×××
Maju, mundur, maju dan mundur.
Aish!
Kenapa jadi macam sahrini sih,tubuh adel bergetar efek kemarin.Menemui dion ke kelasnya saja membuat urat tidak malu nya menolak.Repleks adel menampar bibirnya sendiri dan menggerutu.
Ah sakit juga.
Mata nya kini tidak lepas dari jendela kelas."Gawat!mati gue!".Gerutunya saat matanya kini bertemu dion yang sedang keluar kelas.
Adel secepat kilat berbalik menghindar adalah cara yang terbaik,suara langkah kaki tersentuh lantai itu kini sedang mendekat ke arah nya,repleks adel menutup matanya,jantung nya berdebar tak karuan.
"Kemarin malam,gue bener bener hilap.Sumpah gue-
" Adella".
Suara itu,bukan suara dion.Adella membuka matanya secara otomatis."ka.. Satria? ".Tampang adel heran.
"Acara hari ini sama zella, ingat? ".
" Hah?oh ya..tentu".
"Jadi pulang bareng gue yah".
" Apa?maksud adel,mau bareng dion".
Satria mengangguk,adel diam mau pergi ga enak.
"Yaudah,gue duluan".
Setelah melihat punggung satria pergi dari hadapan adel,dia bergegas mencari dion di ruangan kelas.Pikir adel pasti tidak ada, dion pasti sudah keluar.Perasaan adel kini ga enak,dion pasti melihat dirinya dengan satria dan pergi tanpa adel.
Adel menyusuri lorong,berniat untuk ke parkiran semoga dion masih menunggunya.Ditengah perjalanan mencari dion,tika yang sedang berlari berhenti melihat adel."Belum pulang del?".
Adel ikut berhenti,mata nya tidak lepas mengarah kanan kiri."iya ni,masih nyari dion".
Tika mengangguk."Setahu gue pas tadi gue poto kopy kertas,dion udah pergi".
"Masa sih tik".
" Iya,yaudah deh gue duluan.Salam buat ka zella yah.Belum bisa cenguk malu gue".
"Ck..gapapa lo kan sibuk, nanti gue salamin.Kapan kapan maen.Sahabat gue terlalu sibuk yaelah".
Tika pergi dengan tergesa gesa.Adel kembali jalan, melihat pergelangan tangan nya jam menunjukan pukul enam sore.
Sampai gerbang pun,tidak ada tanda tanda dion masih disekolah.Baik,adel akan naik taksi daripada keburu sore.Dengan tergesa adel segera menghampiri halte,pukul enam sore mana mungkin ada taksi lewat.Bus pun sudah sedaritadi lewat.
Suara klakson mobil,menganggetkan adel dari rasa ke khawatiran.Kaca mobil terbuka menampilkan senyum satria yang mengembang."Dion kayanya udah pergi.Pulang bareng gue aja del."Tawar nya sedikit memohon.
Adel mempertimbangkan ajakan satria,beberapa detik kemudian adel mengangguk dan segera memasuki mobil.
Untuk keberapa kali adel, naik di mobil satria.Kali ini sangat beda,bener bener canggung.
"Udah bawa hadiah?".Satria bertanya.
Otak adel gerecep,mana bisa sampai lupa bawa hadiah." Belum ka".Ucap adel.
Sebenernya hari ini,hari perayaan kepulangan zella dari rumah sakit.Memang, sangat aneh zella ingin merayakan kepulangan nya bersama adel, dion, dan satria.Untuk makan malam bersama.
"Adel lupa,nanti saja.Waktu masih panjangkan".Tidak ada tanda tanya,melainkan yang keluar dari mulut adel adalah kata pedas.
Satria mengangguk," Iya juga,tapi ga masalah kasih hadiah buat kakak lo sendiri,yah buat berterima kasih karena dia udah baik baik aja sekarang.Tenang aja, gue bawa hadiah dua,sengaja.Lo pasti lupa".Satria menunjukan kearah belakang mobil, terlihat sama apa yang dikatakan satria ada dua kado.
"Bukan kah itu,hadiah yang kakak pilih sendiri?" .
"Isi nya bukan bom ko", gurau satria, " Yang penting zella suka".Lanjut nya.
