adel sangat nyaman.

"Lo ga salah del".Ucap dion,suara nya terdengar bergetar dibelakang telinga adel."Gue ngerti,tapi engga seharusnya lo menciptakan jarak.Ada beberapa alasan yang harus lo tahu,kita engga tahu kan dibalik alasan penyakit ka zella di sembunyikan?".

Beberapa detik kemudian tidak ada kata kata sebagai jawaban.Tangan adel yang semula dibiarkan bebas dibawah,kini melingkar sepenuhnya dipinggang dion.Dion melakukan hal sama sampai pelukan itu menjadi pelukan penuh.Pelukan yang membuat dion bisa mendekap adel sepenuhnya didepan dadanya.Dagunya bergesekan dengan rambut adel yang basah,namun wangi rambut adel tidak hilang.Seakan waktu untuk keduanya berhenti.

Hati dion yang semua merasa sesak kini seperti berada di taman bunga luas yang terpangpang sangat mekar.

Hatinya bener bener sesak,kala melihat adel dengan posisi terpuruk dengan hal yang mungkin dia merasa tidak seperti dianggap sebagai adik.Dengan menyembunyikan penyakit ka zella,dan tiba tiba melihat sang kakak terpuruk diatas ranjang yang dipasang beberapa selang,adel merasa itu sakit yang melebihi juntai paku terkena kaki,atau mungkin lebih menyakitkan lagi.

Tahu hal yang pasti,dion hanya bisa menjadi rumah untuk adel.Sebagai teman bagi adel ,sebagai orang yang dicintai dion.Dion akan selalu ada kala adel membutuhkannya.

Dion siap menjadi sandaran adel.

×××

Setelah setenang mungkin,adel tidak langsung menemui ayah, bunda, dan zella.Dia ingin berganti baju terlebih dahulu untuk pulang ke rumah.

Beberapa jam kemudian,adel menunggu dion,lelaki itu pun sama pulang sekaligus mengantar adel sampai rumah.

Adel berdiam diteras sambil membalas pesan dari teman seangkatan ataupun dari sma sriwijaya untuk mengucapkan selamat atas juara pertama atas dirinya dan dio

Jam menunjukan pukul delapan malam.

Bi ninah datang membawa beberapa kebutuhan untuk ayah,bunda,dan zella."Semoga non zella,baik baik saja yah non adel".

Adel tersenyum kala sesak mendominasi hatinya."Bibi do'akan yah,semoga ka zella cepat sembuh dan diangkat penyakitnya".

Bi ninah mengucapkan kata ammin adel pun melakukan hal yang sama.

Dion datang membawa senyuman merekah,dengan tergesa adel ikut membalas senyuman itu,namun hati nya kotar katir mengingat apa yang dirinya lakukan bersama dion saling berpelukan kala hujan mengguyur mereka.

"Kita berangkat sekarang".

Adel mengangguk,membiarkan barang bawaannya dialihkan ditangan dion.

Mereka sama sama terdiam,kala motor dion melaju dengan pelan.Hanya kebisingan kota jakarta yang memberikan ketenangan,membawa luka untuk melampau sementara pada diri adel.

Sampai pada lorong rumah sakit,terlihat oleh mata adel hanya satria disana dengan baju berbeda saat siang.Kadang hati adel selalu memberontak kenapa harus dion yang peduli padanya?bukan satria.Bisa kah adel memikirkan soal penyakit ka zella dibanding cinta yang tak sebanding luka sang kakak.

"Del..".Dua kali satria memanggil namanya,sekalipun adel lebih memilih untuk melihat kondisi ka zella.Bukan adel tidak mau,ka zella punya sakit yang serius dan adel tidak ingin menambahkan luka pada sang kakak,jika kekasihnya sedang bersama adiknya.

"Boleh kita bicara serius".

Lorong sangat sepi,menggema kala satria bicara cukup keras.Menghentikan langkah adel yang akan membuka knop pintu,hanya menoleh sebentar dan tersenyum,lalu adel masuk.

Mendekatkan diri,dengan langkahnya sangat hati hati,tidak ingin membangunkan ketiga orang yang sedang tidur nyenyak.

Adel melihat ayah,sedang tertidur di sofa tanpa selimut,segera adel membuka kebutuhan yang bi ninah kasih untuk menyelimuti ayah seakan kedinginan.Adel berjongkok menatap lelaki paruh baya dengan lekat,adel tahu ayah tidak menangis.Dia lelaki yang tegar,mampu menjadi sandaran untuk satu orang istri dan kedua anak gadisnya.

"Maaf,adel engga dengerin penjelasan ayah saat tadi".Mata adel menumpang dipelopak matanya,segera ia mengadah pada langit rumah sakit mendominasi putih agar tangisnya tidak menjadi isakan.


Adel bangkit melangkah melihat kesisi ranjang,bunda sedang tertidur pulas masih dengan baju saat adel lomba tadi.Wajah bunda pucat,mata bengkak itu terlihat sangat kontrak dengan hidung berwarna merah yang sedikit lagi akan menghilang.

Ka zella.

Adel tidak bisa berkata lagi,selang rumah sakit dengan beberapa alat medis itu menghalangi seluruh kencantikan azel.

Tidurnya seperti sangat nyenyak,mungkin dengan tidur seperti itu tidak akan merasa sakit atau malah merasa terganggu,dia sangat ingin melihat kakaknya membuka mata.Agar adel bisa memeluknya dan meminta tanggung jawab kenapa menyembunyikan semua ini darinya,namun karena tidak ingin merasa terusik dengan tidur azel.

Adel cepat cepat melangkah untuk keluar dengan air mata  setetes menjadi jutaian air mengalir.

×××

A.n

Kalian hargai aku lah buat vote setelah baca.

L A N G K A H  A D D E L L A  √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang