×××
"Bobi!gue ga mau tahu ni sampah harus dibuang sebelum gue masuk!".
Adel kini menahan amarah,napasnya memburu kedua tangannya dibiarkan dipinggang, diabang pintu dia terus saja mengkomat kamit mulut memberi beberapa serapah agar bobi terkutuk saja di dunia ini.
Bobi mendengar suara toa masjid itu hanya pasrah,apakah dia selalu disalah kan?jika menyuruh nya bukan Adel,bobi sebenarnya ogah membersihkan kelas kotor,
banyak penghuni tapi males berkerja.Dengan hati berat sebesar baja bobi segendut kalem pasrah,dia mengambil sapu dragon di belakang pintu,otomatis adel ada disana.
"Cepetan,gue ga mau tahu ni kelas harus bersih!".
Bobi tentu saja mendengus memutarkan kedua bola matanya."Iya bu siap,pagi pagi udah menggelegar aja kaya via vallen".
"Eh ngomong-ngomong yang piket hari ini siapa sih bob?".
"Mana gue tahu,kelas kita ga ada yang perduli sama jadwal piket selain gue dan lo!".
"Ralat lo yah, gue sih males di samain sama lo!".
Dengan cekatan karena penasaran adel melangkah akan masuk kelas,tapi alih alih di cegah oleh si bobi.
"Mau kemana lo?".Kata bobi mencegat dengan pemegang sapu,seperti siap menghunus adel.
Adel segera menepis pemegang sapu itu,mulai melangkah namun bobi tidak membiarkan masuk lagi."Adella cantik ivanamella ,lo tadi ngomong kan sama babang bobi yang ganteng ini,sebelum kelas belum bersih ga bakal masuk!".peringat bobi membuat adel terdiam sejenak.
"Oke,mumpung belum ada yang lain, tiga menit harus udah bersih,gue tunggu diluar".adel tersenyum semanis mungkin pada bobi,tas nya ia berikan pada bobi yang menganga dengan tingkah adella menyuruh seenak hidrat,memang dia siapa berani berani nya seperti itu.
Namun bobi teteplah bobi,dia pasrah melihat adel pergi dengan lambaian tangan mengejeknya.
Bobi berbalik,melihat sampah yang berserakan dimana-dimana,apakah setiap pagi bobi harus sarapan dengan sampah kelas?tidak apa apa apa,bobi menyakin kan diri kebersihan sebagian dari iman,membersihkan salah satu bentuk diet alami bagi bobi yang berbadan besar.
Namun jika tiap hari bergini,bisa mati mendadak.
"ADELLAAAAA".
Di balik tembok kelas,adel tertawa geli setelah melempar batu kecil kearah bobi lewat jendela yang memang terbuka menjahili bobi adalah hobby barunya.
Sesaat adel berdiri kepalanya terbentur dengan jendela,gadis itu mengaduh memegang kepalanya terasa sakit.Dengan gerutu sebal karena merasa dapat balasan telah menjahili orang,adella menyempatkan diri melepaskan penyelap kertas diselipkan dijendela itu ia tarik otomatis menimbulkan bunyi jendela tertutup.
"ADELL...BEGO GUE KAGETT!!".Bobi kesal sudah beberapa minggu ini, adel selalu menjahili diri nya.
Adel hanya terkikik lagi meskipun kepala nya sakit,ia terus berjalan menyusuri lorong menuju kantin perutnya perlu diisi dengan makanan lezat,dirinya belum sempat sarapan dirumah.
Setelah sampai dikantin,adel memesan bubur ayam dan segelas teh manis hangat.Saat pesanan sudah ada di meja,memilih kursi dan duduk.
Dengan cekatan adel segera melahapnya,tanpa sisa.
"Lagi apa lo?".
Adel mengadah melihat tika yang baru saja datang,duduk berhadapan."Lagi konser",kata adel dengan santai,meraih es teh manis hangat meneguknya dengan cepat."lagi makan lah dodol!".
Tika melipat kedua tangannya diatas meja,mendengus kasar mendengar ucapan sahabatnya itu."Lo ga sarapan lagi dirumah del?".
Adel membalasnya dengan cengiran lebar dan mengangguk."Gue merasa itu lebih baik dihindari,tahu gue ada disini..
"Bobi,kasian tahu dia pagi pagi udah lo suruh nyapu".Tika yang meskipun tidak sekelas dengan adella,dirinya tahu semenjak semua masalah gadis itu merasa rumit.Adel menjadi sosok gadis yang ceria,pemarah namun bermuka polos,dia kembali pada sosok adel dulu.
"Lo liat ga, tadi kelas nya udah bersih belum tik?".
"Udah".
"Yaudah ke kelas yuk!udah kenyang ni gue".
Kursi yang adel tempati berdekatan dengan jalan menuju katsir makanan,otomatis saat gadis itu beranjak dan berbalik lelaki yang sedang memesan makanan berbalik arah juga,membuat mereka bertubruk namun tidak jatuh.
"Maaf!gue ga sengaja".
Adel meringis, saat kepala nya bertubruk dengan dada bidang seorang lelaki berbadan tinggi melebihi adel sendiri,tika yang jelas melihat kejadian itu buru buru mengkhawatirkan adel.
"Lo gapapa?".
Adel penasaran siapa yang menubruk nya,berawal ingin marah marah karena baru saja beberapa menit kepala nya terbentur oleh jendela,sekarang malah di tambah lagi sakitnya,
"lo ga-dion!".Seketika wajah adel membulat.
Lelaki seminggu lama nya adel hindari,dimana kejadian dua minggu kemarin di taman bunga, membuat adel merasa dion pantas di jauhi dulu,karena bagi adel dion harus percaya diri dan engga seharus nya dion memaksa adel begitu saja.
"Sakit ga?ada yang luka?".Kali ini bukan tika yang mengucapkan nada khawatir itu,tapi dion seraya memegang kedua pundak adel
Namun adel menepis secara pelan." Engga apa apa ko dion,".memaling kan wajah nya menatap tika."Ke kelas kuy,bentar lagi masuk".
Dion mencegah pergelangan tangan adel,selangkah saat adel ingin meninggalkan kantin."Maaf del,atas kejadian kemarin".
"Dion gue mohon,".Adel menghela napas panjang saat menatap lembut dion,secara perlahan tangan nya dibiarkan bebas dari tangan dion.
"Kalau elo mau maafin gue sekarang,pulang biar gue anter".
Adel hanya bergumam lantas pergi disusul tika,dion yang mengerti respon adel berarti jawaban itu iya,satu kesempatan yang harus ditata baik baik.
×××
A.n
Berasa ada ngeganjal dihati,gatau apa.Hehe..
Ngerasa digantung ni kaya Jemuran kering.Oke gw hrs nampar diri sendiri,gaada yang nunggu cerita ini,toh.Gappa aku iklas Yaallah.
Btw jangan lupa yah baca ADIBA yang super dilema.
KAMU SEDANG MEMBACA
L A N G K A H A D D E L L A √
De TodoTerlalu sulit untuk melupakan hal yang sudah terjadi,tapi terkadang hal untuk pergi dari sebuah kenyataan harus adel lakukan. Adel melangkah dalam keadaan sendiri, namun ada satu semesta bilang. "Gue pengen lo jadi satu satu nya gadis,yang engga ak...