Adel tersenyum masam."Tentu,tapi itu ka satria yang pilih.Jadi,bilang aja itu kado lebih".Adel melihat satria dengan senyum terpaksa."Boleh adel turun disini ka?".Lanjutnya.
Satria bener bener berhenti,melihat sekeliling luar.Tanpa disadari,mereka telah sampai dirumah adel.
Tanpa permisi,adel keluar dari mobil satria.Lalu berjalan tanpa menoleh sedikit pun.
"Gue sayang lo".Pengakuan dengan nada berteriak itu milik satria,adel otomatis menghentikan langkah lalu menoleh." Gue cinta sama lo,tapi- "lanjutan ucapan satria berhenti karena ketawa keras adel.
Adel masih tertawa,menertawakan lelaki yang ada didepan nya sekaligus menertawakan dirinya yang masih saja terhipnotis dengan pengakuan itu.
Beberapa menit,tawa adel berhenti mengatur napas nya perlahan.Tidak lupa menghapus sisa air mata nya karena terbawa suasana. Entahlah,adel tertawa atau menangis.
Baru saja adel ingin mengatakan sesuatu,raut wajah nya tiba tiba berubah menjadi terkejut,
Merasa aneh, satria mengikuti arah pandang adel,dengan terkejut sama sama,seorang gadis dengan nyaman duduk di kursi roda nyaksikan ucapan satria beberapa menit yang lalu.Adel bungkam,satria menghampiri zella tanpa rasa bersalah."Kamu dari mana zel?".
Bukan nya marah atau meminta penjelasan,zella justru tersenyum hangat dan menjawab pertanyaan satria."Aku sumpek di rumah dan kalian berdua belum datang,kebetulan dion ajak keluar,".Melirik kearah belakang dan melajutkan."Tapi dion minta izin entah mau kemana.Oh yaudah,aku mau masuk tolong dorong yah sat".
Satria meng iyakan,segera mendorong kursi roda itu secara perlahan.Adel segera menghampiri kakak nya,"ka?".
Zella lagi lagi tersenyum."Jemput dion del,kasian dia bawa kantong belanjaan banyak banget".
"Tapi ka".Namun satria meng isyarat untuk adel tiruti saja kemauan zella.
Adel mengangguk,mata adel fokus pada kakaknya.Banyak sekali alasan yang ada di otak nya sekarang,mengapa zella mengabaikan pengkuan satria.Ingin adel,zella harus minta penjelasan agar semua kesalahan pahaman ini tidak menjadi cerita berkepanjangan.
Saat adel melangkah hanyaa beberapa saja,dion sudah berdiri dengan membawa kantong belanjaan di tangan kanan dan kirinya.
Adel berusaha menyembunyikan peristiwa yang tiba tiba ini pada dion,adel tersenyum dan berlari kecil menghampiri dion.
"Gue harus nya marah sih sama lo,ninggalin gue gitu aja".Kata adel dibalas dion hanya muka datar dan meninggalkan adel begitu aja.
" Ko ninggalin,emang iya sih gue.. Tapi kan gue minta maaf..gue malu banget jadi..
Dion berhenti lalu menoleh,lalu tersenyum lebar hanya dua detik. Segera menyodorkan dua kantong sekaligus."Emang lo itu manusia lengkap punya nyali dan rasa malu".Setelah mengatakan itu,dion kembali meninggalkan adel.
"Ih dion berat,iya gue punya salah.Emang,tapi dion gue berat".
Namun dion hanya menganggap angin lalu,tangan nya ia ajung kan ke atas dan setelah nya melambaikan tangan.
" Sial".Adel mengumpat dengan membawa dua kantong belanjaan
×××
Anyong. 939 kata. Itu butuh 1 bulan hehhe buat mikir.Semoga puas, bentar lagi end.Abdi ga mau terbebani sama cerita yang udah dua tahun ga kelar kelar.
Salam dari pecinta drakor.Rekomendasi drakor dong hahaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
L A N G K A H A D D E L L A √
RandomTerlalu sulit untuk melupakan hal yang sudah terjadi,tapi terkadang hal untuk pergi dari sebuah kenyataan harus adel lakukan. Adel melangkah dalam keadaan sendiri, namun ada satu semesta bilang. "Gue pengen lo jadi satu satu nya gadis,yang engga ak...